27

2.1K 623 90
                                    

Walaupun muncul banyak husbu-husbu tampan yang menggetarkan jiwa dan raga, [Name] tetap tidak memungkiri bahwa Levi Ackerman masihlah husbu favoritenya.

Dirinya memang hobi sekali oleng sana-sini, namun jika melihat poster sang kapten pasukan pengintai yang terpampang begitu besar di tembok kamarnya, [Name] akan kembali menjadi fans nomor satu Levi walaupun roti sobek Eren menggerayangi.

"LEVI!"

Setelah mengalami cobaan dari yang mengancam nyawa dan menarik urat, akhirnya [Name] bisa bertemu dengan sosok Levi Ackerman.

Lihatlah wajah tampan yang bercodet itu—

Tunggu, bercodet?!

"Demi tuhan siapa yang membuat wajah tampanmu seperti ini?! Aku akan membunuhnya!"

Connie dan Jean refleks memegang sang gadis yang sudah mencak-mencak dengan membawa satu golok tajam. Selama beberapa kali mereka nyaris terkena sabetan golok itu andaikata Levi tidak menyumpal mulut [Name] dengan satu buah roti utuh.

"Diam."

Ah, ngomong-ngomong sekarang ini posisi mereka ada disebuah hutan. Usai rencana kabur yang mereka lakukan, akhirnya mereka telah sampai ditempat ini bersama dengan Reiner untuk berkumpul bersama Jean, Hange, Jendral Magath, Levi, Yelena, serta Onyakopon.

"[Name], bagaimana kau bisa sampai sini?"

Colt angkat bicara, yang mana membuat interaksi antara Levi dan [Name] terhenti. Gabi yang mendengar itu langsung ikut berbicara walaupun suaranya agak tergagap lantaran masih adanya rasa takut pada sang pelintas dimensi didepan sana.

"Hange-san bilang kau sedang bersenang-senang."

Mari sejenak kita mundur ke beberapa jam sebelumnya.

Usai memprovokasi Floch demi memuaskan diri, [Name] langsung menggunakan maneuver gearnya untuk mengejar Cart titan. Sembari mengejar, [Name] juga menembak beberapa orang yang nyaris mendekati tubuh Cart titan.

Sebenarnya, [Name] bisa saja ikut kabur menggunakan gerobak kuda seperti yang dilakukan oleh rombongan Mikasa. Namun, hal seperti itu kurang menantang, bung.

Bagaimana rasanya sih menaiki tubuh titan. Apa sama seperti menaiki kuda hanya saja dengan ukuran yang jauh lebih besar?

"BAJINGAN!"

[Name] berteriak nyaring ketika kabel manuvernya nyaris saja lepas andaikata tidak segera menggunakan kabel lainnya. Bibirnya terus menerus mengumpati Cart titan yang tidak memelankan lari bahkan walau ia tahu [Name] tengah menempel diatas tubuhnya.

[Name] sedikit menyesal memilih Cart titan daripada gerobak kuda sebagai kendaraan.

"Aku nyaris mati."

Jemari telunjuk sang gadis menyentuh luka yang terdapat di pipi sebelah kirinya.

"Kau lihat ini? Aku terluka karena menabrak ranting pohon! Pieck, kau harus sedikit memelankan larimu!"

Jendral Magath terdiam menyaksikan interaksi antara [Name] dengan Pieck dan yang lainnya.

Gadis ini, si pelintas dimensi yang dilindungi ketat oleh pulau paradise. Gadis yang menyelamatkan Colt dan mengetahui masa depan.

Namun, jika dia memang mengetahui segala hal tentang dunia ini, mengapa dia tidak merubah hal-hal yang harusnya bisa ia ubah?

Jika dia mau, dia bisa saja menghentikan rumbling dan membuat dunia ini berpihak padanya, bukan? Atau mengambil 9 titan dengan rencana yang disusun sedemikian rupa untuk menghancurkan Marley.

ISEKAI | AOT X ReadersWhere stories live. Discover now