34

252 47 10
                                    

Taksi itu berhenti di depan sebuah bangunan kecil dengan halaman yang ditumbuhi oleh bunga hydrangea berwarna biru, tampak pintu bagian belakang dari taksi itu terbuka, menampilkan seorang pemuda berwajah tampan dengan tangan yang menenteng koper. Tampak pemuda itu mengamati sekeliling rumah kecil didepannya ini, matanya yang masih memerah tampak berkaca-kaca.

Jenner menarik nafasnya dalam dan menghembuskannya perlahan, tangannya yang masih terluka itu terulur, membuka pagar yang terbuat dari kayu setinggi satu meter. Kakinya dia langkahkan masuk ke halaman, matanya memandang pada puluhan bungan hydrangea yang nampak indah itu dengan sebuah senyuman tipis.

Secara keseluruhan, tak ada yang berubah dari tempat ini bahkan meski sudah sekian lama dia tak kembali, mungkin yang berubah hanya suasananya saja. Dulu rumah ini tampak begitu hidup tapi sekarang lebih terlihat seperti sebuah rumah kosong.

"Permisi, anda siapa ya?"

Jenner sedikit tersentak kaget, dia segera membalikkan badannya dan menatap pada seorang wanita tua yang baru saja menegurnya.

"Maaf tuan, rumah ini tidak saya jual, sebaiknya anda mencari rumah yang lain saja" Lanjut wanita tua itu karena melihat koper yang berada di samping Jenner.

Jenner yang melihat wanita tua itu hanya bisa tersenyum simpul "bibi Sin" Panggilnya

Sang wanita itu mengerjapkan matanya berkali kali, mengamati Jenner dengan lamat, wajahnya yang sudah dipenuhi keriput nampak kebingungan "anda mengenal saya tuan?"

Jenner menganggukkan kepalanya, dia tidak akan pernah melupakan wanita di depannya ini seumur hidupnya.

"Bibi Sin, apakah kau ingat pada seorang anak yang selalu meminta permen kepadamu di pagi hari, dia selalu mengetuk pintu rumahmu dan baru akan berhenti ketika kau sudah memberinya permen, bukan hanya itu saja, bahkan anak itu sering sekali tidur di pangkuanmu, kau sering mengajaknya pergi ke taman ketika ibunya sedang bekerja, apakah kau ingat?"

Wanita itu menatap Jenner lekat, matanya yang sudah sayu nampak berkaca-kaca, bibirnya yang tak lagi merah terlihat bergetar.

"Hanhan" Gumamnya.

Jenner menganggukkan kepala, air mata sudah tidak bisa dia bendung lagi "aku hanhan bibi"

Sang wanita segera mendekati Jenner, dia menangkup pipi Jenner dengan tangannya "kau Jihan, Kim Jihan..... Kau.... Hanhan" Ucapnya dengan nada bergetar

Jenner kembali menganggukkan kepala, dia memeluk tubuh yang sudah ringkih itu dengan lembut, sedangkan sang wanita membalas pelukan Jenner dengan erat, air mata sudah mengalir membasahi pipinya.

"Kau kemana saja selama ini, bibi selalu mencarimu" Ucapnya.

Jenner hanya tersenyum pilu, wanita yang dulu selalu membantu dirinya dan ibunya ketika kesusahan ini ternyata tak pernah melupakannya.

"Aku pergi karena ada urusan bibi dan sekarang aku sudah kembali" Ucap Jenner sambil melepaskan pelukannya.

Wanita itu kembali mengamati Jenner dari atas sampai bawah, segaris senyum mengembangkan di bibirnya "kau tampan sekali hanhan, bibi sampai tidak mengenalimu lagi"

Jenner hanya tersenyum lalu menatap pada rumah lamanya "kau tidak menyewakan rumah ini?" Tanya Jenner

"Jika aku menyewakannya nanti kau dan ibumu akan tinggal dimana?" Ucap bibi sin "dimana ibumu?"

Jenner hanya diam dan memandang wanita itu sendu, sedangkan bibi sin hanya menghela nafas, tangan keriputnya menarik Jenner untuk berjalan keteras rumah "ayo kita bicara didalam saja, dan kenapa dengan tanganmu ini heh!?"

The Transmigration Of Badboy (kim seokjin) ENDWhere stories live. Discover now