Kau harusnya tidak boleh sedekat itu dengan mereka, bukankah begitu, sang pelintas dimensi?

~

Digerobak, nampak tokoh utama kita tengah sibuk bersenandung. Suaranya yang tidak lebih baik dari kentut tetangga itu membuat beberapa diantara mereka hanya bisa terdiam, tidak berani menegur.

Ngeri sendiri jika mereka akan berakhir ditembak atau ditebas, mengingat betapa menyeramkannya [Name] ketika marah

"Gabi, maaf aku sudah menendangmu."

Gabi terhenyak, tidak menyangka bahwa Jean akan meminta maaf dengan begitu mudahnya.

Ah, kalau melihat dirinya di masa lalu, Gabi merasa sangat bersalah.

Bagaimana mungkin dirinya menganggap mereka adalah iblis? Padahal mereka semua sebaik ini.

"Apa kau tak apa?"

"Yeah, aku tidak apa-apa."

Kini tatapan Jean beralih pada Reiner.

"Reiner, aku tidak akan minta maaf padamu."

Reiner hanya pasrah, ia juga tahu bahwa Jean tidak mungkin minta maaf padanya. Dan juga tidak mungkin bisa memaafkan segala perbuatan Reiner padanya.

"Kalau aku?"

Annie angkat bicara, begitu juga [Name].

"Aku juga mau minta maaf karna mengataimu muka kuda. Yah, walau wajahmu memang mirip seperti kuda."

Emosi, Jean nyaris saja melempar [Name] dengan buntalan kain andai saja dia tidak ingat bahwa sifat sang pelintas dimensi memang semenyebalkan itu. Colt hanya tersenyum, sesekali ia akan menawarkan minuman pada [Name].

"Colt, bukankah kau terlalu perhatian pada [Name]?"

Colt memang baik dan perhatian, namun perhatian yang selama ini ia berikan pada [Name] rasanya berbeda dengan perhatian yang selalu ia berikan pada teman-temannya.

Falco yang menyadari gelagat sang kakak sejak awal tidak ingin banyak berkomentar. Hanya saja dirinya tidak bisa memungkiri bahwa Falco sangat penasaran dengan relasi diantara mereka berdua.

Hm, perhatian apalagi ini, miskah?

Apakah mungkin ada benih-benih cinta diantara mereka berdua?

Tidak, tidak, mustahil.

Colt anak baik tidak mungkin jatuh cinta pada gadis setan macam [Name]. Kira-kira itulah hal yang difikirkan oleh Jean.

"Ini hanya balas budiku karena [Name] sudah menyelamatkanku."

Benarkah? Tapi mengapa wajahmu memerah begitu, Colt?

Keributan digerobak bagian belakang membuat gerobak bagian depan menghela nafas panjang. Hange, Connie, serta Levi yang sudah terbiasa dengan keributan itu hanya diam memaklumi.

Berbeda dengan Jendral Magath, Onyakopon, dan Yelena yang merasa sedikit terkejut dengan sifat asli [Name].

Pasalnya, saat diskusi semalam, gadis itu terlihat begitu serius. Ia kerap kali melontarkan kalimat sarkas yang disertai dengan tatapan mengintimidasi.

Rasanya agak lucu melihat sisi lain dari sang pelintas dimensi yang ternyata tidak sebadas seperti yang mereka fikirkan selama ini.

Dia lebih mirip monyet lepas daripada pelintas dimensi yang mengetahui segalanya.

"Apa kita bisa mempercayai Azumabito?"

"Kita tidak punya pilihan selain mempercayai mereka."

Secara tiba-tiba Cart titan datang dari bukit tinggi disebelah mereka. Connie menghentikan gerobak kuda demi mengetahui apa yang akan disampaikan oleh Cart titan.

Pieck yang berada didalamnya langsung keluar dari tengkuk Cart titan.

"Pelabuhannya dikuasai oleh Fraksi Yeager!"







































"Sialan, harusnya aku bunuh saja Floch waktu itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sialan, harusnya aku bunuh saja Floch waktu itu."

ISEKAI | AOT X ReadersWhere stories live. Discover now