12

3.9K 1K 291
                                    

Sedari awal [Name] selalu menganggap bahwa hidupnya sangat membosankan.

Selama ini ia hidup untuk orang lain. Untuk kedua orang tuanya. Menjalani rutinitas adalah hal yang ia lakukan tiap harinya, walaupun [Name] tahu bahwa dirinya membenci hal tersebut.

Berangkat sekolah, mendapatkan pelajaran yang merongrong otak, dari jam tujuh pagi hingga jam empat sore. Menghadapi 12 mata pelajaran yang harus bisa dipahami. Belum lagi kegiatan belajar yang meski ia lakukan usai bersekolah.

Semua itu ia lakukan tiap harinya. Tanpa mengeluh, barang secuilpun.

Maka dari itu, menonton anime adalah salah satu cara untuk melepaskan diri sejenak dari rutinitas yang menyesakan dada.

Membayangkan betapa indahnya hidup di dunia anime terkadang membuat [Name] merasa iri dan bahagia di saat bersamaan. Melihat mereka mengejar mimpi, ambisi serta cinta terasa begitu menyenangkan, bukan?

Seakan-akan mereka mewakilkan apa yang tidak bisa [Name] lakukan.

"Kau sedang apa?"

[Name] mendongak. Kemudian ia kembali menunduk. Dalam diam bertanya-tanya mengapa dia tidak mampu melihat wajah sosok itu.

Jangan-jangan dia itu setan? Hantu? Atau lebih parahnya lagi iblis!

"Hei, kau lihat itu."

Jemari lentik sosok itu menunjuk sebuah burung yang terbang.

"Menurutmu apa itu kebebasan?"

[Name] bungkam, tak kuasa menjawab. Entah karna ia memang tidak mengerti jawabannya atau ia tidak ingin mengutarakan jawaban yang ia punya.

"Kau mau menonton anime ini bersamaku?"

Suara asing itu kembali mengalun, nadanya begitu ceria dan murni. Namun menyebalkan disaat yang bersamaan.

"Anime apa?"

[Name] tidak mampu melihat rupa sosok yang ada dihadapannya.

Tiap kali mendongak, ia akan mendapati bayangan hitam di kedua mata sosok itu, seakan tidak memperbolehkan [Name] untuk melihat keseluruhan wajahnya. Seperti di blur dan sengaja di tutupi agar [Name] tidak bisa mengingatnya.

Sosok itu duduk disamping [Name]. Aroma persik yang familiar tercium, menghantarkan perasaan tenang tersendiri bagi [Name].

Sebuah laptop tersodor di pangkuan [Name].

Senyum serta gigi taring yang aneh milik sosok itu membawa perasaan familiar dan asing disaat yang bersamaan.

"Shingeki no Kyoujin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Shingeki no Kyoujin."

DEG!

Seperti tersengat listrik, tubuh [Name] langsung tersentak. Kelopak matanya sontak terbuka, membuat cahaya matahari menghujam langsung pupil [eye colour]-nya.

ISEKAI | AOT X ReadersWhere stories live. Discover now