TRUE CELEBRITY 25 - RENCANA RONALD

198 21 0
                                    

Jika waktu bisa gue putar kembali, gue bakal pilih nggak ketemu lo sama sekali. Daripada harus berpisah, ketika diri lo mulai berarti.

-SILYA MP-

🌹🌹🌹

Semalaman suntuk Silya tak bisa tidur. Pikirannya selalu terbayang bagaimana reaksi Dilya ketika tahu bahwa ia mencintai Rizal. Silya tak sanggup untuk menjelaskannya nanti pada Dilya ketika semuanya terbongkar. Silya bangun di tengah malam mendekati waktu subuh. Lingkaran hitam di bawah matanya cukup terlihat. Tenang di saat dirinya bersalah adalah hal yang mustahil. Apalagi beban kesalahan yang ia tanggung saat ini adalah pengkhianatan pada saudara kembarnya sendiri. Silya tak tahan lagi, ia bangkit dari tidurannya.

"Gue harus menyudahi ini semua. Iya, gue nggak bisa berdiam diri lagi. Ini salah, gue nggak seharusnya gini. Dilya mengharapkan gue agar bisa buat Rizal berubah dan menepati janjinya nikahin dia. Tapi gue malah kayak gini. Nggak tau diri suka sama pacar orang. Nggak, gue harus sudahi ini semua. Gue harus telepon Didil," monolog Siilya mantap. Ia meraih ponselnya dan menghubungi Dilya saat waktu menunjukkan pukul 3 pagi.

Sementara Dilya sangat nyaman dengan selimut yang membalut dirinya. Tiba-tiba ponselnya berdering, Dilya sedikit terusik akan hal itu. Dering kedua barulah Dilya mau tak mau membuka matanya. Meraih ponsel di atas nakas dan mengernyit heran melihat nama siapa yang tertera di sana.

"Kak Sisil telepon malam-malam gini, ngapain?"

Menuntaskan rasa penasarannya, Dilya menerima panggilan itu.

"Halo, Kak Sisil?"

"Halo, Dil. Maaf gue ganggu malam-malam gini. Ada sesuatu yang penting banget yang harus gue sampaikan."

"Harus sekarang banget ya, Kak? Ini masih malam, Ilya ngantuk."

"Nggak bisa, Dil. Gue nggak bisa tunggu sampai besok. Semalaman gue nggak bisa tidur karena mikirin ini."

"Emangnya ada apa, Kak?"

"Soal perjanjian kita, Dil. Apa enggak kita hentikan aja, Dil? Kayaknya ini salah banget deh. Gue takut kalau bohong terlalu jauh, bisa buat masalah besar. Jadi sebelum semuanya terbongkar, kita diam-diam tukar peran aja. Lagian Rizal udah punya kepastian kok buat lo. Katanya minta waktu 3 bulan lagi ngumpulin uang buat nikahin lo. Gimana, Dil?"

"Y-yah ... emang nggak bisa ditunda dulu, Kak? Baru aja Ilya dapat tawaran film dan disuruh pilih peran sendiri. Ilya juga udah nentuin yang mana Ilya sanggup peraninnya. Masa nggak jadi sih, Kak?"

"Terus gimana? Ini salah, Dil."

"Dari awal ini sudah salah, Kak. Tapi Kak Sisil yang maksa. Kita udah terjun bersama, Kak. Mundur atau maju sama aja. Atau gini deh, kasih waktu Ilya sebentar lagi. Usai selesai film baru ini, Ilya bakal setuju kita sudahi semuanya. Gimana?"

"Ya udah. Terserah lo. Yang penting gue udah bilang mau udahan. Dil, sebelumnya maafin gue, ya? Maaf banget."

"Ngapain minta maaf? Kak Sisil nggak salah. Udah ya, Kak. Ilya ngantuk banget dan besok harus kerja buat pemotretan."

"Oke, Dil. Good luck, ya. Jangan lupa pelajari akting dengan baca buku yang gue koleksi. Ada beberapa buku yang gue punya, pasti sangat menunjang akting lo. Bye, Didil."

"Iya, Kak. Sudah Ilya baca. Bye juga, Kak Sisil."

Silya menurunkan ponsel dari telinganya. Terdiam dengan pikiran yang berkecamuk. Ia sudah mendengar secara langsung bahwa Dilya ingin melanjutkan peran mereka. Tetapi Silya tak yakin bisa menahan perasaannya pada Rizal jika ini terus berlanjut.

TRUE CELEBRITY [COMPLETED]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz