CZ 12

269 38 29
                                    

-Banyak orang yang tidak seberuntung diri ini, tapi ada banyak orang yang merasa kasih sayang yang tak pernah aku rasakan-

-Alana Chelzea Anggara-

***

"Sudah berapa kali ayah bilang?!" Ayahnya berteriak di depan Zea yang kini sedang menunduk, "Jangan pernah dekat dengan laki laki, mereka hanya akan menyakitimu!!"

"Namun dengan gampangnya laki laki itu mengendong mu ke UKS?!, Sekalipun kamu sakit jangan pernah menyusahkan orang lain Zea!, Sudah berapa kali ayah bilang, ha?!"

Zea semakin menunduk, sambil mencoba menangkan jarinya yang bergetar hebat.

"Mana hp kamu?, Berikan!, Akan ayah sita seminggu sampai setiap jam pelajaran kamu terpenuhi dengan baik!" Ayah Zea menagih di depan wajah Zea.

"Berikan!" Tekan ayahnya sekali lagi.

Zea menggeluarkan ponselnya dari dalam saku lalu diberikan pada ayahnya. Sedikit ada rasa enggan untuk memberikan karena cuman barang itu yang menemaninya rehat dari Deadline yang padat.

Ayahnya menerima ponsel itu kasar lalu memeriksa ponselnya, hal ini ia lakukan rutin agar tidak ada hal yang menganggu pelajar Zea.

"Pe-permisi, guru yang mengajarkan biola sudah sampai," ujar salah satu maid yang mengurus Zea.

"Cepat pergi, jangan sampai membuat saya kecewa!"

Zea bangun lalu hendak menyalim tangan ayahnya,"Ngapain?"

"Pamit," jawab Zea.

"Akan ayah terima pamit tersebut kalau ngga ngecewain saya lagi," tekan Ayahnya.

▫️▫️▫️

"Bunda?" Zea berucap sambil menatap pantulan kaca yang terlihat wajahnya dan ibunda. Ibunya tengah menyisir rambut Zea di kamar.

"Hmm?, Ada yang kamu butuhkan?, Mintalah jangan sungkan."

Zea tersenyum sambil menggeleng kepalanya, "Ajarin bawa mobil."

Bundanya terdiam sebentar, "Kalau itu tanya sama ayah deh."

Ia merapatkan bibirnya sudah ia duga, "Kenapa selalu tuntut keinginan kalian ke Zea." Ia berbalik sambil menatap bundanya.

Bundanya meletakan sisir di atas meja lalu membalas menatap Zea, "Bukan menuntut Zea, kita menginginkan yang terbaik buat Zea. Kamu tau? Diluar sana orang yang seperti kamu banyak dibutuhkan dalam setiap perusahaan, pintar, mandiri, cerdas, sopan, dan yang paling penting berambisi, sebab itu kita mengajarkan kamu untuk seperti ini agar masa depan mu yang cerah, kamu ingatkan kata ayah? Segala perusahaan dan isinya akan ayah berikan pada di saat waktunya."

"Tapi sekarang yang Zea buktikan gak cukup gitu?, Semuanya udah Zea penuhin tapi kenapa untuk keluar dan berteman seperti anak anak lain tidak bisa?"

"Cukup, sudah lebih dari cukup. Tapi kita gak mau pergaulan membuat Zea kembali kayak dulu, bukanya kita udah berhasil membuat Zea yang dulunya tidak pintar menjadi seperti ini?, Apa kamu tidak ingat usaha keras mu?"

Zea menarik napasnya dalam dalam berusaha untuk sabar, ini namnya menghina dengan ucapan lembut. "Itu namanya egois, gak mikir gimana Zea?, Zea juga mau kayak orang orang!" Zea berterus terang mencoba untuk menceritakan yang ia rasakan.

Strict Parents [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang