[09] Rumah sakit ❈

1K 230 67
                                    

Di perjalanan Lily terus saja bermain handphone, pasalnya dia lupa mengabari teman-teman nya bawa dia ikut dengan protagonis ke rumah sakit apalagi dia meninggalkan tasnya di kelas,

Gang tahi🗿

Nono🌟
Weh kau bolos ga bilang-bilang anjir, ga like ah

Lalalaaaa
Mana tadi mbok Sinta nagih jajan Lo ke gue 😩

Me❣️
Nasib say, nanti Lo tagih aja ke kakak gua sambil kasih tas gua oke.

Tata!.
Lo pikir kita babu hah?!

Me❣️
Iya kalian itu babu eksklusif ku😘.

Lily terus membalas pesan dari teman-teman nya itu dan tanpa sadar bahwa protagonis memperhatikan nya dari tadi, tak lama mereka pun sampai di Rumah sakit pelita di pusat kota.

"Emang nya Bunda kamu sakit apa?."  Protagonis hanya diam saja sambil berjalan menelusuri lorong putih itu.

Setelah beberapa belokan kiri kanan sampe jumpalitan, mereka akhirnya sampai lalu pintu terbuka menampakan wanita cantik yang sedang duduk di kasur dengan seorang suster yang tengah berusaha membujuknya makan.

"Bu."  Ucapnya lalu menyuruh suster untuk pergi keluar.

"Bu, kenapa ga di makan makanan nya?." Ucapnya lagi dengan lirih, dia tak sanggup melihat orang yang sudah membesarkan nya ini terlihat sangat kurus.

Lily melihat bahwa Joseph masih terus membujuk ibunya tanpa ingat bahwa dia telah membawa orang lain, ketika Lily masih linglung wanita itu menatapnya dengan gembira.

"Ana?." Lily tidak tahu kapan tapi sekarang tinggal mereka berdua saja di bangsal itu, dengan tatapan khawatir dari wanita tersebut Lily hanya bisa tersenyum.

"Udah lama ibu pengen liat kamu, ibu ga nyangka ternyata kamu secantik ini." Ucapnya sambil membelai rambut Lily dengan lembut,

"Weh ko dia bisa tau namaku, aku baru pertama kali loh kesini!."

Lily masih melamun sementara wanita tadi terus berbicara padanya dengan suara halus.

"Ana ko ngelamun? Maaf ibu cerewet ya?"

"Hm, ah engga ko Tante, aku cuma bingung aja ko Tante bisa tau nama aku."

"Soalnya Jo suka cerita soal kamu terus kalo kesini," dia masih bingung dan berpikir bahwa dia dan protagonis bahkan tidak terlalu dekat, jadi bagaimana Joseph bisa menceritakan sesuatu tentang nya?, Tapi dia tidak mau ambil pusing dan mengikuti alur saja.

Sambil menunggu protagonis kembali Lily mengobrol dengan wanita tadi sambil membujuknya untuk makan, dan setelah beberapa bujukan wanita itu mau untuk makan, jadi tidak heran ketika protagonis kembali ibunya itu sudah tertidur.

"Lo udah balik?, Kemana aja lama banget." Ucapnya pelan karna tidak ingin membangunkan wanita tersebut.

"Aku tadi ke toilet dulu, kamu mau pulang sekarang?" Lily hanya mengangguk, pasalnya sekarang sudah hampir sore bundanya pasti khawatir walaupun dia sudah berpesan bahwa dia hanya menjenguk temannya.

Di perjalanan keheningan kembali melanda, kalau tadi Lily yang sibuk dengan ponselnya tapi sekarang protagonis yang sibuk dengan ponselnya, Lily tidak mau kepo tentang urusan orang lain dan hanya melihat jalanan dari kaca mobil.

"Ana, bisakah kamu sering-sering mengunjungi ibu ku?, Dokter bilang bahwa kesehatannya mungkin bisa membaik jika ia terus makan dengan teratur, dan kamu juga tahu bahwa aku tidak bisa selalu membujuk ibu ku untuk itu." Alasan konyol seperti itu bahkan Lily sudah bisa menebaknya, protagonis pasti menyembunyikan sesuatu dan membuat alasan agar dia selalu dekat dengan ibunya,

"Yah sebenarnya tidak masalah untuk menjenguk seseorang, tapi terlalu sering itu bukan kah tidak baik, apalagi dia bukan Keluarga pasien." Dan pernyataan itu di dengar oleh sistem.

Tuan rumah iyakan saja, karna plot selanjutnya akan hadir di rumah sakit tersebut

"Oh ya, memangnya apa yang akan terjadi di sana?."

Kematian ibu protagonis.

"Eh, EH WOY JANGAN GITU, ORANG MASIH SEHAT DI KATA MATI, PARAH LO."

Tapi itu memang keberanan nya dan yang membunuh ibu Protagonis adalah......

"Bunda, Jo pulang, Bunda masak apa buat makan malam?" Jonathan yang baru pulang itu menghampiri dapur yang di penuhi aroma lezat masakan Bundanya.

"Bunda lagi masak sop ayam kesukaan kamu," jawabnya sambil mengaduk sayur sop yang sudah matang tersebut.

"Emang nya Ayah ga pulang?." Biasanya ketika ayah nya berada di rumah, bunda pasti akan masak-masakan kesukaan ayah nya itu.

"Engga, ayah kamu masih di kantor katanya dia mau lembur, jadi makan malam ini cuma bunda, kamu sama mbok Tati." Di rumah tersebut hanya di tinggali oleh 4 orang, tuan rumah dan satu pembantu setia namanya mbok Tati beliau sudah ada sejak Nyonya Niguel masih kecil, bahkan Jonathan saja sudah menganggapnya sebagai nenek nya sendiri.

"Oh, kalau gitu Jo ke atas dulu ya Bun." Sesampainya di kamar Jonathan langsung membuka laptop milik ayah nya yang ia bawa dari ruang kerja, dia sengaja membawa laptop tersebut karna ingin mengetahui rahasia yang selama ini ayahnya sembunyikan di laptop tersebut.

Jonathan terus mencari dari file satu ke file yang lainya sampai ia menemukan sebuah folder dengan nama '14-04-2004' , di dalamnya terdapat banyak foto seorang bayi mungil, tapi yang membuatnya heran adalah ITU BUKAN FOTO DIRINYA!! Dan wanita di foto itu walaupun mirip dengan Bundanya tapi bayi yang ia Gendong sama sekali tidak mirip dengan foto ketika ia masih kecil.

Ia terus melihat-lihat seluruh isi folder tersebut tapi yang ia temukan hanya foto-foto sepasang kekasih yang dengan bahagia merayakan kelahiran anak itu.

Ketika ia masih mencoba menemukan hal janggal lainya, sebuah ketukan terdengar di depan pintu.

"Jo, makan dulu yuk."

"Iya bunda sebentar." Ucapnya lalu mengembalikan laptop tadi seperti semula.

"Aku akan mencari sisanya di ruang kerja, pasti ayah menyembunyikan sesuatu di sana." 
Ucapnya lalu pergi ke ruang makan, di sana ia terus memikirkan wanita yang mirip bundanya itu, ia hanya harus bertanya kepada orang yang tahu masa lalu keluarganya dan orang itu adalah.....

Damn TransmigrasiWhere stories live. Discover now