🌙ㅣ16. Mirip dengan Alderion

114K 12.6K 384
                                    

''Setiap sesuatu yang pahit, sebenarnya tidak selalu pahit. Hanya saja sesuatu yang manisnya terlalu tertutupi''

"I-ini cantik yaa?" Rembulan memegang bunga mainan yang dipajang di depan etalase

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I-ini cantik yaa?" Rembulan memegang bunga mainan yang dipajang di depan etalase. Rembulan bermaksud mengajak bicara Alderion karena lelaki itu menjadi bungkam dan sepertinya tidak berselera lagi di sana. Namun usahanya sedari tadi tidak membuahkan hasil sama sekali. Alderion tidak mau berbicara selain tersenyum tipis.

Tangan Rembulan melepaskan genggamannya dari bunga, kakinya melangkah ke arah boneka yang dipajang di depan. "Eh ini anjing!" Rembulan berseru. "Mirip kak Rion!"

"Hah?" mata Alderion membesar terkejut. "Kamu nyamain kakak sama anjing?" Hancur sudah perasaan Alderion. Semakin lemas pula dirinya karena hari ini.

Rembulan mengangguk polos, kepalanya menoleh pada Alderion. "Iya, Kakak kayak anjing."

Alderion mendengkus, ia melihat penjaga toko di sana menahan tawa hingga wajahnya memerah. Sungguh, ingin sekali Alderion berteriak kenapa Rembulan malah menyamakannya dengan seekor anjing?! Padahal 'kan beruang juga ada. Kenapa tidak yang lucu-lucu saja?

Melihat lengkungan semakin turun di wajah Alderion, kening Rembulan berkerut. Ia bertanya-tanya dalam hati kenapa Alderion malah cemberut?

"Kakak kayak anjing yang mau nangis abis jatuh ke selokan," ucap Rembulan lagi membuat mood Alderion semakin hancur.

Alderion terdiam, rasanya lemas sekali. Sudah putus cinta, lalu dipuji mirip hewan yang sama sekali tidak membuatnya senang. Sebenarnya, ia harus menganggap ucapan Rembulan itu sebuah pujian atau apa? Alderion bingung sendiri.

"Kakak tuh lucu tau." Rembulan tersenyum tipis, ia mengambil boneka anjing yang ia tunjukan pada Alderion tadi. "Mirip anjingnya, lucu. Matanya juga besar, kayak mata kak Rion. Terus Bulan juga sering liat ada bintang-bintang kecil di mata kakak. Cantik banget."

Rembulan melihat Alderion mulai mengarahkan pandangannya pada Rembulan, saat mereka bertatapan Rembulan langsung tersenyum manis. "Apalagi kalau kakak senyum, Bulan gak tau harus bilang apa. Jelasin kak Rion tuh susah."

"Susah?" Alderion bertanya pelan, ia tidak menyangka jika Rembulan bisa berkata-kata seperti itu padanya. Perlahan-lahan, secara tidak sadar retakan dalam hatinya mulai pulih karena perkataan adiknya itu. "Susah gimana?"

Rembulan menunjukkan cengirannya. "Nanti aja deh Bulan jelasin. Sekarang 'kan mau ke salon dulu."

Rasa hangat menjalar ke seluruh nadi Alderion, senyumannya pun berhasil kembali keluar dari tempat persembunyiannya. Tanpa menjawab apapun lagi, Alderion menarik Rembulan agar segera menuju salon yang ia maksud.

- 4B -

Selesai dengan mengelilingi mall dan selesai membeli semua kebutuhan yang Rembulan perlukan, Alderion mengajak Rembulan ke sebuah taman kota. Bukan tanpa maksud ia mengajaknya ke sana, tetapi taman kota adalah tempat favorit Alderion. Luasnya taman, pemandangan hijau dan segar, serta air mancur yang selalu menarik banyak perhatian adalah penyebabnya.

4 Brother'z | Open POTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang