🌙ㅣ32. Harapan untuk Mereka

115K 13.3K 552
                                    

''Ada perubahan yang bisa diterima, namun ada pula yang tidak''

Di waktu istirahat seperti ini, Rembulan biasanya menghabiskan waktu di kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di waktu istirahat seperti ini, Rembulan biasanya menghabiskan waktu di kelas. Namun semenjak ia bertemu Bela dan teman-temannya yang lain, pasti ia akan menuju ke gudang untuk berkumpul bersama di sana. Mengobrol hal-hal random dan saling berbagi keluhan mengenai apa yang mereka alami. Seperti sekarang, Rembulan sudah siap dengan sebungkus roti dan kotak susunya.

Begitu mejanya rapi, Rembulan beranjak dari sana, hanya saja keningnya tiba-tiba membentur sesuatu saat berbalik. Ia menabrak seseorang yang sedang memeluk pinggangnya erat supaya tidak terjatuh.

“Ke mana?” suara sedikit berat dan harum coffee menguar. Pemiliknya tentu saja Alvaro yang sejak bel berbunyi memperhatikan pergerakan Rembulan.

Rembulan mengerjap, ia memundurkan tubuhnya dan membenarkan letak kacamatanya terlebih dahulu sebelum kembali menatap Alvaro. “Ma-mau keluar, Kak.”

“Ke manaaa?” Alvano muncul dari belakang Alvaro, menatap Rembulan dari atas sampai bawah dengan menyelidik. “Kita ke kantin aja, yuk? Sama gue, sama Varo. Mumpung Varo mau lho!”

“Eh ... mmm gimana ya.” Rembulan menggaruk tengkuknya. Ingin memberitahu bahwa ia akan pergi ke gudang tapi ia takut jika Alvaro dan Alvano memaksa untuk ikut dan bisa saja teman-temannya nanti merasa tak nyaman. Apalagi, mereka yang sudah mengalami perundungan di sini tidak akan berani dekat-dekat dengan katakanlah orang-orang kaya.

“Kenapa?” Alvano semakin penasaran, wajahnya kini sudah tepat di hadapan Rembulan untuk memperhatikan wajah gadis itu dari dekat. “Kenapa Bulan, kenapa?”

Melihat Rembulan yang tampak tidak bisa menjawab, Alvaro segera menarik kerah belakang Alvano agar menjauh. Ia berdeham. “Ya udah,” ucapnya dan mengedikkan pundaknya.

“Lho?! Nggak bisa begitu, Var!” Alvano protes, meronta-ronta dari pegangan Alvaro. “Gue mau ikutin Bulan biar aman! Biar gak ada netizen!”

“Bulan gak akan kenapa-napa, Bang. Bulan cuman mau ketemu temen aja.” Rembulan bersuara, tersenyum pada Alvano yang menatapnya dengan binaran mata mengisyaratkan agar ia diizinkan ikut. Rembulan menggaruk pelipisnya pelan. “Abang ke kantin aja.”

“Tapi--”

Alvaro segera menarik Alvano untuk keluar dari kelas agar tidak terjadi drama yang tidak ingin disaksikan oleh matanya. Sebagai tanda, ia menatap Rembulan dan mengangguk untuk membiarkan Rembulan pergi.

Senyuman Rembulan terpancar tulus. Rasanya senang sekali mendapat perlakuan seperti ini dari Alvaro setelah sekian lama hanya menerima tatapan dingin dan tajam. Dengan begitu, ia segera keluar dari kelas.

4 Brother'z | Open POTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang