28. •Viona tertangkap•

61.7K 6.9K 221
                                    

Tok...tok...tok

Suara ketukan pintu itu membuat Viona menoleh. Mungkinkah itu Jasmine? Atau tetangganya? Atau mungkin orang tuanya?

Ah rasa-rasanya itu tidak mungkin, karena rumah ini merupakan rumah satu-satunya yang dekat dengan danau dan jarang ada yang tinggal didekat sini.

Tidak mungkin juga Jasmine atau orang tuanya kesini. Mereka sedang genting-gentingnya bersembunyi di Singapura, sedangkan Jasmine pasti sibuk dengan Aleo dan ujian sekolah.

Tak ingin ambil pusing ia membukanya, tubuhnya yang sedikit lemah membuatnya berjalan pelan dengan satu tangan yang memegang pelipis.

Ceklek.

“Iya siap-” Viona mengatupkan bibirnya dan mematung ditempat saat ia mendongak dan melihat siapa yang ada dihadapannya sekarang.

“Ka-kak Li-Lio?” Gugup Viona saat melihat wajah datar laki-laki itu. Mereka sama-sama diam saat hampir seminggu tidak berkabar.

Hati Viona berdebar dan berdegup kencang, badannya panas dan keningnya berkeringat. Tubuhnya membeku hebat dan hanya bisa mengepalkan tangannya kuat.

Beberapa hari ia menghilang, sakit mulai membunuhnya. Jasmine tidak tahu kalau sebenarnya Viona depresi berat, tinggal sendirian membuatnya tidak terurus.

Dihantui oleh Lio membuatnya terserang banyak pikiran, belum lagi ia berbohong soal uang. Orang tuanya tidak memberikannya sepeser uang karena semua uang mereka habis saat perusahaan ayahnya mulai bangkrut.

Dia hanya tidak mau Jasmine menambah beban pikiran karenanya, belum lagi perempuan itu hamil.

Laki-laki itu tiba-tiba mendorongnya dan membanting pintu rumah itu keras. Viona menutup matanya erat, ia takut berhadapan dengan Lio yang marah seperti ini.

Sedangkan Lio berusaha mati-matian menahan marahnya dan menatap Viona nyalang. Gadis itu pucat dengan tubuh yang terlihat kurus, tidak seperti gadis ceria yang sering ia lihat.

Lio mendekat dan memeluk tubuh Viona erat. Air matanya terus mengucur takut, ia mendorong tubuh Lio dan mengalihkan pandangannya.

“Tolong bebasin orang tua gue Kak, gue capek kayak gini terus.” Ucapnya lemah.

“Kak Lio mau apa? Gue bakalan turutin semuanya, asal kak Lio nggak pernah ngekang orang-orang disekitar gue.” Lanjutnya yang hanya ditatap datar laki-laki itu.

Lio melihat Viona, dia benar-benar sangat lelah, tapi hanya ini satu-satunya cara agar ia bisa memiliki Viona sepenuhnya. Lio akan melakukan segala cara, agar Viona tetap bersamanya.

“Gue bebasin semuanya, asal lo turutin semua keinginan gue, Viona.”

“Apa?”

“Tunangan sama gue dan tinggalin semua yang ada disini.”

××××××

“Jas, mau susu.” Pinta Aleo dengan manja. Laki-laki itu duduk sembari mengutak-atik laptop yang ada dihadapannya.

Kalau orang lain melihat Aleo, dia adalah lelaki yang dingin, datar, tegas dan tentunya kasar. Tapi berbeda jika dihadapan Jasmine, Aleo jadi sedikit manja dan gemulai sekali walau terkadang suka kasar.

Jasmine memakluminya, laki-laki itu punya masa lalu yang kelam, apalagi ibunya harus pergi saat dirinya masih butuh perhatian seorang ibu.

“Nih. Jangan banyak kerja, habis itu makan.” Nasehatnya lembut, lalu duduk disamping laki-laki itu.

“Gue kerja kan buat lo.”

“Papah nggak maksa kamu kerja kalau kamu lagi sakit kayak gini, Aleo.” Cibir Jasmine.

Jasmine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang