🌙ㅣ15. Alderion Jadi Galau

119K 12.5K 360
                                    

''Apa yang dilihat, belum tentu sebuah kebenaran''

Tepat pukul sepuluh pagi, katakanlah masih pagi karena matahari belum sampai tepat di atas kepala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat pukul sepuluh pagi, katakanlah masih pagi karena matahari belum sampai tepat di atas kepala. Aktivitas di rumah Zanava dilakukan berbeda dari biasa, setelah sarapan mereka tak memulai hari sibuk, tetapi bersantai karena hari libur. Di lantai satu, Anggara dengan kopi hitam dan tab ditemani Laila yang duduk di sampingnya. Sementara di lantai tiga Alzero yang mengerjakan tugas-tugas menggunung, Alvaro yang masih diam dengan ponsel di kursi, Alvano yang ribut dengan playstation, dan Rembulan yang memilih menonton kartun di televisi super besar--baru saja dibeli agar tidak rebutan dengan Alvano yang selalu memainkan game di televisi yang satunya.

Ada yang kurang?

Tentu saja ada, Alderion si sulung. Setelah sarapan selesai Alderion langsung menuju ke kamarnya entah melakukan apa. Mungkin seperti itulah galaunya Alderion pasca ditinggal kekasih, mengurung diri di kamar menjadi keputusannya.

"BANG!!" Alvano berteriak keras di depan pintu kamar Alderion. Ia sudah meninggalkan playstation-nya di lantai tiga. "YUK MAIN YUK?" ucapnya dengan tangan mengetuk pintu secara ribut.

Tidak ada sahutan dari dalam, Alderion bahkan tidak berdehem untuk sekadar menjawabnya.

"BANG AYO MAIN YUUUK!!" teriak Alvano, ia belum menyerah sama sekali.

"Bang!!"

"Abang Rion ganteeeng, dedek mau maiin!"

"Bang??"

"Abang Rion?"

"Do you wanna build a snowman?" Alvano memanggil dengan nyanyian kartun yang pernah ia tonton. Ia tidak tahu judul animasi itu apa, karena saat itu ia hanya asal tonton karena namanya sedang melejit naik.

"Berisik banget." Alzero datang bersamaan dengan Rembulan. Sebetulnya mereka hanya ingin membawa camilan dari lantai satu, tapi suara Alvano amat menggelegar mengguncang seisi rumah. "Tugas mtk gue gak akan beres kalau denger nyanyian super sumbang lo."

"Salahin bang Rion, dipanggil gak nyahut." Alvano mendengkus, tangannya terlipat ke depan dada. "Gue mau ngajak dia main ps! Dari tadi malah diem di kamar, gak sehat bang!!"

Alzero terdiam sejenak, ada benarnya juga yang dikatakan Alvano. Alderion tidak biasanya tidak keluar kamar selama satu jam. Alderion juga paling anti kalau tidak berkumpul dan mengobrol hal random dengan adik-adiknya.

"Lan panggilin," akhirnya Alzero mempunyai ide yang ia anggap brillian. "Pasti nyahut deh kalo sama lo."

"Setuju gue!" Alvano mendorong punggung Rembulan agar mendekat ke pintu kamar Alderion, lalu mulutnya mendekat pada Rembulan. "Bilangin ayo jalan-jalan keluar."

4 Brother'z | Open POTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang