🌙ㅣ39. Belum Bisa Pulang

114K 12.6K 929
                                    

"GILA GILA GILA!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"GILA GILA GILA!"

Hanya kata itu yang dilayangkan oleh Ghea dan Theara saat diceritakan mengenai apa yang terjadi pada Syaila di sekolah tadi. Ketiganya berada di mobil, menuju ke sebuah cafe di dekat sekolah dengan Syaila yang menyetir.

Syaila menjelaskan semua yang terjadi padanya saat pulang sekolah, di mana Alvaro mengamuk padanya dan mengatakan bahwasannya Rembulan--murid culun yang selalu ia bully-- adalah bagian dari Zanava.

"Gue kesel banget, mana mungkin cewek kayak dia bisa jadi bagian Zanava! Adiknya Hero!!" geram Syaila dengan satu tangan memukul stir mobil. "Kalian bayangin aja, gak pantes!"

"Gue yang jijik!" Theara bergidik saat membayangkan wajah Rembulan, namun kemudian ia terdiam sejenak. "Tapi ya, pantes aja makin hari penampilannya makin rapi, kulitnya juga makin keliatan bersih."

"Kuasa Zanava, tuh!" Ghea menambahkan.

Mendengar itu, Syaila semakin dibuat kesal. Ia menambahkan kecepatan mobilnya secara tak sadar saat mengingat bagaimana ia dipermalukan di depan kelas tadi siang. Ia tak bisa menjawab apa-apa kala Alvaro terus mendesaknya dengan luapan emosi yang kentara.

Sekarang Syaila jadi semakin kesal. Kenapa bisa orang miskin seperti itu mendapatkan keluarga yang jauh di atasnya? Kenapa sosok yang tak pantas itu malah menjadi sosok yang lebih tinggi dibandingnya? Itu tidak adil! Syaila memukul-mukul kembali stir mobil menyalurkan kekesalan dalam hatinya.

"Fokus nyetir, La. Nanti ngamuknya di cafe." Ghea mengingatkan.

Syaila berbalik. "Lo tuh ngertiin gue, dong! Gue lagi kesel! Coba lo bayangin, si culun itu adiknya sahabat gue! Gak terima gue, Ghea!"

Ghea menghela napas, ia tahu itu. Pastinya sangat memukul telak Syaila. Jadinya ia memilih mengangguk dan menyandarkan diri saja ke belakang.

"Belok, La." Theara mengintruksi. "Jalan raya bakalan macet, mending jalan ke sini aja biar. cepet," ucapnya.

Syaila mengangguk dan membelokkan mobil ke arah kiri, lantas kembali menginjak gas karena jalanan memang sepi, bahkan tak ada orang yang berlalu lalang di sana. Untuk melampiaskan kekesalan dan kedengkian dalam hati, Syaila terus menginjak gas, bahkan begitu ia kembali berbelok mengambil jalan ke kiri.

Bertepatan dengan itu, seseorang dari arah depan sedang melintas. Kepalanya menoleh ke kanan dengan cepat saat sorot lampu mobil menerpanya secara tiba-tiba.

"SYAILA!!"

"AAAA!!"

Jeritan ketiga gadis di dalam mobil mengudara, tepat saat mereka melihat seseorang tertabrak keras, menghantam bagian depan mobil hingga terseret mobil yang belum berhenti.

4 Brother'z | Open POTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang