CZ 17

273 38 1
                                    

-Ini aku si alih pembohong dengan rahasianya yang kau tau. Tinggal pilih ingin pergi atau bertahan-

-Alana Chelzea Anggara-

***


-17. peduli🤍


Zea menatap luka sayatan yang sedikit mengering pada lengannya, tangannya bergerak untuk menutup luka itu dengan sweeter yang ia kenakan. Ia menarik napasnya berat, lalu melangkah keluar kamarnya.

Sesampainya di depan pintu ia bertemu dengan Arlon dengan lebam di bagian wajahnya, jelas Arlon baru berjalan kemari dari ruangan ayahnya. Apa yang terjadi?

"Abang--"

Arlon menatap Zea tajam sebentar, lalu berbalik dan menuruni tangga untuk pergi ke kantor.

Zea menyeringit dahinya, apa yang sebenarnya terjadi sampai wajah Arlon seperti itu apalagi Arlon baru habis dari ruangan ayahnya. Apa ia dipukuli? Tidak mungkin Arlon anak kesayangan ayah nya.

Disaat Zea melamun di tempat memikirkan hal yang barusan ayahnya keluar dari ruangan nya dengan tampilan urak urakan, dan dari arah lain ada pak Agus yang berlari ke arahnya.

"Zea!" Teriak pak agus, ia bertekuk lutut sembari bertumpu tangannya dia kedua lutut ia menarik napas secara tergesa gesa, "Ayuk atuh non!, Mau sama kaya tuan ar-- eh bukan maksudnya takut terlamabat nanti dimarahin lagi." Sembari matanya melirik ayah Zea yang berjalan ke arah mereka.

Pak Agus baru kembali dari kampung halaman setelah 3 bulan lamanya. Dia salah satu sopir yang berkeja dengan rajin dan yang paling akrab dengan Zea, apalagi sifatnya yang humoris dan ceplas-ceplos cocok dengan Zea yang ceria.

"Ayah kenapa udah jam segini masih dirumah, trus bang Arlon emang kenapa?" Ia berbisik pertanyaan tepat di teling pak agus

"Sudah jam berapa ini?! Mau kamu apa, sudah ayah ajarkan kamu untuk disip--"

Pak Agus menarik tangan Zea sebelum mulut tuannya itu kembali memarhi anaknya, "Kami permisi, sebelum terlambat tuan."

Alhasil dia dan sopir pribadinya itu menaiki mobil dan melaju kencang meninggalkan pekarangan mansion besar tersebut.

Zea melamun dengan tatapan kosong. Arlon terluka sejak keluar dari ruangan ayahnya, sedangkan ayahnya tampak berantakan. Masalah apa sampai membuat mereka begitu? Setaunya Arlon tidak pernah di pukuli apalagi sampai seperti itu.

"Non?" Agus sedikit menoleh kebelakang.

"Pak Agus, ayah minum alkohol yah?"

"Eh non tau dari mana? Padahal pak Agus belinya sembunyi sembunyi loh malam kem-- astagfirullah." Ia menutup mulutnya sendiri.

"Beneran pak? Masalah apa sih sampai ayah minum lagi?, Bukannya udah berhenti lama yah?"

"Aduh non pasti masalah kanto-- astaga non, nggak usah nggak saya ngomong lagi nanti deh. Tapi jangan kasih tau yah non kalau non tau dari saya," ujar pak Agus yang diakhiri dengan garukan tengkuk.

"Hehe, iya Zea ngga kasih tau."

▫️▫️▫️

Strict Parents [HIATUS]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora