CZ 15

275 38 18
                                    

"Jika kamu ingin tau kelemahan ku, mari sini ku beritahu. Sebenarnya kelemahan ku adalah yang kau lihat, keluarga."

***

15. Dibalik senyumnya.


Sunyi senyap tidak ada percakapan hanya bunyi speaker mobil yang bersuara, mungkin itu yang dapat mendeskripsikan kondisi di mobil yang Zea, Selina dan Arga tumpangi. Setelah perkataan Zea yang menusuk semuanya menjadi sunyi. satu alasan kenapa ia tidak banyak bicara di keluarganya, yah karena setelah ia berbicara semuanya akan diam dan memilih tidak menanggapi.

"Ga Lo mau kemana, pulang ke rumah Tante lewat Sono!" Selina memukul bahu Arga.

"Keliling dulu baru pulang," Arga menjawab nya dengan santai.

Sedangkan Zea dibelakang tidak peduli ia lebih memilih memainkan game ulat di ponsel kecilnya itu. 

Lama mobil itu berjalan dengan baik tanpa ada halangan, tiba tiba bunyi klakson serta lemparan kayu besar nyaris mengenai mobil.

Mereka bertiga melihat ke belakang, 5 motor besar dengan baju serba hitam mengejar mereka dari belakang sembari berteriak untuk berhenti. Arga berdecak, ia menaikan kecepatan tidak hitung hitung, sementara itu ia merogoh ponsel di sakunya lalu melempar pada Zea.

"Telpon Ray, Tian, atau Alvarez, cepat!"

Dengan tangan gemetaran karena panik ia mencari nomor tiga orang yang disebut, "Nama Ray, Tian sini apa, adanya Alvarez doang!"

"Telpon alavrez cepat!" Bentak Arga panik.

"Cepat Zea!" Selina mendukung dari belakang.

Zea menelpon Alvarez pada bunyi kedua langsung di angkat. "Apa?"

"Ha-hallo, ada orang ngejar kita di ja-jalan!"

"Zea?"

"Gausah banyak bacot anj*ng, lorong dekat sesudah persimpangan tempat tauran, sekarang!" Teriak Arga.

Titt..

Ponsel dimatikan sepihak oleh Alvarez. Zea mengigit jari jarinya sembari melihat kebelakang, panik menyelimuti dirinya apalagi cara Arga membawa mobil yang cukup brutal, mebelokan mobil di gang gang sempit yang dikelilingi gedung gedung, membuat jantung Zea tidak aman.

Sedangkan Selina di depan berteriak histeris, mangunpat Arga serta anak anak yang mengejar mereka. Jika ia tau begini tadi ia langsung menelpon supir pribadinya saja.

Arga menurunkan kaca mobil sambil melihat ke belakang, tangannya mengambil pistol di bawah tempat duduk mobil, dengan satu tangan memegang stir dan yang satu menembak orang dibelakang.

"Arga Lo gila!" Bentak Selina.

"Diam Lo atau gue turunin di sini!"

Tiba tiba deru motor bersahutan yang tidak asing di telinga Arga, Mereka pun mencari suara tersebut lihat ke belakang tidak ada dan ternyata dari depan.

Lumayan banyak motor, ada Ray, Tian, Alvarez, dan yang lain, 5 orang itu pun berhenti cukup dekat dengan mereka, sedangkan Arga membelok mobilnya 360 derajat.

Zea memegang perutnya, lalu menaruh kepalanya di atas lutut, shit bakso berserta teh jus ingin keluar.

Arga langsung turun dari mobil nya dan bergabung bersama teman-teman nya.

"Aaaaa itu Alvarez kan?!" Pekik Selina di tempatnya membuat Zea ingin muntah.

"Anjir gila ganteng banget!" Selina menggeluarkan ponselnya lalu mengabadikan sosok Alvarez, yang baju nya di taruh di pundak meninggalkan kaos hitam yang melekat di tubuhnya.

Strict Parents [HIATUS]Where stories live. Discover now