🌙ㅣ24. Hanya Sekedar Pengganti

115K 12.4K 165
                                    

''Semua pasti akan berubah seiring dengan berjalannya waktu.
Jangan berharap semua akan tetap sama seperti dulu''

Rembulan tak sengaja berpapasan dengan Alvaro di depan pintu kelas saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rembulan tak sengaja berpapasan dengan Alvaro di depan pintu kelas saat ini. Niatnya ingin pergi ke toilet sebelum bel sekolah berbunyi, tapi niat itu mendadak menghilang saat ia melihat keberadaan Alvaro, karena pagi tadi lelaki itu tak ada di rumah, bahkan Alderion juga tak ada. Laila hanya mengatakan padanya bahwa kedua kakaknya itu berada di luar. Namun tak menjelaskan lebih detail di mana tepatnya.

"Kak." Rembulan refleks memanggil, ada binaran di bola matanya saat bertemu Alvaro. "Kakak sama kak Rion baik-baik aja 'kan?"

Alvaro melirik Rembulan dengan ujung matanya, tanpa mau menanggapi ia langsung berjalan melewati Rembulan begitu saja, menuju ke bangkunya yang kosong, kembarannya pasti tidak akan masuk hari ini karena kejadian semalam.

Mengenai kejadian itu, Alvaro terkejut, Alvano mengalami hal yang sama seperti dulu. Semalam ia ingin membantunya sebagai sosok kakak kembar, tapi tak bisa. Alvaro tidak tahu harus melakukan apa karena tahu dirinya adalah penyebab utama permasalahan.

Tanpa Alvaro sadari, Rembulan mengikutinya, gadis itu berdiri di sisi meja Alvaro. Mulut Rembulan tertutup rapat belum mengeluarkan kata, sebab ia tahu Alvaro tak mau diajak bicara jika lelaki itu tak memulainya lebih dulu.

Hingga akhirnya Alvaro menoleh, mengerutkan kening kala mereka bertatapan. "Apa?"

Rembulan mengerjap, ia membenarkan letak kacamatanya sejenak. "Kakak hari ini pulang ke rumah 'kan? Mama nanyain, Mama juga nyuruh Bulan buat bilang ke kakak, nanti pulang, jangan pergi lagi."

Kedua mata Alvaro terpejam, tangannya memijat pangkal hidungnya menghalau pusing yang datang. Mengingat kejadian semalam membuatnya kesal setengah mati. Kesal dengan dirinya, kesal dengan Papanya, dan kesal pada semua yang terjadi. Semuanya membuat Alvaro ingin menghilang, melarikan diri dari dunia ini.

Apalagi begitu ia mengingat dua sosok di masa lalu, dan dua sosok yang sekarang hadir dalam hidupnya.

Emosi Alvaro jadi kembali naik. "Lo bilangin ke dia, gak ada gunanya nyuruh gue ini itu. Ini hidup gue, bukan dia yang atur."

Jawaban dari Alvaro mengejutkan, karena kalimatnya yang panjang, namun juga menyakitkan. Rembulan meremat almamater seragamnya, menghindari tatapan Alvaro.

"Mama peduli sama kakak. Dia takut kakak kenapa-napa, Mama gak ada niatan buat ngatur kakak. Dia cuman--"

"Mending lo diem!" suara Alvaro mengeras, menarik perhatian yang ada di kelas, apalagi begitu telunjuk Alvaro terarah tepat pada Rembulan. "Lo dan nyokap lo itu gak ada artinya buat gue! Asal lo tahu, bokap gue juga cuman nganggap kalian pengganti. Bukan siapa-siapa. Kalian itu pengganti dari apa yang hilang di sana! Ngerti, lo?!"

4 Brother'z | Open POTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang