🌙ㅣ35. Pertama Kalinya Terpesona

123K 14.2K 1.3K
                                    

''Hal sekecil apapun, jika berarti, kita pasti akan terus mengingatnya''

“Bulan, Kakak punya sesuatu!” baru keluar dari lift, Alderion sudah mengeluarkan suaranya membuat adik-adiknya yang damai di lantai tiga terkejut dan menolehkan kepala mereka kompak pada lelaki bertubuh tinggi itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Bulan, Kakak punya sesuatu!” baru keluar dari lift, Alderion sudah mengeluarkan suaranya membuat adik-adiknya yang damai di lantai tiga terkejut dan menolehkan kepala mereka kompak pada lelaki bertubuh tinggi itu.

“Aba-aba dulu kalau mau datang, Bang!” Alvano langsung protes, satu tangannya berada di dada. “Ginjal gue mau terjun bebas ke lutut.”

Alzero memutar bola matanya mendengar itu. “Jantung, lo tahu ‘kan bedanya jantung sama gin--udahlah, terserah. Bang Rion ada apa?”

Alderion tersenyum, ia langsung mendudukkan dirinya di samping Rembulan dan menunjukkan sebuah paper bag berwarna lavender. “Ini hadiah buat Bulan. Dari kak Rion, sama saudara Bulan yang lain.”

Rembulan melihat tangan Alderion yang terjulur ke hadapannya, memberikan paper bag tadi. Dengan ragu ia menerimanya, melihat sebuah kotak yang tersimpan di dalamnya. Begitu ia ambil, ternyata benda itu adalah ponsel yang terbungkus cantik dengan pita ungu. Sebuah ponsel baru untuknya.

“Udah beberapa minggu yang lalu Vano bilang ke kakak mau beliin kamu Hp, soalnya Hp kamu rusak. Tapi baru sekarang kakak beliin, baru ada waktu. Oh, ini hasil patungan kami, biar gak pada ribut mau dari siapa uangnya,” jelas Alderion.

“Padahal uang gue sendiri juga mampu, Bang.” Alzero cemberut, melipat kedua tangannya di depan dada.

Alvano tidak mau kalah. “Tabungan gue juga masih mampu beli yang di atas ini!”

Di sisi lain, Alvaro tidak mau ikut ke dalam keributan yang mendadak tercipta ini. Ia memperhatikan raut wajah Rembulan yang belum berubah sama sekali dari tadi. Belum ada ekspresi yang tergambar di wajahnya membuat Alvaro mengernyit.

“Bulan suka?” suara Alvaro yang sedikit berat itu mengudara, mengalihkan atensi.

Rembulan terperanjat, ia memperhatikan ponsel baru di genggamannya. Ponsel itu jauh lebih bagus dibandingkan ponselnya yang dulu. Rembulan yakin harganya tidak satu atau dua juta saja.

“Kakak, ini pasti mahal.” Rembulan membuka suaranya. “Padahal Bulan bisa beli dari tabungan Bulan, atau perbaiki Hp Bulan yang dulu.”

“Eh?” Alderion tampak terkejut, bahkan yang lain juga begitu. Mereka menatap Rembulan dengan serius hingga Alderion menghela napas. “Bulan, maaf ya. Harusnya kami tanya dulu ke Bulan.”

“Kayaknya Bulan gak suka sama model Hp-nya.” Alzero menambahkan.

“Hm, ganti lagi.” Alvaro berkata dengan mudah.

Lengkungan bibir Alvano juga menurun, namun kemudian kembali terangkat dengan semangat. “Gimana kalau sekarang beli lagi tapi kita ajak Bulan sekalian? Biar bisa pilih langsung.”

4 Brother'z | Open POTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang