10. Jemputan Paksa

35 5 0
                                    

HAPPY READING

༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶

Reida tersenyum lebar ketika sudah membantu wanita tua tersebut menyebrang jalan.

"Makasih ya nak," Ucap wanita tua tersebut.

"Iyaa nek, sama-sama Reida tinggal dulu ya." Jawab Reida dengan ramah.

"Sekali lagi makasih ya, semoga nak Reida selalu bahagia."

"Aamiin, makasih nek."

Serasa wanita tua tersebut telah aman, Reida pamit lalu segera berjalan kearah penjual bubur ayam. Perutnya sejak tadi terus berbunyi.

Sebenarnya Reida malas mencari makanan seperti ini, karena tidak ada makanan di rumah dan Reida malas memasak jadi ia memilih mengorbankan uang sepuluh ribu yang satu-satunya uang di dompetnya untuk membeli bubur ayam.

"Heyyy Mang Arul kembarannya Mang Irul, bubur ayamnya satu dong," Kata Reida semangat.

"Siap neng Reida, makan di sini apa di bungkus."

Reida terlihat berpikir. Jika ia membungkus bubur ayamnya di pastikan Kiano akan meminta makanannya. Demi hal itu tidak terjadi Reida sudah memutuskan.

"Makan di sini aja Mang."

"Bentar ya Neng."

"Siap Mang," Balas Reida memberi kedua jempolnya lalu duduk di kursi sambil memainkan ponsel nya.

Karena terlalu fokus Reida sampai tidak sadar seseorang berdiri di depannya. Masih lengkap dengan helm.

"Eh mas yang tadi, ada yang ketinggalan?"

Reinaldo menggeleng. "Pesan buburnya satu lagi makan disini," Ucap Reinaldo.

Reida terdiam lalu mendongak keatas menemukan Reinaldo yang juga melihat kearahnya. Seketika Reida langsung memasang wajah kesalnya.

"Ngapain lo?! Ngikutin gue?!" Tanya Reida galak.

Reinaldo tidak menjawab pertanyaan Reida. Cowok itu duduk di sebelah Reida membuat gadis itu langsung menggeser tubuhnya.

"Ngapain deket-deket, sana!"

Reinaldo menghembuskan napas pelan dan kembali memilih tidak menjawab pertanyaan cewek itu. Ia meletakan helm di kursi kosong sebelahnya.

Bubur pesanan mereka datang. Mereka makan dalam diam. Sesekali Reida melirik tajam kearah Reinaldo. Pas sekali Reinaldo melihat kearahnya membuat Reida langsung fokus memakan bubur ayamnya dengan pelan.

Sebenarnya Reida sangat lapar, ia sangat ingin memakan bubur ayam itu dengan rakus. Tapi karena di sini ada Reinaldo ia harus menjaga image nya.

"Kenapa liatin gue?" Tanya Reinaldo.

"Idih, geer banget bang di liatin, emang situ artis!"

Reinaldo mengangkat bahunya acuh lalu berdiri untuk membayar buburnya yang baru saja ia makan dan menyerahkan uang sesuai harga pesanannya.

"Bagus sebaiknya lo pulang sana!" Usir Reida terlampau kesal.

Setelah sudah cowok itu dengan sengaja duduk di sebelah Reida membuat gadis itu langsung membulat nya matanya lebar-lebar. Rencana ingin bebas makan tanpa menjaga image di depan cowok itu pupus sudah.

"Kenapa duduk lagi, balik lo!"

Reinaldo diam lalu mengeluarkan ponselnya dari saku lalu menyerahkan ponselnya kepada Reida.

REINALDO [ON GOING]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora