09

4.4K 1.1K 134
                                    

Ada banyak jenis hewan di dunia ini.

Dan diantara mereka semua, [Name] paling membenci monyet. Kecoa menempati urutan kedua.

Benar, mahluk berbulu yang katanya merupakan nenek moyang manusia menurut teori Darwin.

[Name] yang selaku anak cucu adam hanya diam saja dan menyimak tiap kali teori itu dijabarkan dalam pelajaran sejarah.

Awalnya [Name] tidak terlalu membenci hewan itu. Sungguh, [Name] malah menganggap monyet itu sebagai hewan lucu dan pintar.

Sebelum akhirnya dia menonton Attack on Titan dan melihat beast titan Zeke.

Perwujuan monyet yang minta di tebas.

Dan rasa benci itu makin menjadi-jadi ketika ledakan besar menghantam gerobak. [Name] benar-benar tidak menyangka Zeke masih memiliki kekuatan tersisa untuk melawan.

Bahkan ketika sudah ditahan oleh [Name] pun, dia masih bisa bergerak sehingga membuat pemicu tombak petir meledak.

Untuk selanjutnya, kau tau apa yang terjadi, bukan.

Tombak petir itu meledak dan hancur berkeping-keping.

Rintikan air membasahi pipi pucat sang gadis. [Name] menatap angkasa yang begitu luas dengan pandangan yang terbatas. Seluruh tubuhnya terasa begitu sakit dan ngilu. Darah berceceran dimana-mana.

"Aduh... bangsat."

Bagus, baru sadar langsung ngumpat, ya.

[Name] tidak tahu bahwa perkataannya akan memberikan rasa putus asa yang begitu tinggi untuk Zeke. Karena hal itu Zeke makin nekat untuk meledakan diri, membuat [Name] dan juga Levi ikut terkena ledakan itu.

Iris mata [Name] bergulir ke samping, melirik tubuh Zeke yang agak jauh darinya. Tubuh Zeke tersisa separuh, dengan organ dalam yang berceceran.

"Bedebah, mampus kau."

Untuk yang kesekian kalinya [Name] mengumpat. Satu titan tiba-tiba bangkit, merobek perutnya dan memasukan Zeke ke dalam sana.

Ini dia. Saat dimana sang pendahulu titan pertama kali debut, Ymir.

Tapi, tolong itu usus titannya harap di sensor. [Name] mau muntah kala melihatnya.

Saat ini, [Name] yakin perkara wine sudah terungkap. Seluruh anggota militer akan digunakan penanda di lengan, sama seperti sistem pembagian kasta di Marley.

Dalam diam, [Name] berusaha mengingat serta menyusun tragedi-tragedi selanjutnya.

Seharusnya sekarang Hange akan datang, bersama dengan Yeagerist untuk menjemput Zeke.

Helaan nafas keluar dari bibir tipis [Name]. Dia benar-benar tidak menyangka akan ikut terkena ledakan. Padahal [Name] sudah bertekad untuk sedikit mengurangi luka yang nantinya akan diderita Levi.

Tapi ujung-ujungnya kena juga. Mana sekarang dia tidak tahu Levi dimana pula.

"Setidaknya takdir tidak berubah."

[Name] bergumam pelan. Walaupun seluruh tubuhnya terasa sangat sakit, ia masih merasa bersyukur takdir tidak berubah. Nyaris saja tadi [Name] merubah takdir dengan menahan Zeke.

Jika Zeke tidak nyaris mati, maka dia tidak akan bisa bertemu dengan Ymir. Dan sudah pasti takdir akan melenceng.

"Ah... aku ini terlalu memikirkan takdir, ya?"

Samar-samar [Name] mendengar langkah kaki kuda serta bisingnya orang-orang.

Oh, akhirnya mereka datang.

ISEKAI | AOT X ReadersWhere stories live. Discover now