Comeback Again

161 26 21
                                    

Setya erhenti di depan sebuah toko. Bukan untuk membeli sesuatu, hanya berniat menepikan mobil untuk menelepon teman-temannya.

Halo, Bro. Tumben telpon, ada apa?

Adek gue, hilang. Kali aja lo bisa bantu.

Hah? Seriusan lo? Udah gede masih hilang aja?

Lo cuma perlu anggap dia masih bocil. Kata bininya dia diculik. Gue masih belum paham, jadi gue mau minta bantuan lo. Kasih tau yang lain juga.

Oke, Bro. Nanti gue kabarin yang lainnya. Baek-baek lu.

Oke, Thanks.


Setya menutup sambungan teleponnya. Pikirannya masih berkelana mencari tahu siapa dalang sebenarnya.

"Apa lawan perebutan tender itu, ya?"

***

"Bang ... Bang ... tolongin gue napa. Biasanya elu kan yang gue repotin. Kenapa kagak cari gue si," ucap Setyo menggema di ruangan itu. Matanya masih tertutup oleh kain sialan itu. Pria yang sempat memukulnya itu tidak kembali sejak tadi.

"Na ... Nananana ... nanana ...." Setyo bersenandung untuk mengurangi rasa takutnya. Entah mengapa ia merasa ada seseorang di sampingnya, berbisik mengerikan, lalu meniup kulit lehernya.

"AAAAAAaaaaa! Gue takut, Bang! Gue nggak kuat, tuuulong!" amuk Setyo menendang-nendang udara.

Setyo terdiam begitu mendengar pintu terbuka. Beberapa detik kemudian terdengar derap kaki mendekat. Setyo mempertajam pendengarannya untuk memantau sekitar.

"Om, itu kah dirimu?"

"Apa kabar, Tuan Setyo? Lama tak bertemu, hmm."

Setyo terdiam, ia terkejut mendengar suara amat familiar itu. Suara yang hampir sama dengan ayahnya.

"Kenapa? Kaget ya bisa denger suara Om lagi? Keponakan Om memang nggak pernah berubah. Ahaha ...."

"O-om Andri ... Om udah bebas?" gugup Setyo. Mendadak tubuhnya kaku mendengar suara tawa itu.

"Iya, Nak. Om bebas cepat berkat orang-orang yang sayang sama Om. Juga ... untuk menyalurkan rasa yang terkubur. Tentu kamu nggak lupa siapa dan apa yang menyebabkan Om dan Tante Siska dikurung di tempat sialan itu, kan?"

"O-om Andri saudaranya Ayah, itu udah lama loh, Om. Lagian itu juga karena salah Om juga, kan? Di penjara ngapain aja? Kagak ada kepikiran tobat, kah?" kata Setyo mengundang tawa Andri kembali.

"Ahahaha ... keponakan Om gemes banget, ya?"

PLAK

"Duh ... kok ditampar? Jahat ih," ringis Setyo mengaduh.

"Ini balasan kamu berani lancang!" ketus Andri. Tangannya dengan kasar membuka penutup mata Setyo. Barulah Setyo bisa melihat wajah familiar di hadapannya, yang berbeda hanyalah kumis yang mulai menumbuhi wajah saudara kembar ayahnya itu.

"Terus Om mau apa? Saya keponakan Om sendiri loh. Lagian kenapa nggak damai sama Ayah aja sih. Saling maaf sebelum mati!"

PLAK

SETYO FAMILY [COMPLETED] Where stories live. Discover now