MENYUSAHKAN

80 20 4
                                    

Setya mengetuk pintu rumah Setyo sambil sesekali menguap lebar. Tak lama Yerin membukakan pintu dan mendapati wajah bantal Setya dengan mata yang setengah terbuka.

"Eh, Bang Setya. Masuk, Bang! Tuh, adeknya di ruang tengah lagi tiduran."

"Ck, nyusahin banget," sahut Setya masuk ke dalam rumah Setyo.

Setya melihat Setyo yang meringkuk di atas sofa. Wajah adiknya itu tampak pucat. Setya menghela napas sambil berjalan lebih dekat. Setya menguncang sedikit badan Setyo.

"Yo, bangun. Ini gue Setya. Ayo bangun!"

"Ck, apaan sih. Ganggu deh."

"Kan tadi lo minta gue ke mari, Setyo! Buru lo mau apa?"

"Mau Bang Setya," sahut Setyo masih dengan mata terpejam.

"Ck, Yerin. Ini Setyo gimana ceritanya bisa kayak gini!" tanya Setya pada Yerin yang ada di sekitarnya.

"Dia makan kangkung, Bang."

"Kan lo udah tau Setyo nggak bisa makan kangkung. Kenapa dimasakin kangkung sih."

"Bukan Yerin, Bang. Tapi nenek yang salah alamat. Setyo pikir dia neneknya Yerin. Makanya mau aja makan masakan dari nenek itu. Gini deh hasilnya," sahut Yerin menjelaskan.

"Fiks, lo bakal susah. Dia kalau sudah kayak gini, nyebelinnya tingkat dewa. Nggak bisa dilawan," ucap Setya duduk di sofa.

"Terus harus gimana toh? Yerin aja masih marahan sama Setyo. Habisnya Setyo ngomelin Yerin terus. Padahal udah diurusin baik-baik."

"Kalau aja badan gue gede, udah gue gotong nih anak. Ya udah, panggil dokter Irwan aja nanti. Eh, kirimin pesan aja biar nggak ganggu. Semoga aja beliau mau datang nanti pagi ke sini."

"Iya, Bang. Ya udah, Yerin masuk kamar duluan, ya. Yerin udah ngantuk banget."

"Hmm."

Setya merebahkan dirinya di sofa yang lain. Baru saja Setya ingin memejamkan mata, suara Setyo kembali terdengar.

"Bang. Bang Setya, gue haus."

"Ck, dari tadi kek," sahut Setya bangun dari posisinya. "Air putih hangat atau dingin?"

"Cola, Bang."

"Gue kasih air got sekalian. Udah tau perut nggak sehat," sahut Setya berjalan menuju dapur.

Setya kembali dengan secangkir air putih hangat di tangannya.

"Nih minum," ucap Setya menaruh air itu di atas meja.

"Gue laper deh, Bang."

"Kalau aja ada batu, gue minta dia telan lo sekarang. Esok aja, gue beliin bubur ayam."

"Ck, gimana gue mati malam ini dan nggak sempat makan?"

"Ya nggak bakal kelaperan juga pas sudah mati," sahut Setya gemas.

Setyo bangkit dari posisi rebahannya. Menatap Setya dengan tatapan dingin. Setya juga menatap Setyo dalam diam.

"Kenapa lo?" tanya Setya.

"Gue nggak mau tidur, Bang."

"Kenapa emang?"

"Gue pan lagi sakit. Lo nggak liat apa," sahut Setyo pelan.

"Lah terus? Justru lo lagi sakit, banyakin istirahat. Besok lo diperiksa sama dokter."

"Gue nggak mau tidur. Gue nggak mau kembali ke jaman di mana lo jadi raja dan suaminya Leha. Gue nggak sanggup menyaksikan bini gue sama orang lain selain gue. Biar kata Leha nyebelin se-Antariksa, Leha tetap di hati gue, Bang. Gue nggak mau dia sama yang lain. Apalagi sama ELU!"

SETYO FAMILY [COMPLETED] Where stories live. Discover now