23

2.9K 749 54
                                    

Para titan mulai bergerak perlahan, meratakan dunia dengan kaki dan badan telanjang.

Sebentar, biar saya sensor pakai celana renang.

Oke, kali ini kita fokus pada dua orang yang tengah menonton para titan berjalan, Komandan Margath dan Pieck dalam mode titan.

Pesawat yang berterbangan diangkasa membuat mereka yakin bahwa mereka semua telah kehilangan harapan pada keselamatan Pasukan Marley.

"Apa kita bisa melakukan sesuatu? Apa kau punya rencana untuk menghentikan ini?"

"Tidak, tapi kita bisa bertahan hingga akhir."

Keduanya terdiam sesaat, memikirkan keselamatan keluarga mereka masing-masing. Hingga sebuah suara pelan mengangetkan keduanya.

"Permisi."

Dibelakang sana, sosok Hange datang. Sontak saja membuat Jenderal Magath dan Pieck secara refleks mengarahkan titannya, berniat memakan sang komandan pasukan pengintai.

"KUMOHON TUNGGU!"

Mengangkat dua tangan sebagai simbol gencatan senjata. Hange meminta mereka untuk tidak memakan dirinya untuk sementara. Namun, gerobak kayu yang ditarik oleh kuda dibelakang Hange terlihat sedikit mencurigakan.

"Huh? Siapa yang dibelakang sana katamu?"

Hange menunjuk gerobak itu dengan jempolnya.

"Tenang saja, yang disana itu adalah orang yang tak berbahaya yang tidak jadi mati."

Sebelum itu, mari kita flashback ke beberapa jam sebelumnya. Tepat didalam hutan rimbun, terdapat Hange dan Levi yang tengah kabur dari pengejaran para Yeagerist. Hange menyelesaikan para pengejar dengan cara menembaknya.

"Semua pengejaran sudah mati, Levi."

Hange nampak tengah menjahit luka dimata kanan sang rekan, dengan perlahan mencoba menutupi luka yang ada dan mengenakan perban pada tubuhnya.

Terduduk disamping Levi, Hange mulai memikirkan banyak hal terkait situasi sekarang. Tentang para Yeagerist yang sudah menguasai pulau dan situasi mengerikan yang sekarang ini tengah terjadi.

Kaki panjang Hange bergerak mengambil palu untuk memperbaiki gerobak. Ia kembali teringat dengan gadis itu. Gadis yang mengikuti Zeke menuju Shiganshina. Hange tidak pernah lupa bagaimana ekspresi yang gadis itu tampilkan kala berbicara dengan Zeke.

Hingga kemudian perasaan itu datang. Benar, pesan Eren yang ingin meratakan seluruh dunia.

"Barusan... jangan-jangan...."

Hange refleks menoleh, memanggil nama Levi yang ternyata sudah terbangun. Pria dengan perban sana-sini itu terlihat mencari nama Zeke, monyet yang membuat tubuhnya menjadi semenyedihkan ini.

Eh, wow, Levi tidak mengenakan atasan, bung. Bukankah ini momen yang paling dinantikan oleh [Name]? Melihat roti sobek kapten cebol kita, Levi Ackerman.

Tapi, sayangnya [Name] tengah sibuk mengurusi banyak hal disana. Tidak juga sih, kerjaan dia hanya nonton dan menikmati keributan yang ada. [Name] akan bergerak kalau itu mulai mengancam nyawa.

"Kau tidak perlu bangun, Zeke menuju ke Shiganshina dengan para Yeagerist. Sudah setengah hari sejak itu."

Hange membantu Levi untuk kembali berbaring. Kondisinya masih belum pulih sepenuhnya.

"Sebenarnya apa yang terjadi?"

Ingatan saat dimana ledakan di gerobak kembali terbayang. Levi masih merasa benci ketika menyadari bahwa dirinya membuat Zeke berhasil lepas lagi. Iris mata Levi menatap jari tangannya yang tidak lagi sempurna.

ISEKAI | AOT X ReadersDove le storie prendono vita. Scoprilo ora