Persaingan

190 30 47
                                    

Setyo yang baru selesai makan, lantas bersandar di kursi kekenyangan. Tangannya meraba ponsel di samping ia duduk. Sebuah kebiasaan setelah tak melihat ada chat yang masuk, Setyo menggeser melihat pembaharuan status. Ternyata ada status terbaru dari Yerin. Setyo langsung menegakkan tubuhnya.

"Gue lihat nggak ya? Tapi kalau gue lihatin, dia pasti geer. Pasti deh dia mikir gue kangen sama dia. Apaan! Gue nggak kangen tuh," celoteh Setyo julid.

"Tapi kalau dilihat dari luar, kayaknya ini foto sama Tatan dan laki nih. Apakah foto gue bersama mereka? Berarti Leha pajang kode dong buat gue biar baikkan? Pasti dong!" ucap Setyo segera menekan pembaharuan status Yerin.

Senyum lebar Taehyung luntur, berganti dengan mangap yang lebar entah berapa senti itu. Bersamaan dengan itu Setya datang dan terheran melihat adiknya. Kesurupan jin sepi, kah?

"Kenapa lo, Yo? Jangan ngadi-ngadi kelakuan kalau nggak mau kemasukan," ujar Setyo duduk kembali.

"Bang ... gue nggak salah lihat nih?" tanya Setyo tanpa mengalihkan pandangannya pada ponsel.

"Kalau mata lo katarak sih. Bisa jadi."

Setya terkejut melihat Setya tiba-tiba bangkit dan menarik tangannya.

"Apaan nih main giring gue aja!"

"Lo harus ikut gue, Bang. Gue nggak bisa diginiin. Gue nggak mau kalah sama Leha!" omel Setyo masih menyeret Setya keluar rumah.

"Astaga tuyul tinggi! Berhenti nggak!"

"Nggak, Bang!" pekik Setyo menoleh ke arah Setya. "Gue nggak mau ngalah. Lo harus temani gue cari cewek buat diajak foto. Sebab apa? Leha saat ini sedang foto bareng sama si Chendol pahit di taman sama anak gue!"

Setya menatap datar, lalu menghempaskan tangan Setyo.

"Lo urus aja rumah tangga lo sendiri. Siapa suruh kawin muda. Gini kan kalau sudah berantem kek bocil! Persis kek Tatan sama Hana tuh. Sadar nggak sih dia cetakan dari kalian," omel Setya. Lalu berjalan menuju mobilnya.

Setyo tak mau kalah, ia berdiri di depan mobil Setya. Setya menahan emosinya sedari tadi.

"Minggir nggak lo! Gue tabrak nih?!" ancam Setya.

"Tabrak aja, Bang. Itu juga kalau lo mau jadi orang gila setelah ini," sahut Setyo cuek.

Setya menghela panas pasrah. Ia terpaksa mengalah lagi hari ini.

"Emang lo mau ke mana? Mandi aja enggak. Malu-maluin!" tanya Setya malas.

"Kita ke taman komplek, Bang! Gue bakal hubungi staff cewek gue," sahut Setyo masuk ke dalam mobil Setya.

"Sumpah ya, Yo. Dari zaman tua sampai zaman modern gini, baru kali ini gue nemu keluarga modelan kayak elu!" celoteh Setya menoleh ke belakang.

"Jalan, Bang! Cepetan!"

"Ck, untung adek gue. Kalau bukan sudah gue baku hantam lo!" sahut Setya. Lalu menjalankan mobilnya.


Sementara Yerin kegirangan setelah melihat Setyo membuka statusnya. Ia bahkan sudah seperti orang kasmaran memandangi layar ponselnya.

"Mampus lo, Setyo! Tau kan gimana rasanya cemburu. Gimana rasanya dicuekin sama bini sendiri. Tau kan lo!" omel Yerin pada ponselnya.

"Gue yakin setelah ini, dia bakal ke tempat gue berpijak sekarang. Terus tarik tangan gue dan bilang Sayang, ayo kita pulang! Ahahahah. Gue yakin dia bakal kapok buat gue ngambek!"

Yerin tak sengaja melihat Setyo keluar dari mobil Setya. Yerin tersenyum girang, lalu memasang mimik pura-pura tak tau apa-apa.

Saat Setyo hampir melewati Yerin yang duduk di kursi, gadis itu pura-pura sibuk dengan ponselnya. Sedetik kemudian Yerin mengangga tak percaya. Setyo melewatinya? Yerin jelas melihat dengan mata kepalanya sendiri suaminya menghampiri cewek berambut pendek dengan lipstik merah yang tebal. Yang membuat Yerin makin emosi adalah cewek itu ternyata Lisa—salah satu staff di kantor Setyo.

"What! Apa Setyo selama ini selingkuh dari gue sama cewek menor itu?" pekik Yerin tak menyangka.

Yerin kembali menoleh, tampak suami tengilnya itu cengegesan di hadapan wanita lain. Yerin tanpa sadar meremas kuat ponselnya sendiri. Sampai ia tak menyadari Tatan dan Cheno yang baru datang.

"Yerin, cilok buat kamu," ucap Cheno. Namun sama sekali tak didengar cewek itu.

"Bunda kenapa sih diem aja?" tanya Tatan. Lagi-lagi Yerin tak menyahut. Membuat Tatan kesal saat itu juga. "BUNDA!" pekik Tatan. Barulah Yerin sadar, bersamaan dengan Setyo dan Lisa menoleh ke arah mereka.

"Eh, Chen.  Maaf tadi melamun. Makasih ya ciloknya. Pasti ini enak banget," ucap Yerin tersenyum. "Ayo kalian berdua duduk. Nggak nyangka kamu baik banget bawain aku cilok kayak gini. Aku suka loh," celoteh Yerin lagi.

"Iya. Sama-sama."

Sementara Setyo yang melihat itu, merasakan sesuatu yang terbakar dalam hatinya. Lantas Setyo berdiri dari duduknya.

"Lis, lo tunggu di sini dulu ya. Gue mau beli jajanan buat kita. Awas lo kabur. Saya potong gajih kamu 90 persen," ujar Setyo seraya beranjak dari hadapan Lisa.

"Apa? Nggak gila tuh boss aneh. 90 persen cuma karena ninggalin dia jadi obat nyamuk?" gerutu Lisa kesal.

Tak lama Setyo datang juga. Lisa yang kebetulan melihat Setyo dari kejauhan lantas mengangga tak percaya. Begitupun Yerin, Tatan, dan Cheno yang ikut melebarkan pupil matanya. Dengan angkuhnya Setyo mendorong sebuah gerobak cilok melewati istri dan anaknya.

"Nih, Lis. Keren nggak gue bawain lo cilok langsung pakai gerobaknya? Nggak kayak itu tuh, yang kasih cuma satu porsi. Memilukan!" ucap Setyo sombong. Sementara Yerin berusaha menahan emosinya yang sudah di ubun-ubun.

"Udah, Rin. Jangan diladenin orang kayak gitu. Dia cuma mau buat kamu cemburu. Itu doang," ucap Cheno.

"Tapi saket!" sahut Yerin.

Sementara Setyo sibuk makan cilok bersama Lisa langsung dari wadahnya. Mereka begitu menikmatinya. Sangat sesuai dengan selera Lisa yang memang  suka makan.

"Bapak beli sama gerobaknya?" tanya Lisa.

"MR gitu loh ...," sahut Setyo mendelik.

"Iya, Mr. Mana pedagangnya?" sahut Lisa sabar.

"Nggak tau. Tadi kata kang Sate, kang Cilok lagi cari toilet umum. Makanya gue bawa ke sini gerobaknya," sahut Setyo di sela makanya.

"HAH?! Jadi ini belum bayar? Gila lo ya, ini masa aja kayak maling!" omel Lisa kesal.

"Heh-heh mulutnya! Potong 98 persen nih gajih! Biar cuma 5 ribu perbulan. Mau?!" ancam Setyo.

Lisa geram dalam hati, tapi mau gimana lagi? Toh, ancaman Mr Setyo sungguh meresahkan.

Sementara itu ....

"Itu Bang, orangnya!" tunjuk Tatan pada ayahnya sendiri.

"Astaga! Bener-bener tuh orang mau pacaran nggak punya modal. Malah gerobak gue yang diambil," omel kang Cilok. "WOY! KEMBALIKAN GEROBAK SAYA!" pekik kang cilok.

Lisa dan Setyo membulatkan matanya. Apalagi melihat kang cilok berjalan penuh emosi ke mereka berdua.

Pak

Setyo menempelkan uang seratus ribu di jidat kang cilok. Lalu di pipi kiri dan kanannya juga. Membuat kang cilok diam terpaku.

"Tuh, gue kasih ganti rugi. Aman, kan?" tanya Setyo merasa menang.





Bersambung...💞💞💞

📌Update Bagian 5
📆Kamis, 31 Desember 2020

Aku up lagi!
Sorry telat dan typo juga😁

I Hate Revisi😌

See you next chapter💕

SETYO FAMILY [COMPLETED] Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt