[02] Bertemu❈

Mulai dari awal
                                    

"Eh ana kamu ngapain ke sini, ga kebaca apa itu tulisan gede hah." Ucapnya dengan gaya em gimana ya deskripsi in nya.

Karna tidak mau mendengar ocehan Gino dan takut ada seseorang yang masuk dan mikir yang macem-macem Lily pun keluar dan pergi ke kelas nya saja.

Berpikir bahwa mungkin di kelas akan lebih baik dari pada di rooftop dan kantin, dari tadi pagi dia tidak bisa, tidak bulak balik toilet karna memikirkan 2 kejadian itu.

Ketika dia akan membuka pintu,BRAKKK, sebuah meja hampir saja memukul wajahnya!!.

"E-eh Ana Lo ga papa kan, gua ga sengaja, i-ini semua gara sampah itu tidak bisa diam." Ucapnya sambil menunjuk bocah lusuh di samping pintu belakang kelas.

Tapi yang membuatnya kaget bukan lah lemparan meja, tetapi bocah yang seperti ketakutan di sampingnya.

"Lo apa-apa sih kalo kena kepala orang terus bocor Lo mau ganti rugi sama kepala yang Lo Pake sekarang??." Ucap Lily sambil mengembalikan meja tadi ke tempat semula.

( Note:Mejanya yang buat satu orang dan ringan kalo di angkat )

Setelah selesai menyelesaikan kekacauan dia pun tertidur di mejanya, dan merasa bahwa hari ini begitu melelahkan, Lily tertidur sangat lelap bahkan ketua kelas tidak 'bisa' membangunkannya.

Berbeda dengan Lily yang kebo, Joseph sekarang sedang berpikir tentang gadis yang ia lihat di rooftop dan kantin, dan baru menyadari bahwa mereka ternyata sekelas, gadis yang ia sukai semenjak masuk ke sekolah dan selalu ia buntuti kemana-mana ternyata teman sekelasnya!!, dia mungkin tidak menyadarinya karena selalu menundukkan kepala dan tidak berani melihat dunia.

KRINGGGGG Bunyi yang selalu di tunggu-tunggu oleh semua murid akhirnya bergema dan itu membuat mereka yang malas akhirnya menjadi semangat,

Setelah berapa lama kelas pun menjadi kosong dan hanya meninggalkan 2 orang murid berbeda jenis kelamin itu, yang laki-laki tidak tau harus berbuat apa, dia ingin sekali membangunkan gadis itu tapi, dia pernah mendengar bahwa jangan pernah membangunkan singa yang sedang tertidur, walaupun dia tidak tau artinya tapi dia berusaha untuk membulatkan tekad nya.

"Em-em A-ana Ana" tidak mungkin suara sekecil itu bisa membangunkan Lily yang kebo, ayok lebih keras.!!!

"Ana, Ana sudah waktunya pulang." Setelah beberapa panggilan, Lily terbangun dengan linglung, dan anehnya itu terlihat lucu di mata bocah tersebut.

Dia terus berusaha membuka matanya sambil menguceknya sampai merah,

"Hey, apakah kamu punya air minum aku haus sekali." Setelah mendengar nya bocah laki-laki itu langsung mengeluarkan botol minum berwarna biru, dan Lily langsung meminumnya tanpa ragu air itu air biasa apa bukan.

"Ana, guru tadi menjelaskan bahwa akan ada tugas kelompok d-dan, guru memilih kita sebagai tim, apakah..-apakah kamu mau mengerjakannya dengan ku??" Ucapnya malu-malu dia takut dengan penampilannya yang seperti ini membuat gadis impiannya membencinya.

"Apa , tugas apa kapan guru memberikannya, memangnya kapan itu di kumpulkan??." Mereka berbincang-bincang sebentar lalu memutuskan untuk mengerjakan nya hari ini juga, karna Lily ingin menyelidiki sesuatu nanti.

Setalah berjalan dan naik bus 2 kali akhirnya mereka sampai di tempat kumuh di pinggir kota, Lily bahkan tidak menyangka bahwa tokoh utama yang kejam di masa depan pernah tinggal di tempat seperti ini.

"Apakah ini benar-benar rumahmu ? Dengan siapa kamu tinggal??." Dia terus menyalakan hal-hal biasa menurutnya tetapi bocah itu bahkan tidak menjawabnya,

"Aku akan menyiapkan makan ringan dulu." Bahkan setelah masuk ia masih saja tidak percaya, ini bahkan tidak bisa di katakan sebagi rumah, kau tau dapur, ruang tamu, dan kamar tidur menyatu tanpa ada pembatas dan dari apa yang terlihat sepertinya tokoh utama kita tingal sendiri.

Setelah membersihkan debu Yang ada di lantai dia duduk di atas kasur sambil melihat ke arah langit-langit, tetapi entah kenapa itu membuatnya ingin tidur lagi.

"A-ana maaf tidak banyak makanan yang ku punya dan hanya ini yang tersisa." Lama tidak mendengar jawaban akhirnya dia memberanikan diri untuk melihat kedepan, dan dia melihat bahwa gadis itu tertidur lelap di kasur keras miliknya dengan posisi memegang lutut.

"Mungkin dia kedinginan, tapi, aku bahkan tidak memiliki selimut extra." Dia terus berpikir agar tidak membuat orang yang tidur dengan lelap itu kedinginan, lalu dia mencoba mnegobrak-abrik lemari dan mencoba menemukan sesuatu yang bisa menghangatkan tubuh.

"Aku hanya mempunyai ini," dan tanpa pikir panjang dia langsung menyelimuti gadis itu dengan rapih.

"Melihatnya dengan dekat seperti ini membuatku tidak tahan, aku tidak berpikir bahwa gadis seperti dia akan mau dengan orang sepertiku." Ucapnya dengan murung lalu kembali ke meja kecil dengan semua tugas yang di berikan oleh guru.

Sementara itu Lily sedang berdiskusi dengan sistem.

"Jadi maksudmu, plot akan berjalan setelah 2 hari kedepan, lalu apa yang harus aku lakukan dengan sisa waktunya."

Anda mungkin bisa membantu meluruskan jalan pikiran Tokoh utama dan membantunya melewati hari-hari yang suram, itu mungkin cukup untuk menyelamatkan nyawamu di 3 tahun kedepan.

"Benarkah, tapi apa yang harus ku lakukan, dia bahkan tidak mau melihatku, padahal tingginya hanya 10 centi lebih tinggi dariku." Dan sebenarnya Lily juga ingi. Protes kalian tahu tingginya di masa lalu 155 dan setelah bertransmigrasi itu menurun sebanyak 5 centi!!!. Apa apaan itu membuatnya tambah kesal saja.

Yah, ketika anda dekat dengan tokoh utama, mungkin anda juga bisa membuat kemajuan plot sedikit lebih cepat dengan mengetahui informasi dari nya.

"Terserahlah, nanti akan ku lakukan "

Tuan rumah mengapa anda terlihat murung, bercerita lah saya pasti aka mendengarkan ^^

" Kau tau sebenarnya dunia ini sama saja dengan dunia ku tetapi, aku rindu dengan celotehan bunda, teman-teman gesrekku apalagi si Adam dan lagi aku ingin atau apakah aku sudah mati di dunia sana, padahal aku belum bisa membahagiakan bunda, dan lagi aku ini selalu saja menjadi beban untuknya, aku juga belum membereskan tempat tidur ku, aku belum beberes rumah, dan mencuci piring, lalu dengan aku yang tidak bernyawa di sana Bunda pasti sangat kelelahan Tidak ada yang bisa memijit punggung nya , tidak ada yang bisa mendengarkan ceritanya , aku hanya memikirkan itu saja." Andai saja dia menjadi anak yang lebih baik lagi, bunda pasti bangga.

Ibu anda pasti sangat menghawatirkan anda tapi, tuan rumah anda harus bersabar untuk mencapai kemajuan plot dan sampai pada akhir cerita anda pasti bisa kembali ke dunia anda.

"Yah semoga saja."

Dan begitulah akhir dari perbincangan antara Tuan dan sistem. Dan mereka masih menunggu untuk lahir cerah keesokan harinya......

----------------------------------------------------------

Geje ya kawan tapi tak pa semoga ceritanya terus berkembang dan banyak peminat!!.

Mungkin segini aja, sampai juga di next chapter lope lope semua ❤️

Oiya jangan lupa vote and komen yaw👌🐱
Bay bay....

Oiya jangan lupa vote and komen yaw👌🐱Bay bay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Damn TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang