Namun, setelah lima menit sudah mereka larut dalam kecanggungan. Keduanya sudah merasa tak nyaman, lantas membalikkan badan dan menengokkan wajah secara bersamaan.

"EH" kaget Keduanya.

Mereka bertatap tatapan beberapa detik saja.

Anna yang tersadar langsung mengubah mimik wajahnya sok garang, "Apa lo?!"

Bintang menatap Anna lekat, lalu menjawab dengan wajah serius. "Na, kawin yuk?"

••• ••• •••

"LO!!"

Gerhana yang mendengar pekikan kencang milik Indara pun memegang telinganya yang berdengung.

"goblok, lo mau gendang telinga gue pecah hah?!" hadrik Gerhana yang masih memegangi kupingnya.

"yee, lo ngapain ke rumah gue hah?!" tanya Indara sarkas.

Dia cukup terkejut dengan keberadaan Gerhana yang tiba tiba saja datang ke rumah lama nya.

Gerhana tersenyum penuh arti, "nanti lo tau, udah sana minggir gue mau masuk" usir Gerhana.

"ogah ogah, ini rumah gue. Gausah sok kenal" tolak Indara menghadang Gerhana yang ingin masuk.

"ntar juga jadi rumah gue" jawab Gerhana santai.

Indara hendak melayangkan protes. Namun, sebuah suara mengurungkan niatnya.

"aduhh kenapa si Raa, lama banget i--Eh Gerhana, sini masuk" ucap Aira yang masih memegang lap di tangannya. Menyuruh Gerhana masuk.

"iya tante, awas lo!" ramahnya pada Aira dan di akhir kata sinis menabrak pundak Indara dan kemudian menyelonong masuk mengikuti Aira.

Sedangkan Indara masih di depan pintu sambil menggaruk garuk tenguknya yang tidak gatal, "Gerhana? Kek pernah denger" gumam Indara merasa dejavu.

"INDARA SAYANG, SINI" teriak Aira dari arah dapur.

Indara yang mendengar teriakan ibunda tercinta nya pun segera menuju ke dapur agar sang ibu tak mengamuk.


Dirinya dibuat ternganga dengan pemandangan di depannya, Gerhana yang tengah di suapi Aira dengan kasih sayangnya. Bagaimana ibunya bisa mengenal bocah tengik itu? Pikir Indara heran.

Aira yang merasakan ada seseorang yang baru masuk pun menengok dan mendapati Indara yang tengah menatapnya heran. Tersenyum, dia segera bangkit menemui anak pertamanya.

"aduh Ra, kamu ini ngapain coba berdiri terus di sini? Duduk yuk" ajak Aira menuntun Indara duduk di kursi sebelah Gerhana.

Indara hanya terdiam kikuk, dia masih bingung dengan suasana ini.

"ma, mama kenal sama si tengik ini?" tanya Indara langsung menunjuk Gerhana yang saat ini makan dengan santai.

Aira membalasnya dengan tersenyum simpul, "jadi mama mau kalian berbicara terbuka, mama tau kok salah satu dari kalian pasti udah inget" tutur Aira lalu bangkit dari meja.

Indara yang melihat Aira bangkit pun kebingungan, ini sebenernya ada apa sih?!

"maa, ini maksud mama tu apa sih?" tanya Indara kesal.

Aira hanya tersenyum, "Ger, kamu jelasin yang sejelas jelasnya ya" ujar Aira pada Gerhana yang di balas anggukan sopan.

"iya tante" balas Gerhana tersenyum.

"kamu Ra, harus percaya apa yang di omongin orang yang di samping kamu ya?" tintah Aira pada Indara yang di balas tatapan protes.

Sebelum Indara protes, Aira lebih dulu pergi meninggalkan ruang dapur menyisakan Indara yang misuh misuh sendiri dan Gerhana yang hanya asik pada makanannya.

"gabener emang noh emak emak, aelah" kesal Indara yang merasa di ghosting.

Indara lalu menoleh pada Gerhana yang saat ini masih saja asik pada makanannya, kampret emang.

"woi babik, lo mau ngomong paan cepet!" tintah Indara yang ingin cepat cepat masuk ke kamar untuk melihat film sofia. Katakan saja itu kekanakan, namun dia tak peduli.

Gerhana masih saja santai seolah tak menyadari yang berada di pinggirnya sudah kebakaran jenggot sejak tadi.

Indara menggeram gemas saat Gerhana dengan santai sekali memakan makanannya saat dirinya butuh jawaban.

Saat makanannya habis, Gerhana mengambil minum lalu meneguknya hingga kandas. Dia duduk kembali dan menghadap Indara yang saat ini memasang wajah naber nya.

"gue ga basa basi, gue Gerhana bukan Aksa, gue temen masa kecil lo" jelas Gerhana dengan tampang santainya.

"oh, oke. Padahal cuma gitu doang elah, ganggu gue sama princess Sofia aja lo!" sarkas Indara lalu bangkit dari duduknya. Berbalik hendak melanglah namun sebuah kalimat yang mampu membuat Indara menegang.

"dan, gue Rajandre. Rajandre Aktama Adijaya, pacar dan jodoh seorang Cindaraxe Shiva Arbintara" jelas Gerhana tersenyum miring mendapati Indara yang tengah menegang.

Dengan pelan dan masih shok, Indara berbalik mendapati wajah Gerhana. Tiba tiba dia mendekat dan menarik kerah Gerhana, "lo! Gak usah ngaku ngaku ye njing" sentak Indara dengan marah.

Gerhana tersenyum, "lah? Emang lo inget?" tanya Gerhana dengan alis terangkat.

Mendadak Indara terdiam, dan itu membuat Gerhana yakin jika Indara...

TBC.
.
.
.
.
.
.
.
.

Gatau ngomong apa gue, hehew.

Back To Baby[END]Where stories live. Discover now