-duapuluhtiga-

0 2 0
                                    

Setelah bersiap-siap, Bimbo menjemput April di rumahnya. Cewek itu meminta Bimbo untuk mengantar ke pasar, katanya dia tahu tempat untuk beli bahan-bahan buat bikin kue. April pernah ke sana dengan Mamanya.

Di pasar, Bimbo hanya mengekori April. Seperti suami yang lagi nemenin istri belanja. Atau anak cowok yang nemenin Ibunya belanja. Sumpah, Bimbo belum pernah ke pasar sebelumnya bareng cewek. Dia juga belum pernah merasakan bagaimana rasanya menemani Ibunya belanja.

“Menurut kamu nanti aku bikin tema kuenya warna apa ya?” tanya April.

“Terserah lo aja.”

“Em... Mama suka warna ungu, tapi menurut aku warna ungu buat kue itu nggak terlalu bikin menarik. Kayaknya aku mau warna merah aja deh, bikin red velvet gitu.”

Bimbo hanya mengangguk. Hari itu, dia banyak sekali mendengarkan April berceloteh sendiri. Dia terlalu excited dengan hari ulang tahun mamanya. Bimbo senang, karena dia bisa menemani April untuk mempersiapkan ulang tahun untuk wanita yang melahirkannya.

Bimbo belum pernah seperti itu.

Selain bikin kue, April juga katanya pengen sedikit menghias tempat untuk acara kejutannya nanti. Dia mengajak Bimbo untuk pergi ke sebuah toko hiasan. Betapa terkejutnya Bimbo saat dia berpapasan dengan Gista yang tengah berbelanja dengan Ibunya.

Hanya Gista yang menyadari kehadiran Bimbo, sementara Ibunya sedang sibuk memilih barang yang akan dibeli.

Gista tersenyum. Sementara Bimbo sudah salah tingkah. Wajah Bimbo mendadak pucat, keringat menetes di pelipisnya.

“Hai,” sapa Gista. Bimbo menjawabnya dengan terbata-bata.

“Aku jadinya nemenin Ibu belanja deh ke pasar,” cerita Gista. Bimbo yakin, Gista menyadari kehadiran April yang bersamanya. Tapi cewek itu tidak sedikitpun menyinggung soal April.

Bimbo tidak tahu harus ngomong apa. Untung saja Ibunya Gista sudah mengajak untuk pergi tanpa melihat Bimbo. Gista akhirnya pamit.

Meski melihat wajah Gista yang banyak tersenyum tanpa beban, tapi Bimbo jadi merasa sangat bersalah dan sesak.

Di belakangnya, April menepuk pundak Bimbo. Menyadarkan cowok itu yang sedikit melamun. “Ayok!” ajak April.

Anehnya, April juga tidak menyinggung soal Gista. Bahkan sampai pulang, sampai mereka membuat kue bareng dan menyelesaikan acara ulang tahun Mamanya April.

Seakan semesta tengah menyelamatkan nyawa Bimbo, memberinya kesempatan yang sangat-sangat berharga.

[end] SS (3) - SEBUAH NAMA DI HATINYAWhere stories live. Discover now