11. •Aleo perhatian?•

70.9K 7.7K 186
                                    

Beberapa menit berdiam diri sembari memikirkan apa yang harus ia lakukan selanjutnya, Jasmine memilih keluar dari kamar mandi. Keluarnya Jasmine disambut oleh Viona yang cemas karena perempuan itu.

"Jas, lo nggak apa-apa?" tanya Viona khawatir melihat wajah pucat Jasmine. Viona memegang jidat Jasmine, ia selalu khawatir karena Jasmine mudah sekali sakitnya.

"Nggak kok, lanjut makan aja yuk, aku laper, hehe." Cengir Jasmine, padahal dia tidak bisa makan lagi, namun dia tidak enak, apalagi Viona sudah mentraktirnya.

"Lo yakin makan lagi? Nggak mual lagi nanti?" Jasmine menggeleng.

Mereka pun kembali ke meja makan dan melanjutkan makannya yang tertunda. Sebelum itu, Jasmine sempat melirik Viona. Gadis itu mengkhawatirkan dirinya, namun ia malah membohongi sahabatnya sendiri.

Berjalan di lorong sekolah, Jasmine melihat dua orang gadis yang sedang diseret oleh ibu BK. Dia Bella dan Olivia, rambut mereka sudah tak karuan, begitupun dengan seragam yang dikenakan.

Jasmine berpapasan dengan Bella, melihat itu, Bella tersenyum penuh arti menatap ke arah wajah Jasmine yang menunduk. Saat ini, dipikirannya, hanya Bella yang tahu satu fakta besar mengenai Jasmine.

Sedangkan disana Aleo menatap Jasmine dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan, laki-laki itu khawatir? Iya sedikit, ia tidak ingin seluruh sekolah tau bahwa Jasmine sedang hamil, apalagi itu anaknya.

Bisa-bisa Jasmine dibully karena sok suci, padahal kenyataannya, Aleo lah yang melecehkan perempuan itu. Dia merasa bersalah? Tentu. Laki-laki itu pun tak melupakan tujuan utamanya untuk menghancurkan hidup Jasmine, dendamnya masih sama, namun untuk saat ini, tujuannya bukan ingin menghancurkan Jasmine, melainkan melindunginya.

×××××

Setelah mual yang berkepanjangan, Jasmine berdiri di depan kulkas. Hasratnya sangat ingin menyentuh sepotong kue yang ia lihat di dalam pendingin es itu.

Namun ia takut Aleo akan melarangnya lagi seperti tadi. Padahal menurut Jasmine laki-laki itu seharusnya tidak peduli padanya juga anaknya, tapi ia bersyukur Aleo masih mau bertanggung jawab meski hanya untuk janin yang ia kandung.

Apakah Jasmine ngidam? Mungkin iya. Tapi yang pasti mulutnya sangat terasa pahit, ia butuh yang manis. Beruntung suasananya sedikit sepi, jadi ia bisa sepuasnya memakan kue itu.

Jasmine berjongkok dan mencungkilnya sedikit dengan sendok. Potongan kecil kue itu ia masukkan ke dalam mulutnya, dan yaa, rasanya sangat manis dan enak.

"Lo ngapain?" Suara tegas itu membuat Jasmine terkejut dan langsung berdiri. Ia hampir terpentok bagian atas kulkas saking terkejutnya.

"Hah iya?" Refleks Jasmine seperti orang bodoh.

"Lo ngapain?" Tanya laki-laki itu, ulang.

"Emm, itu..lagi..ambil bahan-bahan buat masak," alibinya menyembunyikan sendok di belakang punggungnya.

"Jangan makan yang aneh-aneh. Lo kalau sakit ngerepotin." Larang Aleo.

Laki-laki itu berjalan ke depan, jarak antara dirinya dan Aleo sangat dekat, hingga membuat Jasmine menahan nafasnya. Apa yang ia ingin lakukan?

Aleo terus mendekat, membuat Jasmine memundurkan kepalanya. Ternyata laki-laki itu ingin mengambil kue yang sudah dicicipi oleh Jasmine tadi, jantung Jasmine mendadak berdebar kencang.

"Astagfirullahaladzim." Runtuknya dalam hati, lalu sedikit menjauh dari Aleo.

Aleo mengambil sepotong kue itu ditangannya. Lalu yang membuat Jasmine terkejut, laki-laki itu malah membawa potongan kuenya ke atas tong sampah di samping kulkas.

Jasmine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang