"Cepat lari" Ujar seseorang yang baru saja menyelamatkannya sambil menarik tangannya untuk lari ke dalam gang.

Seokjin sedikit ragu, dia menatap ketakutan pada seseorang yang baru saja menyelamatkannya.

"Percayalah padaku!" Ujar orang itu meyakinkan lalu segera menarik paksa tangan seokjin untuk masuk ke dalam gang.

Seokjin hanya bisa menurut, tangannya masih di cekal orang itu sedangkan kakinya terus berlari cepat, mengikuti kemana sang penyelamat akan membawanya. Sedangkan tak jauh di belakang mereka, sang perampok tampak mengejar sambil mengangkat tinggi tinggi senjatanya.

Jantung seokjin sudah berpacu dengan cepat, nafasnya sudah memburu tapi langkah kakinya semakin mantap, dia terus mengikuti langkah kaki orang yang ada di depannya, membelah gang sempit nan gelap itu.

"BERHENTI, JANGAN LARI KALIAN!!" Teriak sang perampok menggema di antara gang itu.

"Sial, jalan buntu!!!" Umpat orang itu yang langsung menghentikan larinya.

Seokjin yang berada di belakang juga ikut berhenti, dapat dia lihat bahwa jalan di depan mereka terhalang oleh dinding setinggi 4 meter.

Orang itu berbalik, matanya yang tajam menatap seokjin lekat "kau bisa memanjat?" Tanya orang itu.

Seokjin hanya menggeleng.

Orang itu mengangguk mengerti lalu berjongkok di depannya "naik ke bahuku dan panjat dinding itu" Ucapnya.

"Ka... Kau yakin?" Tanya seokjin ragu.

"Cepat!! Kita tidak punya waktu banyak, perampok itu semakin dekat!!"

Seokjin akhirnya mengangguk, dia segera naik ke bahu orang itu, tangannya terulur, meraih permukaan dinding itu sedangkan tubuhnya berusaha memanjat.

"Ayo, cepat!!"

Tidak! Dia tidak boleh gagal!!

Seokjin mengerahkan semua tenaganya hingga akhirnya dirinya sampai di atas dan segera melompat ke bawah, ke sisi yang bersebrangan dengan sang penyelamatnya.

Sedangkan orang itu segera menjejakkan kakinya pada sebuah bak sampah untuk membantunya memanjat dinding itu, cukup sulit sebenarnya karena tinggi bak sampah yang dia pijak tak seberapa, tapi dengan keterampilan dan kemampuan yang dia miliki, hanya sekali percobaan saja dirinya sudah berhasil memanjat dinding pembatas itu dan langsung melompat ke bawah, dimana sudah ada seokjin di sana.

Seokjin yang melihat itu hanya bisa menghela nafas, kakinya menjadi lemas seketika hingga dirinya langsung terduduk, kedua tangannya dia gunakan untuk menutupi wajahnya yang sudah basah oleh air mata.

Jika saja tidak ada orang itu yang menyelamatkannya, bagaimana nasib dirinya nanti?

Jika saja mereka tidak berhasil memanjat dinding itu, akankah mereka mati ditangan perampok itu?

Jika, jika, dan jika. Hanya kata itu yang kini ada di benaknya, berbagai pikiran negatif mulai hinggap di sana tanpa henti.

Orang itu yang melihat seokjin menangis hanya bisa tersenyum kecil, dia berjongkok di depan pemuda itu dan menepuk bahu seokjin pelan.

"Kau aman sekarang, tidak perlu takut" Ucapnya pelan.

"Terimakasih banyak" Ucap seokjin pelan.

Orang itu tersenyum "tidak masalah" Ucapnya lalu mendudukkan dirinya di samping seokjin, punggungnya menyender pada dinding "aku baru tiba di Seoul kemarin dan belum memiliki teman sama sekali di sini. Mungkin kita bisa menjadi teman" Ujarnya.

The Transmigration Of Badboy (kim seokjin) ENDWhere stories live. Discover now