"Aku cuman takut, pas kak Lio tau, dia bakalan ngamuk besar nanti." Viona mengerutkan keningnya.

"Lo...nggak diapa-apain kan sama kak Lio?" Tanya gadis itu curiga, takut Jasmine juga terkena imbasnya. Jasmine jadi gugup, tak ingin Viona khawatir, lebih baik Jasmine berbohong.

"Ng-nggak kok, kan Aleo selalu lindungin ak-”

“Oh iya aku lupa ngabarin Aleo kalau kesini. Tapi jangan deh, nanti kak Lio tau lagi keberadaan kamu."

"Nggak perlu parnoan gitu ah, kalau misal gue ketangkep, bukan masalah besar kok, asal lo nggak terlibat aja Jas.”

Jasmine mengambil ponselnya. Benda pipih itu sengaja ia mode diam saat dikelas tadi, saat akan ke Viona pun Jasmine tidak membuka ponselnya sama sekali.

Banyak pesan dan telepon masuk dari Aleo, hal itu membuatnya cemas, ia takut laki-laki itu akan marah nantinya.

"Sebentar ya, aku telpon Aleo dulu." Viona menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

Jasmine berjalan menjauhi Viona dan segera menelpon Aleo. Tak ada beberapa detik, lelaki itu langsung mengangkatnya.

"Assalamualaikum Aleo."

"Waalaikumussalaam. Lo kemana sih Jas!? Gue sibuk cariin lo dari tadi. Gue udah cariin di kelas tapi lo udah pulang duluan." Semprot Aleo membuat Jasmine meringis.

"Aleo, kok berisik? Kamu dimana? Disitu hujan? Kamu jangan keluar, nanti sakit. Ak-aku lagi dirumah temen, nanti aku pulang kok."

"Gue jemput, pulang sekarang, gue- uhuk-uhuk." Terdengar suara batuk dari ponsel miliknya, Jasmine jadi merasa bersalah karena tak ijin dulu sebelumnya. Pasti disana Aleo begitu khawatir pada dirinya.

"Aleo, aku pulang sekarang, kamu juga pulang ya?"

"Cepetan! Nggak pulang gue habisin lo. Assalamualaikum."

"Waalaikumussalaam."

Tut.

Aleo mematikan sambungannya. Jasmine dengan wajah masam pun berjalan ke arah Viona.

"Vio, aku pamit ya, Aleo sakit gara-gara cariin aku, nggak apa-apa kan Vio kalau aku pulang?"

"Ya enggak apa-apa, sana pulang, entar kak Aleo marah besar lagi."

"Aku bakalan sering-sering kesini buat jengukin kamu."

"Gue bakalan baik-baik aja kok Jas, yang terpenting sekarang kan lo."

"Makasih Vio."

××××××

Laki-laki itu berjalan dengan tubuh yang lemas. Setelah hampir setengah jam lebih memutari ibu kota mencari Jasmine, ternyata perempuan itu sedang berada di rumah temannya.

Dia jelas kesal. Pertama, Jasmine tak mengabarinya terlebih dahulu, dan kedua, dia tidak tahu temannya itu perempuan atau laki-laki.

Aleo memilih untuk berbaring di kamarnya. Seragam basah yang ia kenakan sekarang, ia lempar asal, begitupun dengan sepatunya, menyisakan celana pendek diatas lutut dengan bertelanjang dada.

Tubuhnya panas dan ia kedinginan, Aleo sedikit lemah dan malas jika harus berjalan untuk mengambil pakaian. Baru ingin memejamkan mata, sebuah tangan menyentuh keningnya, tangan itu terasa hangat. Aleo membuka matanya yang terasa berat.

"Assalamualaikum. Gimana keadaan kamu?" Tanya Jasmine masih menempelkan tangannya di dahi laki-laki itu.

"Waalaikumussalaam! Baru pulang lo? Lama banget." Cibir Aleo kesal walau tubuhnya dalam keadaan benar-benar sangat lemas.

"Maaf Aleo aku baru dateng. Badan kamu panas, aku kompres ya? Sebentar, udah tau kedinginan malah enggak pake baju,” Omel Jasmine lalu berdiri membuka lemari pakaian dan mengambil salah satu kaos berlengan panjang.

“Seharusnya gue yang marah bukan lo.” Cibir Aleo namun tak dihiraukan oleh Jasmine.

“Jangan banyak omong, kamu lagi sakit. Cepet, kamu ganti baju dulu, aku buatin susu sama air hangat dulu. Bisa ganti baju sendiri? Atau mau aku bantu?"

“Gue bisa sendiri.” Perempuan itu hanya mengangguk, tangannya terus bergerak membantu Aleo, padahal laki-laki itu sendiri yang mengatakan jika sudah bisa.

“Kamu tidur sebentar ya, aku ke dapur dulu,” ucap Jasmine setelah membantu Aleo untuk berbaring. Dia terlalu cemas, padahal bagi Aleo, ini hanya sakit biasa saja, dia tidak selemah itu hingga harus dibantu untuk memakai baju dan berbaring.

Beberapa menit berlalu, Jasmine sudah mandi dan mengganti pakaiannya, perempuan itu segera ke dapur untuk mengambil susu serta bubur untuk Aleo. Tak lupa ia juga memasak air panas untuk mengompres Aleo.

Setelah semuanya selesai, ia berjalan ke arah kamar Aleo. Melihat Aleo yang lemah seperti itu membuatnya cemas. Jasmine pun duduk di bibir ranjang dan menatap lelaki yang terlelap itu.

"Aleo makan ya? Mumpung masih anget."

"Nggak, gue mau tidur."

"Jangan gitu, makan dulu, perut kamu masih kosong kan? Ayo, habis itu minum obat."

"Denger nggak sih Jas? Gue mau tidur." Berontak Aleo. Laki-laki itu dua kali lebih merepotkan ketika sedang sakit, persis seperti bayi.

"Aleo, besok udah mulai ujian, gimana kamu bisa sekolah dalam keadaan kayak gini? Cepetan makan."

"Tapi lo bakalan nemenin gue disini kan? Kalau enggak gue nggak mau makan."

××××××

Maaf sekali baru UP hehehe. Jangan lupa vote dan komennya guys, kalau rame Author balik lagi!

Jasmine Where stories live. Discover now