1. Reinaldo dan Reida

71 12 4
                                    

Siap baca bagian pertama?

Sekali lagi
Selamat datang di lapak baru🤗

Happy Reading✨

****

Seorang gadis dengan rambut yang ia kuncir kuda dan baju seragam sekolah di keluarkan sedang berhadapan dengan Ibu Susan selaku guru BK di SMA BAGASKARA.

"Kamu tau kesalahan apa yang kamu perbuat Reida?" Tanya Bu Susan dengan santai tapi tajam.

"Bikin Pak Solihin jatoh," Balas gadis yang bernama Reida itu dengan lugunya membuat Bu Susan harus sabar dengan kelakuan anak muridnya satu ini

Bagaimana tidak, Reida dengan sengaja nya menarik kursi saat Pak Solihin ingin duduk. Bukannya bertemu kursi malah terduduk kelantai membuat Pak Solihin sakit pinggang saat ini.

"Kamu itu perempuan Rei masa kelakuan kamu kaya laki-laki, kamu itu pinter Reida sayang kalo otak kamu pintar tapi kelakuan kamu gak patut di contoh," Ucap Bu Susan panjang lebar menasehati gadis itu tapi Reida malah bersenandung pelan membuat Bu Susan naik pitam seketika.

"KAMU DENGER IBU APA ENGGAK REIDA?!" Bentak Bu Susan dengan suara cempreng nya.

"Denger Bu," Ucap Reida dengan malas lalu keluar dari ruangan BK tanpa pamit kepada Bu Susan.

"Ets kemana kamu? Kamu tau hukuman apa yang Ibu kasih?"

Reida menghentikan langkahnya lalu berbalik berhadapan dengan Ibu Susan yang melihatnya dengan tatapan garang.

"Bersihin lapangan lagi kan Bu? Ibu tenang aja saya udah tau," Ucap Reida lalu langsung keluar dari ruangan BK.

"Astagfirullah," Ucap Bu Susan sambil mengusap dadanya.

****

Reida yang baru sampai di lapangan SMA BAGASKARA langsung mengambil sapu dan membersihkan lapangan luas itu sendirian. Gadis itu sudah terbiasa, menurutnya ini hanya seujung kukunya. Hampir tiap hari gadis itu kena hukuman membersihkan lapangan, maka dari itu ia sudah hapal dengan hukumannya dan terbiasa.

"Eh itu Reida kan?" Tanya seorang perempuan kepada temannya.

"Iya iya lah siapa lagi kalau bukan Reida, tuh cewek kan udah langganan kena hukuman," Ucap teman perempuan itu membuat Reida langsung menatap tajam dua orang itu.

Dua perempuan yang mendapat tatapan tajam dari Reida langsung pergi karena takut kena amukan gadis itu.

Setelah kedua perempuan itu pergi Reida kembali melanjutkan hukumannya dengan mulut yang tidak bisa diam.

"Beraninya cuma di belakang kalo di depan malah kicep," Omel Reida sambil menyapu daun kering yang berserakan di pinggir lapangan.

"Di hukum lagi lo?" Tanya Dela teman Reida dan Hani di sebelah Dela.

"Biasa," Balas Reida.

"Lo kalo mau kena hukuman jangan guru-guru jadi sasaran lo," Ujar Dela hanya di balas Reida dengan mengangkat bahu.

"Lo gak capek apa di hukum terus hampir tiap minggu, lo jadi tukang sapu tau nggak," Ucap Hani lalu duduk bersama Dela di kursi yang tidak jauh dari Reida berdiri.

"Hari gue gak berwarna kalo gue gak di hukum," Ucap Reida membuat Dela dan Hani hanya menggelengkan kepalanya. Setiap di tanya seperti itu pasti Reida membalasnya dengan kalimat harinya tidak berwarna jika gak kena hukuman.

REINALDO [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang