06

4.9K 1.2K 342
                                    

[Name] benci mengakui bahwa ia hampir muntah karna menaiki kereta kuda.

Guncangan yang dihasilkan karna kondisi jalanan membuat wajah [Name] pucat lantaran menahan mual.

Oh tunggu dulu, sebelum itu mari kita memutar kejadian beberapa saat yang lalu.

Setelah menyaksikan bagaimana keributan yang dilakukan faksi Yeager hingga konferensi meja bundar antara Eren, Mikasa, Armin, dan Gabi. [Name] langsung melesat pergi meninggalkan restoran. Tidak peduli dengan Hange atau Falco yang dibawa pergi oleh Fraksi Yeager.

Toh, mereka akan selamat.

Dengan menggunakan nama Historia, [Name] meminta salah satu dari anggota pasukan militer untuk mengantarnya menuju suatu tempat.

Seharusnya tidak ada yang berani menolak karna [Name] memakai nama sang ratu. Seharusnya sih begitu.

Tapi sialnya, pasukan militer yang [Name] perintah itu ternyata seorang Fraksi Yeager.

Karma memakai nama orang dalam sembarangan.

Karena hal itu, sempat terjadi perdebatan panjang.

Tiap argumen yang keluar dari bibir kurang ajar [Name] sempat membuat orang itu berniat menembak kaki [Name] untuk peringatan.

Bahkan Floch sendiri sampai turun tangan untuk meredam keributan dan membawa [Name].

Tapi, bukan [Name] namanya kalau tidak berani melawan.

Dengan kurang ajarnya ia menyumpah serampahi Floch. [Name] hampir berteriak perkara masalah wine.

Untungnya [Name] bisa tahan.

Floch sendiri sudah nyaris menembak kepala [Name], jikalau tidak segera dihentikan oleh Eren.

Sepasang iris emerald dan [eyes colour] kembali bertemu. Tatapan keduanya bertabrakan. Begitu dalam dan asing disaat bersamaan.

[Name] yang seakan tahu segalanya menatap mata Eren tanpa rasa takut. Bahkan saat Floch berniat menarik pelatuk pun, [Name] masih saja mempertahankan tatapannya itu.

Dengan sengaja [Name] menaikan dagu, membuat kesan angkuh pada semua orang yang menyaksikan.

Para Fraksi Yeager lainnya juga ikut menodongkan senjata. Tetapi, aura yang keluar dari gadis bersurai [hair colour] itu terasa mencengkam.

Mereka sempat goyah, tapi teriakan Floch kembali menyadarkan.

Tidak diketahui nanti gadis itu akan mendukung pihak mana. Namun yang jelas, dia benar-benar berbahaya.

Lebih tepatnya pengetahuan yang dimilikinya.

"Eren, apa kau benar-benar bebas?"

Wajah Eren masih datar. Dalam diam, ia mempertanyakan mengapa [Name] menanyakan hal yang sama? Menanyakan sesuatu yang sudah di jelaskan secara rinci.

Bukankah ia terlihat begitu bodoh?

"Ya, aku bebas."

Jawaban yang sama untuk pertanyaan yang sama.

Kekehan pelan keluar dari bibir [Name]. Floch mengernyit, menanyakan apa yang lucu dari perkataan sang penyelamat.

"Benarkah?"

[Name] melirik Eren. Tatapan tajam ia layangkan untuk sang tokoh utama.

"Tapi, kau nampak begitu terikat. Terikat oleh masa depan yang kau lihat."

Iris emerald Eren menajam. Sepasang [eyes colour] menatap Eren dengan tatapan berjuta makna, begitu sulit ditafsirkan.

"Eren Yeager, kau tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti alur takdir, bukan?"

ISEKAI | AOT X ReadersWhere stories live. Discover now