19

3.4K 854 126
                                    

Mikasa selalu berfikir.

Seandainya saat itu ia memilih jalan yang berbeda, apakah semua ini tidak akan terjadi?

Saat itu adalah saat mereka pertama kali datang ke dunia luar. Bertemu dengan orang-orang yang tidak pernah mereka ketahui keberadaannya. Semuanya terlihat begitu luar biasa, dunia luar sangat berbeda dengan dunia dalam dinding yang ia tahu.

Mikasa kembali berfikir, apakah [Name] datang dari dunia ini? Dari dunia luar dengan peradaban yang maju?

Baik Connie atau Jean berfikir begitu. Saat gadis itu kembali datang dengan pakaian yang aneh, Mikasa langsung teringat dengan kunjungannya di Marley beberapa saat yang lalu. Tapi, [Name] terlampau asing untuk disandingkan dengan mereka.

Walaupun peradaban Marleyan sangat maju, pengetahuan [Name] masih terlampau tinggi. Ia seperti mahluk lain yang tidak pernah ada di dunia ini sebelumnya. Baik tindak tanduknya atau seluruh pengetahuan hingga caranya memandang dunia, Mikasa berfikir bahwa [Name] bukan berasal dari dunia luar.

Tidak, tidak, dia bukan berasal dari dunia ini.

Kan udah dibilang [Name] itu pelintas dimensi. Kau anggap apa omongan [Name] selama ini, Mikasa?

Kentut lewat?

"Mikasa, kenapa kau sangat memperhatikanku?"

"Huh?"

Ini hanya kejadian lama, saat dimana mereka datang ke Marley. Bertemu pencopet dan berakhir meminum anggur hingga terkapar.

"Apa karena kau kutolong saat masih kecil? Atau karena aku keluargamu?"

Mikasa sungguh kebingungan saat itu. Detak jantungnya berdetak kencang, hingga ia takut Eren dapat mendengarnya. Rona merah menjalari pipi tanpa diperintah, apakah ini efek alkohol atau karena tatapan Eren yang menghujami matanya?

"Siapakah aku bagimu?"

"Kau... keluargaku...."

Seandainya saat itu Mikasa memilih jalan yang berbeda, apakah ini semua tidak akan terjadi? Mungkin kah Eren tidak akan berubah dan membangunkan seluruh titan yang tengah tertidur panjang?

"Mikasa, ini bukan salahmu."

Suara familiar mengalun, tetap berusaha tenang walaupun rasa panik terkandung didalamnya. Sosok [Name] dengan manuver gear di pinggang terlihat berdiri disampingnya. Netra [eye colour]nya menatap lurus para kolosal titan yang mulai berjalan. Titan aneh dengan tulang-tulang raksasa pun berada disana.

Itu adalah founding titan Eren. Belum sempurna sebab dipenggal oleh tembakan Gabi sebelumnya.

Tapi, tetep keren, sih. Mengingatkan [Name] dengan kuyang.

"Mi—"

Suara langkah kaki para kolosal titan membuat pendengaran mereka terganggu. Mikasa sendiri tidak dapat mendengar perkataan Armin. Sementara itu, [Name] masih fokus menatap kedepan.

Kepalanya berulang kali memikirkan rencana agar tidak berakhir menjadi ayam penyet. Tidak lucu kalau dirinya berakhir di injak setelah mengejek Zeke sampai berpuluh-puluh part.

"Eren sudah mengendalikan founder titannya! Kalau rumbling ini aktif sebelum yang lainnya, berarti itu keinginan Eren sendiri! Dia bermaksud menghancurkan seluruh pasukan yang berkumpul di Marley!"

Genggaman tangan [Name] pada pedang mengerat. Iris matanya menajam kala mendengar perkataan Armin.

"Eren berpihak pada kita! Itu sudah jelas!"

Suara gemuruh terdengar, iris mata keduanya langsung berpusat pada tembok Maria yang runtuh. Para titan disana juga terbangun dan mulai berjalan. [Name] mendecih kesal, apa pula titan tanpa pakaian disana? Mereka sangat banyak.

"Tembok Maria juga runtuh! Kalau menghancrkan pasukan saja, seharusnya tidak sampai begini! Hanya bagian luar tembok Shiganshina... harusnya beberapa ratus titan saja sudah cukup!"

Armin berisik banget, sumpah. [Name] kira Armin itu paling kalem, ternyata disaat seperti ini dia sangat berisik.

"Dia bukan hanya menghancurkan Pasukan Marley!"

Iris mata Mikasa dan Armin melebar ketika mendengar perkataan [Name]. Mereka berdua membeku, tidak dapat melakukan apapun.

Hingga suara Eren terdengar dikepala mereka.

"Untuk semua subyek Ymir...."

[Name] tahu ini. Saat membaca di manga, [Name] ingin dapat melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan oleh Eren. Telepati lebih mudahnya.

Kalau [Name] punya kekuatan itu, nilainya pasti bisa terus tinggi. Mengingat dirinya mempunyai teman super cerdas yang entah mengapa mau berteman dengan [Name]. Mana kerjaan [Name] tidur saat pelajaran matematika pula.

"Namaku Eren Yeager, aku menggunakan kekuatan founding titan untuk bicara pada semua subyek Ymir."

Seluruh kaum Eldia shock, memegangi kepala masing-masing sambil membisikan pada diri bahwa semuanya hanyalah mimpi.

"Seluruh dinding yang ada di pulau paradis sudah dihancurkan. Dan semua titan yang terjebak didalamnya sudah bergerak..."

"... tujuanku adalah melindungi orang-orang paradise, tempat dimana aku dilahirkan dan dibesarkan. Namun, dunia ingin orang-orang paradise di musnahkan."

[Name] ingat seluruh scene ini. Bahkan walau tidak mendengarnya secara langsung, [Name] bisa mengetahui tiap detail perkataan Eren.

"Kebencian yang sudah menumpuk begitu lama itu jelas takkan pernah berakhir sampai bukan hanya orang paradise, tapi juga semua subyek ymir dimusnahkan. Aku menolak keinginan itu."

Benar, kebencian itu memang sudah terlampau besar hingga salah satu diantaranya musnah. Itulah mengapa kebencian selalu dikaitkan dengan kehancuran.

Sebuah gambaran pohon cahaya di dunia path beserta kaum eldia dibawahnya muncul. Seakan menjelaskan bagaimana cara Eren mengumumkan kehancuran dunia. Melalui pohon cahaya disana, tempat dimana semuanya terhubung.

"Titan dalam dinding ini akan pergi ke seluruh dunia di luar pulai ini sampai nyawa yang ada disana..."

Iris mata Mikasa melebar. Detak jantungnya bertalu-talu menyakitkan, kemudian ia menoleh, menatap sosok [Name] yang juga tengah menatapnya. Iris mata penuh makna terlihat disana.

Sekarang Mikasa tahu arti dari semua perkataan sang pelintas dimensi katakan sebelumnya.

"...Musnah dari dunia ini!"



































































"Kan sudah aku bilang jangan buat perkara dengan paradise! Di rumbling kan sekarang!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kan sudah aku bilang jangan buat perkara dengan paradise! Di rumbling kan sekarang!"

ISEKAI | AOT X ReadersWhere stories live. Discover now