Part 17 | Lukacita

4.5K 911 442
                                    

Sebenarnya setiap orang menjalani hidup dua kali. Kehidupan keduanya dimulai saat dia menyadari bahwa dirinya hanya hidup sekali, lalu berani mengubah keadaan dengan mengambil keputusan yang sebelumnya ragu dia jalani.

_______________________________________









Pinguin00
Have you ever met someone who really likes to extremely confuse you, anger you to death, and defeat you at the same time?




Tukang bikin mumet, sombongnya tidak ketulungan, hobi mengkritik orang adalah nama lain villain di dunia Ana.

Biang Kerok: Rhodeo 'Berewok' Algavian.
Korban: Ana.
Diagnosis: Puyeng dan depresi karena motivasi.




Oh.Pian
Not yet, tapi kupikir jawabanku akan berbeda kalau sudah bertemu kamu, hahaha.




Joke cracker as always, but she doesn't feel like laughing at this time. Atensi Ana masih berjibaku pada kata-kata Deo kemarin. Ia jadi bingung harus memercayai cerita Deo atau tetap berpegang teguh pada kesetiaannya terhadap Radean.


Pinguin00
Pian, semisal kamu dihadapin sama dua kutub dan hidup di tengahnya sebagai pinguin. Pinguin itu lebih suka main ke kutub yang hangat ketimbang kutub yang dingin dengan stalaktit es di mana-mana. Lalu suatu hari, pinguin itu nyoba main ke kutub yang dingin. Ada banyak cerita yang dia dapet dan bikin bingung... apa kutub yang hangat itu sebetulnya palsu?

Butuh lebih dari sekadar keberanian untuk mengetik ini. Jantung Ana kebat-kebit memikirkan betapa kurang ajarnya dia mencurigai Radean yang selalu ada untuknya.



Oh.Pian
Pinguin itu seharusnya percaya pada kutub yang punya alasan paling rasional. Dan lagi, sejak kapan pinguin bisa hidup lama di kutub yang hangat?


Makjleb! Balasan tersebut serta-merta menembak kesangsian Ana. Beragam protes siap diketik olehnya ketika pop-up notifikasi Wasap menghentikannya.

Si Berewok
Kamu lupa membawa obat kamu, Ana. Sengaja ya supaya sembuhnya lama biar saya jadi Mister Babu terus? Tidak mau tahu! Meet me at Eleven Resto dalam sepuluh menit atau saya buru kamu ke Verizon sekarang juga!


Ana terlonjak bangkit dari bangku pantri. Setaaan! Baru juga digibahkan dalam hati, spontan nongol tanpa salam pembuka. Ia panik seketika.

Datang ke kantor? Walah, Deo mau membuat Ana mati kutu diberondong pertanyaan teman-teman sekantornya?

"Lila, saya mau makan siang di luar. Duluan, ya," pamit Ana, buru-buru menyambar dompet. Ia baru sampai di ambang pintu kaca ketika Dinda berseru mencegatnya.

"Eh, An, gue entar juga keluar agak lama sama Sia buat nemuin klien. Abis jam makan siang, lo bantuin gue ngerjain daily report, ya?"

Dang it! Menaklukkan gurun pasir, menerjang banjir, dan membelokkan arah mata angin adalah jenis keterampilan dasar yang wajib dimiliki junior. Para senior di kantor teramat suka menghibahkan jatah pekerjaan mereka tanpa memedulikan posisi yang dikasih tugas sedang seperti apa.

Ana hanya mengiakan. Ya woles sajalah, dari kemarin anak keuangan memang sedang disibukkan dengan lanjutan kasus gudang Sumatera. Ia memilih lanjut memburu waktu.

"Terlambat dua menit tujuh belas detik." Vonis si Berewok menyambut Ana begitu tiba di Eleven Resto. Paru-parunya serasa terbakar. "Muka kamu kusut sekali, Ana. Nih, tisu untuk mengelap keringat supaya kejelekan kamu berkurang lima persen."

With Luv, Ana [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang