Prolog

358K 20.6K 782
                                    

Jangan bosen baca karyaku😂
Siapa tau kalian nyantol di sini.
Makasih juga udah mau mampir♡

- happy reading -

"Emm ... anu Kak, eh-" Rembulan tidak melanjutkan ucapannya, ia bingung harus memanggil mereka dengan sebutan apa. Tapi di tengah lamunanya itu, Rembulan tidak tahu jika Alvano langsung mem-pause game-nya agar bisa melihat Rembulan.

"Apa Bulan sayang? Butuh sesuatu hm? Minum? Makan? Mau susu? Ngantuk?"

"Bu-"

"Oh mau ikut main?"

"Bulan mau-"

"Mmmmm ... mau peluk?"

"Bulan-"

"Aduh apa yaa?? Mau liat kpop? Drakor? Acara tv kesukaan kamu tayang?"

Secepat kilat Alzero menggeplak mulut Alvano yang sedari tadi memotong ucapan Rembulan. "Dengerin dulu! Malah nyaut aja tuh mulut!"

"Duh ngegas banget lo jadi abang. Sana ah! Gue mau dengerin Bulan ngomong, kalau ada lo, pasti gak beres-beres!" Alvano mendorong Alzero menjauh, tepat saat itu pula, Alderion datang dari balik pintu lift dan membawa beberapa camilan di tangannya.

"Bulan mau ngomong apa?" tanya Alderion lalu menyimpan beberapa makanan itu di bawah.

"Mmm itu ... Bulan harus panggil k-kalian apa?"

Alderion tersenyum, ia mengacak surai Rembulan dengan gemas. Ingin menciumnya, tapi ia menahan. "Kakak, atau kak Rion juga boleh."

"Abang aja deh, kayaknya lebih cocok buat gue," sahut Alzero cepat.

Alvano tidak mau kalah, ia mendorong Alzero agar menjauh. "Apa ya? Abang, Kakak, My bo ... sayang juga boleh sih."

"Ngadi-ngadi!" Alzero menepuk mulut Alvano untuk yang kesekian kali. "Kalo dipanggil titan, baru bener."

Alderion terkekeh, ia menatap Rembulan. "Panggil aja sesuka Bulan."

Rembulan mengangguk sambil menahan senyum. Ia melihat sosok lelaki yang masih sibuk dengan ponsel mode landskapnya. Rembulan mengarah padanya.

"Kalau kamu?" Rembulan meninggikan suara agar sosok yang ia tuju mendengar, matanya mengarah pada sosok lelaki tadi, yaitu Alvaro.

Alvaro yang merasa menjadi pusat perhatian langsung mengalihkan pandangannya dari ponsel, ia menatap semua orang yang menatapnya.

"Apa sih? Ganggu aja lo!" sahutnya tajam, lalu melengos pergi dari sana tanpa beban.

Rembulan terdiam, ia agak terkejut saat mendengar jawaban ketus itu. Sedari awal ia memang sadar sikap Alvaro berbeda dengan saudaranya yang lain. Cenderung diam dan bahkan bertindak dingin.

Tak sadar, kepala Rembulan menunduk lesu. Menjadi pusat perhatian ketiga lelaki yang ada di sana.

Dengan sigap, Alderion segera memangku Rembulan, panik bukan main. Takutnya ia disalahkan oleh Papanya nanti jika Rembulan menangis. "Bulan, bebas manggil Varo apa aja ya, mau kulkas, mau AC juga nggak masalah."

Alzero tidak mau kalah, ia menggenggam kedua tangan Rembulan. "Besok abang beliin mainan lagi buat Bulan, yang banyak. Bulan mau apa tinggal beli, nanti mereka datang sendiri ke sini, oke?"

Melihat tingkah laku kakaknya, Alvano merasa tersaingi. "BULANN!! JANGAN DENGERIN MEREKA. CUKUP DENGERIN ABANG AJA BULAN MAU APA, NANTI ABANG YANG KABULIN! WUSSSHH!! BEGITU!"

--

Ini adalah awal.
Awal dari Rembulan yang menemukan 4 sayap pelindungnya.

Buat yang udah mampir, makasih ya!
Tolong dukung 4 Brother'z sampai selesai^^

Oh iya, sekalian aku mau bilang sama kalian yang baca.

Di sini bukan tempatnya bad boy ketemu sama cupu. Bukan juga tempat pacar galak yang berubah jadi manja.

Ini kisah keluarga.

Gak ada bucin-bucin sama pacar apalagi ditambah micin.

Cuman ada kebucinan keluarga☺

99% konflik keluarga.

Bukan konflik cinta:

Jangan lupa follow instagram aku dan punya 4B ya, untuk info lebih lanjut atau ngobrol!!

Jangan lupa follow instagram aku dan punya 4B ya, untuk info lebih lanjut atau ngobrol!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
4 Brother'z | Open POTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang