15

3.6K 960 197
                                    

Demi tuhan, baru kali ini [Name] ingin memukul kepala seseorang hingga lupa ingatan.

Oh, tidak, tidak, ini yang kedua kalinya.

Selain ingin memukul sang penulis, [Name] juga benar-benar ingin memukul kepala Colt.

Di pukul sampai kepalanya memutar 180° seperti burung hantu.

[Name] sungguh tidak tahu apa yang ada di fikiran Colt. Walau sudah diberi pencerahan oleh [Name], dia tetep kekeuh ingin menyelamatkan Falco.

Lihatlah sekarang, Colt bahkan berteriak memanggil Falco, mencegahnya untuk mengigit tengkuk Reiner.

Nyari mati, memang.

"Falco, hentikan! Falco!"

Jemari lentik [Name] memijit pelipis. Kenapa orang-orang didunia ini tidak mau duduk diam dan menurut padanya saja, sih? Baik Levi, Falco, warga paradise sampai Marleyan, kenapa semuanya tidak mau mendengarkan [Name]?

[Name] frustasi.

"Tau kau keras kepala begini, sudah aku lempar kau ke mulut titan."

Kini tangannya bergerak menarik kerah belakang Colt, kemudian melemparnya ke belakang. Colt tersentak ketika satu kaki panjang [Name] berada di samping kanan kepalanya. Iris matanya melebar kala mendapati satu iris mata sang gadis menatapnya tajam.

"Colt, sudah aku bilang duduk diam disini. Memangnya kalau duduk diam sebentar pantatmu akan hilang, hah?!"

Bagus, [Name], terkadang manusia itu harus dikasari sedikit supaya bisa sadar.

"Tapi Falco—"

"Kalau kau benar-benar mau mati, tunggu aku menyelesaikan semua ini. Setelah itu aku akan membunuhmu secara langsung."

Usai mengucapkan hal itu, [Name] beralih menatap pertempuran antara para titan. Dalam diam, ia memikirkan banyak sekali rencana.

Sebisa mungkin, [Name] harus mengurangi perubahan takdir. Ia hanya akan menyelamatkan Colt saja. Hanya Colt.

"Kau itu... sebenarnya ada di pihak mana?"

Lagi-lagi kalimat yang sama. Orang-orang dunia ini tidak kreatif, ya?

[Name] terdiam, tatapannya masih mengarah ke pertempuran didepan sana.

"Yeagerist."

Benar, menjadi Yeagerist adalah pilihan paling aman. Ia tidak perlu merubah alur cerita ini andaikata dirinya berada di pihak Yeagerist. Ditambah dia bisa mensupport Eren atas rencana gila yang pemuda itu susun.

Alasan lainnya ia bisa rebahan ketika semua orang sibuk bertarung.

Kenapa? Soalnya [Name] tahu siapa yang akan selamat dan siapa yang akan mati. Dengan begitu, ia tidak perlu membuang waktu untuk menyelamatkan seseorang yang seharusnya mati.

Kalau begitu, kenapa kau malah menyelamatkan Colt?

"Argh, ini kesalahan!"

Lebih tepatnya kau yang plin-plan, [Name].

Jemari lentik [Name] mengacak surai [hair colour] nya frustasi.

"Sumpah, gini amat masuk ke dalam isekai. Perasaan yang lain kalau masuk ke dunia anime nasibnya tidak separah ini."

Dalam hati, [Name] merasa sedikit menyesal berharap masuk ke Isekai. Ah, lebih tepatnya menyesal tidak bisa masuk ke dunia anime yang tentram, damai, dan penuh cogan.

Andaikata dia masuk ke dalam anime bergenre sport, [Name] pasti tidak perlu repot menentang maut tiap harinya.

[Name] ingin pindah genre, ya tuhan.

ISEKAI | AOT X ReadersWhere stories live. Discover now