🌙ㅣ17. Jus Alpukat dan Petaka

121K 13.3K 68
                                    

''Sesuatu yang membuatnya takut, bisa jadi adalah sesuatu yang membuatnya trauma''

"Euummm, enak banget! Jadi Mama suka bikin ya?" Alzero menyeruput jus alpukat yang baru saja Laila buatkan untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Euummm, enak banget! Jadi Mama suka bikin ya?" Alzero menyeruput jus alpukat yang baru saja Laila buatkan untuknya. Alzero dan Alvano sedari tadi merengek ingin yang segar-segar seperti ibu hamil yang sedang mengidam. Jadinya Laila buatkan saja jus alpukat karena kebetulan buah itu tersedia di lemari es.

"Iya, Mama suka buat dulu." Laila menjawab lalu menyerahkan satu gelas jus alpukat pada Alvano yang sekarang memekik girang di hadapan meja makan.

"Kami gak tau adab ya, Ma? Bukannya bikinin buat Mama, tapi malah kami yang dibikinin," ucap Alvano dengan cengiran di wajah.

Laila terkekeh, ia menggelengkan kepalanya pelan. "Gak apa, Mama seneng buatin kalian jus. Semoga kalian suka."

"Mama gak terpaksa 'kan?" Alzero bertanya dengan nada menyelidik. "Soalnya Mama takut telinga Mama sakit gara-gara ocehan gak jelas si Vano. Kayak bumil aja pengin yang seger-seger."

"Gak punya cermin?" Alvano menyahut. "Lo juga ngeluh mulu pengin yang dingin-dingin. Sana ke kutub sekalian!"

Alzero mendengus. "Terserah."

"Padahal kalo mau yang dingin, gampang lho. Gak perlu dideket kulkas," ucap Alvano lagi membuat Laila dan Alzero menoleh padanya.

"Apaan emang?"

"Deketin aja si Varo, gue jamin lo langsung menggigil."

"BENER JUGAA!!"

Laila menggelengkan kepalanya melihat kedua lelaki itu tertawa terbahak-bahak setelah meledek salah satu saudaranya. Dari awalnya yang terlihat berselisih, sekarang mereka malah kompak menjelek-jelekan orang lain.

"Udah. Gak boleh gitu sama saudara kalian sendiri. Gak baik," ucap Laila tepat saat dua orang datang dari balik dinding pembatas dapur dan ruang makan. Itu Alderion dan Rembulan.

"Mama." Alderion menyapa, lalu berdiri di samping Laila. Ia sudah pulang dari kegiatannya bersama Rembulan. "Waah kalian buat apaan nih? Jus? Rion kebagian?"

"Wah, kayaknya abang udah baik-baik aja." Alzero menatap Alderion dari atas sampai bawah, ia juga melihat kedatangan Rembulan yang mengekor. "Jalan-jalannya seru, Bang? Nanti giliran gue sama Bulan.

"Seru banget." Alderion tersenyum lebar, merangkul Rembulan di sebelahnya. "Boleh kapan-kapan kalian sama Bulan, tapi kalau ada waktu aja."

"SAMA ABANGG, BULAANN!!" suara Alvano menggelegar. "Nanti sama bang Vano keliling negara juga bisa."

"Lebay," Alzero berkomentar.

"Jangan mulai," ujar Alderion melirik dua adiknya, kemudian ia teralihkan dengan sesuatu. "Wah, jus alpukat."

4 Brother'z | Open POTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang