16. •Saingan•

67.3K 7.2K 170
                                    

Vero mengantarkan Jasmine hingga ke sekolah dengan motor laki-laki itu. Bukannya Jasmine meminta, namun Vero memaksanya. Padahal tadi ia sudah memesan ojek, namun Vero tetap bersikeras.

Wajah Jasmine sudah pucat pasi, seluruh isi dalam perutnya sudah kosong karena dimuntahkan.

"Dih, anak alim tau-taunya di gonceng cowok, mana itu si Vero lagi."

"Sok alim tau-taunya."

"Vero ganteng banget!"

Vero memberhentikan motornya saat sudah memasuki pekarangan sekolah. Setelah ia turun, Vero langsung membantu Jasmine untuk turun juga, namun Jasmine langsung turun tanpa menyentuh tangan laki-laki itu.

"Aku bisa sendiri kok." Ucapnya kala Vero ingin menyentuh lengannya.

"Oke. Lo mau gue anter ke UKS?" Tawarnya namun digelengi Jasmine.

"Nggak usah, terima kasih ya kak udah mau bantu aku." Balasnya lalu melangkah pelan meninggalkan Vero yang tidak bergeming sama sekali.

Namun tubuh Jasmine yang lemas membuatnya ambruk seketika, beruntungnya seseorang dengan sigap menolongnya.

"Jas-" belum sempat Vero menolong Jasmine, perempuan itu sudah ditolong terlebih dahulu oleh seorang laki-laki berjaket hitam. Vero langsung mengerutkan keningnya.

"Lo nggak papa?" Tanya orang itu menatap Jasmine.

"Aleo?" Jasmine langsung bangun dan berdiri tegap, lalu menatap mata elang milik Aleo dalam.

"Ak-aku nggak apa-apa." Jawabannya lagi.

"Jangan lupa makan, perut lo kosong." Katanya lalu melirik Vero singkat, sebelum benar-benar pergi. Tatapan tajam milik Aleo membuat kaum hawa mengibas-ibaskan tangannya panas.

Jasmine terdiam, dia tidak tahu, bagaimana Aleo tahu jika hari ini dia mual, apalagi sampai mengeluarkan isi perutnya itu di pinggir jalan.

Kalau antara Aleo dan Vero, jelas Aleo lebih baik. Selain tampan Aleo juga pintar, walau tidak ditunjukkan sekali bakatnya. Bahkan guru-guru mengakui laki-laki itu pintar, hanya saja Aleo selalu menolak jika harus di suruh untuk ikut lomba ini itu atau pamer prestasi yang tidak ada berarti apa-apa untuknya.

Aleo tidak berminat, padahal jika ia ikut serta, pasti laki-laki itu akan sering memborong banyak piala. Meski begitu, untuk soal attitude, Vero jauh lebih baik diatas Aleo.

"A-Aleo!" Panggil Jasmine, lalu perempuan itu berlari kecil menyusul Aleo. Aleo menaikkan alisnya sebelah.

"Kamu pasti belum makan kan? Ini salad yang aku buat tadi, kamu makan ya," Jasmine memberikan satu kotak makan berukuran sedang yang berisi salad. Ia sengaja membawa dua kotak makan agar saat disekolah, ia dapat memberikannya pada Aleo.

Laki-laki itu mendekat, membuat Jasmine mundur seketika. "Gue kan udah pernah bilang. Jangan anggap gue suami lo, jadi nggak usah caper." Bisiknya membuat Jasmine menunduk.

Jasmine menatap tangannya yang menggenggam kotak berwarna hitam transparan itu sedih. Namun tiba-tiba kotak makannya dirampas begitu saja, dan yang merampasnya adalah Aleo.

"Last." Jasmine mendongak dan tersenyum, ia senang walau Aleo masih dingin terhadapnya. Setidaknya ini cara pertamanya untuk bisa memenuhi permintaan Bara, ayah mertuanya.

Tak!

Belum sempat Aleo berbalik, seseorang datang dengan tiba-tiba dan melempar kotak makan itu hingga jatuh berserakan.

Jasmine yang melihatnya hanya membungkam mulut, kini salad itu sudah berceceran diatas beton.

"Dasar pembantu! Gue udah bilangin nggak usah ganjen sama tunangan gue! Paham kata-kata gue nggak sih lo!?" Teriak Olivia dengan marah.

Jasmine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang