16

285 50 6
                                    

Langit kelabu kian menggebu, menenggelamkan senja dengan lara yang mendekap kian kuat dan menampilkan awan yang hitam pekat. Di salah satu jalanan yang berada di Seoul, Sosok itu terbaring diaspal, wajahnya yang sembab dipenuhi oleh cairan merah pekat berbau anyir yang disebut darah. Matanya yang sayu menatap pada sekumpulan pemuda yang hanya diam mematung, tak bergerak barang seincipun. Nafasnya pendek pendek, bisa hilang kapan saja jika sosok itu menutup matanya. Sosok itu mencoba membuka mulutnya untuk berbicara, tapi yang keluar bukanlah untaian kata, melainkan darah yang tadi bergejolak di tenggorokannya.

Mata itu masih terbuka, menatap mereka yang tak kunjung bergerak. Darah sudah menggenang di bawah tubuhnya, membuat siapapun menatap miris kearahnya.

"Maaf, ku mohon maafkan aku" Ucapnya lirih, seiring dengan laju air matanya dan pandangannya yang mulai ditelan kegelapan.
-
-
-
-
Suara alarm dari sebuah ponsel membangunkan pemuda itu, dia menatap sebentar pada ruangan berukuran 3×4 meter itu. Cahaya matahari pagi menerobos lewat celah gorden yang terbuka, semilir angin lembut menyapa wajahnya yang nampak kusut dengan segarnya.

Lagi dan lagi

Entah mengapa setiap saat, diantara jutaan kenangan yang indah, dirinya selalu terbayang akan peristiwa itu, melekat pada benaknya dan menjadikannya sebagai salah satu bunga tidur yang tak pernah lepas dari tidurnya.

Pemuda itu menghela nafas, menatap ponselnya, 07.30 tertera di sana. Dirinya segera pergi ke kamar mandi, membersihkan dirinya dan menyegarkan tubuhnya.

Untuk kali ini saja, ijinkan dia melupakan peristiwa itu.

Tak membutuhkan waktu lama, kini dirinya sudah siap, dengan memakai celana jeans pendek selutut, kaos berwarna biru, dan sepatu kets warna senada, dia berjalan menuruni anak tangga dengan semangat. Hari ini dia dan teman temannya akan pergi ke pantai untuk bersenang senang dan menikmati waktu weekend.

"Eomma, kau sudah menyiapkan semua makanannya kan?" Tanya pemuda itu memastikan.

"Tentu saja jimin-ah, eomma sudah menyiapkan semuanya, bahkan eomma menambahkan beberapa cemilan di dalam disini" Tunjuk eomma jimin pada sebuah totebag berukuran besar.

Jimin tersenyum lebar, memeluk eommanya sebentar, lalu segera keluar dari rumah dengan membawa beberapa barang yang dibutuhkan. Di halaman rumahnya yang besar, sudah terparkir dua mobil milik temannya itu, lengkap dengan orangnya.

"Ck, kau lama sekali" Kesal yoongi padahal dia baru sampai 5 menit yang lalu.

"Sabar yoon, setidaknya aku membawa banyak makanan hari ini, tidak seperti dirimu yang hanya membawa diri sendiri!" Ketua jimin kesal.

"Aku masih membawa mobil jika kau lupa"

"Aish, sudahlah, ayo segera berangkat!!" Teriak namjoon yang sudah duduk manis di dalam mobil Hoseok.

Mereka berangkat menggunakan dua mobil, dengan tiga orang di dalamnya. Yoongi, jimin, dan taehyung naik mobil yoongi, sedangkan namjoon, hoseok, dan jungkook naik mobil hoseok.

Tak memakan waktu terlalu lama, kedua mobil tersebut berhenti di sebuah tempat parkir dengan lahan terbuka. Keenam pemuda tampan itu segera turun dari mobil, langkah kaki membawa mereka memasuki kawasan pantai Gyeongpo.

Pantai Gyeongpo merupakan pantai yang berada di kota Gangneung yang merupakan bagian dari provinsi Gangwon-do. Pantai dengan pasir putih yang membentang luas dan deretan pohon pinus di sepanjang pantai ini menjadi tempat mereka untuk menikmati weekend bersama, mengulang masa masa indah yang pernah terlupakan. Melihat birunya air laut dan merasakan terpaan angin pantai menjadi suatu kenangan indah tersendiri bagi mereka.

The Transmigration Of Badboy (kim seokjin) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang