30. •Selingkuh?•

72.6K 6.5K 53
                                    

Hari kelulusan pun tiba, semua sibuk dengan urusannya masing-masing. Barisan kakak kelas paling depan sangat memperhatikan acara yang disediakan di panggung, sedangkan yang tengah masih memperhatikan walau sedikit ribut.

Dan barisan paling belakang, sudah tak terkendali. Banyak yang joget asik, melempar makanan, bahkan ada yang sengaja berjualan untuk mendapatkan cuan.

Jasmine yang berada didekat panggung hanya berdiri dengan gugup. Disamping perempuan itu tengah berdiri Aleo yang santai sambil menyender di tiang dekat panggung.

Selepas acara menari tradisional yang ditampilkan oleh kakak kelasnya, nanti giliran dirinya yang maju untuk membacakan pidato.

Kemarin malam, di depan Aleo dia mempraktekkan pidatonya, hanya di depan Aleo saja dia gemetaran, apalagi di depan semua orang.

"Santai aja, mereka nggak bakal perhatiin lo banget." ujar Aleo santai. Dari kemarin laki-laki itu hanya membaca teksnya sekilas lalu sudah, tidak ada yang dibacanya lagi.

Hebatnya dia malah santai seakan itu tidak terlalu penting. Sebenernya Jasmine salut, selain Aleo pembawanya dingin dan terlampau santai, lelaki itu juga ternyata juara umum berturut-turut di sekolah.

Bahkan anak kelas sepuluh dan sebelas pun jarang ada yang tahu itu. Kenapa? Karena Aleo sengaja tidak ingin prestasinya mendapat penghargaan yang menye-menye seperti itu.

Aleo adalah tipe yang tidak butuh pujian, sanjungan, ataupun apresiasi, yang dia butuhkan bimbingan untuk bisa menentukan sesuatu yang ia perlukan kedepannya.

Bukannya ia menolak penghargaan, tapi prestasinya bukan untuk dibanggakan. Dia belajar, untuk kepentingannya sendiri, bukan untuk piagam dan piala yang menurutnya tidak penting. Kalau ia pintar setidaknya masa depannya bisa cerah.

Vero dengan wajah berpeluh karena meng-handle jalannya acara akhirnya bisa berdiri disamping panggung, tepatnya di dekat Jasmine dan Aleo, walau agak sedikit jauh beberapa meter.

"Aleoo....takut." Rengek Jasmine menggoyang-goyangkan lengan Aleo. Sedangkan laki-laki itu memutar bola matanya malas. Kemarin saja perempuan itu menjauhinya mentah-mentah, sekarang merengek ini itu meminta perlindungan.

"Terserah, gue males sama lo." Balasnya membuat Jasmine cemberut.

Vero hanya tersenyum kecut. Rasanya memang menyakitkan sekali melihat mereka asik bermesraan berdua seperti itu. Andai ia bertemu lebih dulu dengan Jasmine, tapi tidak mengapa, dia tidak menyerah. Sebelum spesies seperti Jasmine belum punah, dia tidak akan menyerah.

"Baiklah, sekarang kita akan mendengarkan pidato singkat dari adik kelas sebelas kita untuk para siswa kelas dua belas yang akan naik ke jenjang lebih tinggi. Kita sambut, Jasmine!" suara MC itu membuatnya gemetaran takut seketika.

Tangannya kemudian digenggam seseorang, Jasmine menoleh dan tersenyum kala Aleo mengelus punggung tangganya dengan jempol pria itu.

"Santai aja, seperti yang lo bilang, Start with Bismillah." Jasmine mengangguk dan tersenyum malu.

Vero menatap tangan Aleo itu. Ia heran, sebenarnya hubungan mereka sedalam apa? Tidak mungkin kan seorang Jasmine pacaran?

Dengan perlahan perempuan itu mulai ke atas panggung dan berdiri disamping MC yang melempar senyum untuknya. Jasmine bisa menatap lautan siswa dan guru yang ada dihadapannya.

Dibarisan tengah ia bisa melihat Viona yang duduk disamping Lio, gadis itu menatapnya dengan senang dan menyemangatinya walau dari kejauhan.

Jasmine memulai pidatonya. Dari pembukaan pidato hingga yang terakhir, semua hening mendengar suara lembut milik Jasmine. Banyak para perempuan kelas dua belas yang sangat menghayati hingga berkaca-kaca.

Jasmine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang