CZ 2

644 70 20
                                    

[Warning!, Typo bertebaran]

**

Zea menatap wajahnya di pantulan kaca. Melihat dirinya yang kini sedang menggunakan seragam sekolah lengkap, masih tidak menyangka dia akan bersekolah. Zea tersenyum lebar ke arah kaca, namun diganti lagi dengan senyum tipis, Tidak jangan senyum tipis, biasa saja. Sial!, Dia binggung harus senyum bagaimana jika berhadapan dengan orang lain.

"Cantikk kaya mamah, eh-- ngga aku cantik karena emang dari dulu udah cantik!"

Matanya berahli pada pipinya yang masih ada tanda tamparan dari ayahnya kemarin, Zea mendelik kecil lalu mengambil foundation untuk diratakan di pipinya.

Setelah selesai menutup tanda di pipinya Zea meraih tas nya dan berjalan ke luar dari closed nya.

Belum sempat dia membuka pintu sudah di dahulukan oleh Arga dari dalam, "Alana anak bocil sekolah woi, lama-"

Seketika mulut Arga diam tak berkutik, dia melihat Zea dari atas sampai bawah, "Oke fix, kali orang nanya Lo siapa gue?, Jawab pacar!"

Arga menarik tangan Zea cepat keluar dari kamar, dia tidak sabar memamerkan pada teman temannya.

"Aku ngga mau di bilang pacar!" Arga tidak menjawab dia terus menarik tangan Zea.

Sesampainya di ruang tamu langkah tergesa gesa tadi berhenti saat mendengar suara bunda nya, "Zeaa!"

Zea melepaskan tangan nya, "Iyah?"

Bundanya melihat Zea dari atas sampai bawah seperti terpanah dengan dirinya, namun keterjukan nya berhenti saat melihat wajah Zea, "Kenapa ga pake kacamata?"

Zea menggerutkan alisnya.

"Bibi kacamata Zeaa!" Teriak ibunya.

Tidak lama bibi yang dipanggil datang dengan kacamata. Bundanya menggambil kacamata itu lalu dipasang ke Zea.

"Nah ini baru bukan anak bunda." Sambil tersenyum lebar.

▫️▫️▫️

Zea memegang tangan Arga erat, dia baru saja masuk gerbang sekolah namun sudah banyak mata yang memandang nya, apalagi dia bersama Arga salah satu pentolan sekolah yang dijuluki si playboy tapi galak.

Dia masuk di SMA Garuda, salah satu sekolah yang dipilih ayahnya karena ada Arga di sekolah tersebut, selain itu sekolah ini juga banyak fasilitas serta ekstra kulikuler yang banyak Zea kuasai.

Bisik bisikan mulai terdengar pada telinga Zea dan Arga. Mulai dari bisikan positif sampai negatif pada dirinya, tidak sedikit yang ikut berkomentar namun langsung diam tak berkutik saat di tatap Arga tajam, pawangnya lebih kejam.

Arga mengantarkan Zea ke ruangan kepala sekolah untuk diahrakan ke kelas Zea, "Masuk, gue tunggu disini."

Zea masuk ke dalam, meninggalkan Arga di luar. Tidak lama Arga menunggu, 2 orang temannya menghampiri nya.

"Wih siapa tuh yang dibawa, sekarang doyan nya yang berkacamata nih," ucap Tian teman Arga yang tidak jauh berbeda sifatnya dengan Arga, bedanya dia sangat cerewet.

"Siapa ?" Senggol Rey.

"Pacar."

"Widih, mas ganteng gak tau diri anak baru di embet, takut tersaingi lu?" Seru Tian.

Strict Parents [HIATUS]Where stories live. Discover now