Taehyung mendengus kesal lalu menatap seokjin lekat "kim seokjin-sshi, kau sangat pengecut, kau itu pecundang!!"

"Apa maksudmu?"

"Apa maksudku?" Tanya taehyung mengulangi pertanyaan seokjin "maksudku adalah kau dan keluargamu adalah orang orang rendahan. Kalian kaya, tapi tidak memiliki etika!"

Jenner mendengus kesal, dia benar benar tak paham apa yang taehyung katakan "taehyung-sshi, sebaiknya kau pergi dan bawa uang ini" Ucapnya lalu kembali melemparkan amplop berisikan uang itu pada taehyung.

"AKU TAK MEMBUTUHKAN UANGMU" Bentak taehyung dan membiarkan amplop itu tergeletak begitu saja di lantai "AKU LEBIH MEMILIH MENJADI GELANDANGAN DARIPADA MENERIMA UANG DARI KELUARGAMU, KIM SEOKJIN!!!"

Jenner hanya diam, benaknya mencoba untuk memahami situasi.

"dengar seokjin-sshi, mungkin appamu bisa menyuap orang tuanku dia juga bisa membungkam hukum dengan kekuasaannya, tapi aku..... aku akan tetap membalas dendam, aku akan membalas kematian nunaku, aku akan membunuhmu, kim seokjin, ingat itu!!!"

Jenner menghela nafasnya, mencoba sabar menghadapi taehyung, dia tak ingin kepalanya kembali sakit lagi "taehyung-sshi, aku benar benar tak mengerti, dan soal yang dilakukan appaku pada orang tuamu, aku sama sekali tidak tahu"

"Ck, kau kira aku akan percaya dengan mulut busukmu hah!? Kau lebih menjijikkan daripada sampah!!"

"Terserah apa katamu, jika kau sudah selesai maka pergilah!" Usir Jenner ketus lalu melangkah pergi untuk masuk ke ruang rawatnya lagi.

"Seokjin-sshi" Panggil taehyung pelan yang membuat langkah Jenner terhenti.

Jenner membalikkan badannya dan menatap taehyung dalam diam, dirinya sedikit merasa iba ketika melihat sorot mata taehyung yang dipenuhi luka.

Taehyung menatap seokjin lamat, sebuah senyum pilu tersemat di bibirnya "kau tahu, apa penyesalan terbesar dalam hidupku?"

Jenner hanya diam

"Aku pernah mengenalmu" Ucap taehyung lalu pergi dari sana.

Jenner hanya bisa mematung, tenggorokannya tercekat, dia menatap kepergian taehyung dengan sorot mata yang sulit diartikan.
-
-
-
-
Ruangan baca pada sebuah apartemen mewah itu tampak sunyi, hanya ada kepulan asap dari secangkir teh hangat yang berbaur dengan udara di sekitarnya. Sesekali teh hangat itu akan di hisap oleh seorang pria berkulit putih dengan mata sipit.

Tampak pria itu tengah tersenyum kecil ketika matanya menatap pada sebuah bingkai foto yang menampilkan seorang wanita paruh baya yang terlihat cantik. Tangan pria itu terulur, mengambil bingkai foto tersebut dan mengusap wajah wanita itu pelan.

"Eomma, aku merindukanmu" Ucap pria itu lirih "eomma tenang saja, sebentar lagi dendam eomma akan terbalaskan. Aku memang tidak bisa menghancurkan appa kim yang brengsek itu, tapi setidaknya, aku bisa menghancurkan anaknya. Eomma hanya tinggal melihat diatas sana bagaimana aku menghancurkan kim jiwoon" Lanjutnya lalu meletakkan foto itu secara perlahan di atas meja.

Kini mata pria itu beralih menatap pada sebuah gambar seorang pria tua dengan rambut beruban, tapi walaupun begitu, pria tua itu tetap nampak berwibawa dengan pakaian formalnya.

"Appa kim, aku bahkan sudah sangat muak melihat wajahmu walau hanya dalam gambar. Ck, kau memang pria brengsek sama seperti anakmu, kim jiwoon itu!"

"Appa kim, banyak orang yang bilang kalau kau itu cerdas, tapi bagiku kau hanya seonggok manusia tanpa hati nurani. Kau membuangku dan eomma untuk mempertahankan istri dan anakmu" Ucap pria itu lalu tertawa miris "appa kim, bukankah aku juga anakmu, bukankah eommaku juga istrimu, lalu kenapa kau membuang kami? Bahkan sampai eomma meninggalpun, kau tak datang untuk meminta maaf padanya, kau membiarkanku tumbuh dipanti asuhan. Sedangkan jiwoon, kau membesarkannya penuh kasih sayang, memenuhi semua keinginannya, bukankah itu tidak adil untukku!?"

The Transmigration Of Badboy (kim seokjin) ENDWhere stories live. Discover now