CZ 5

451 59 6
                                    

-Keluarga memang bukan segalanya bagiku, tapi mereka adalah yang terdekat. Luka tanpa darah yang paling terdekat!-

***

Zea duduk di sofa dengan perasaan tegang, baru kali ini dia berhadapan dengan orangtuanya sampai tegang begini.

Tadi siang menjelang sore Zea pulang dia membawa surat resmi dari sekolah untuk orangtuanya, terkait meminta ijin untuk Zea menjadi mentor Alvarez.

Ayahnya langsung menyuruh anak buah untuk menyelidiki siapa Alvarez sampai keluarganya, Dan hasil yang dari lama mereka hindari selama ini malah ada di depan mata. Alvarez adalah anak dari Pak Leo musuh bebuyutan ayah Zea, sudah dari zaman batu mereka bermusuhan.

Satu sama laing saling menjatuhkan, dari dulu Leo mencari kelemahan keluarga Anggara, belum pihak Leo menemukan hasil, Ayah Zea sudah bergerak cepat untuk menyembunyikan Zea terlebih dahulu pada umur yang bisa dibilang masih kecil, yaitu 5 tahun.

Ayah Zea memijit pelipisnya pusing, Dia memasukan anaknya di sekolah itu dengan data diri palsu, tidak ada yang tau jika itu anaknya, dan sekarang jika dia menolak pasti pak Leo akan turun tangan, dan hancur sudah usahanya selama ini.

Ayahnya mendongak menatap Zea yang menunduk sambil memilih celana tidurnya, “Bahagia kamu, ha?. Ini hasilnya kamu ngotot untuk sekolah kaya orang orang!!” Ayahnya membuang surat itu ke atas meja.

Bunda Zea yang tidak ingin ada keributan mendorong bahu Zea, mengisyaratkan untuk pergi dari sini, sebelum kemarahan ayahnya memuncak lagi.

Zea berdiri lalu menunduk, “Maaf.” Tidak tau salahnya apa sampai membuat ayahnya pusing seperti itu, tapi dia merasa bersalah dan harus meminta maaf.

Zea berjalan meninggalkan ruang tengah itu meninggalkan ayah dan bundanya, tak lama Arlon datang dia baru pulang dari kerja.

“Malamm..” ujarnya sambil menunduk sopan.

“Malam nak, tukar baju dulu, Baru makan.” Ucap Bundanya.

Ayah Zea bangkit berdiri, “Setelah itu saya tunggu di ruangan, jangan lama.”

Ayahnya Dan bunda pergi dari situ meninggalkan Arlon yang kebingugan di tempat. Melihat wajah ayahnya yang sangat stres itu pasti masalah nya ada berkaitan dengan Zea.

Zea turun dari motor Arga di depan sekolah dengan pikiran berkecamuk. Dia pikir dia tidak akan sekolah lagi, namun pikirannya salah, buktinya dia masih diperbolehkan sekolah.

Arga menyiku bahu Zea, "Amplop apa tuh?"

"Surat izin dari sekolah ke ayah."

Sembari membuka helm Zea, "Izin apa emangnya?"

"Jadi mentor Alvarez," jawab Zea.

Arga melototkan matanya, "Ayah Lo setuju?, jangan sampai ditantang!, tapi kalau udah terlanjut, biar gue ajah yang kasih paham tu Alvarez!"

Arga dan Zea berjalan bersamaan, "Gak tau ayah tanda tanganin persetujuan nya apa nggak."

"Alvarez anak gak baik, tukang bolos, nakal, ayahnya bos mafia kalau gak salah, ketua geng motor Revanders, taulah kalau geng motor itu gimana, usaha gak usah dekat sama dia, gak baik," jelas Arga.

Strict Parents [HIATUS]Where stories live. Discover now