"Lo alergi cowok?"

Airin melirik malas tanpa berniat menjawab.

"Gue mau minta maaf, gara-gara gue lo sama Ara jadi gak deket."

"Gue gak ngerasa deket sama dia."

Munafik?

Jelas, ketika otak, hati dan mulut tidak saling bekerja sama.

Yang sebenarnya Gemini satu-satunya orang yang dekat dengan Airin setelah dia.

Dia siapa? Sudah jelas sahabat kecilnya.

"Gak usah munafik, liat sekarang, lo sendirian. Tapi ga pa-pa, tambah enak jadinya, jadi gue bisa berduaan sama lo."

Hei?! Tengil sekali orang di sampingnya ini.

"Mending lo pergi."

"Nanti lo sendirian, mending sama gue, gue cakep, sapa tau lo jadi suka sama gue, jadi gue 'kan gak suka sepihak," ucapnya santai.

Airin bergidik, ada orang yang seperti ini ternyata, ia kira orang dengan modelan seperti ini hanya ada di dunia fiksi.

"Receh banget hidup lo!" cibir Airin.

"Emang iya?" ujarnya sok polos, "receh tapi ganteng ya?" lanjutnya lalu terkikik geli.

Airin berdecih. "Mending lo pergi deh, Ge!" usirnya untuk kedua kalinya.

Gesa tertawa ringan. "Gue suka cara lo manggil gue."

Biasanya yang lainnya memanggil namanya dengan sebutan, 'Sa' atau 'Gesa'.

Lain dengan Airin yang menyebutnya 'Ge'.

Airin beralih memalingkan wajahnya menatap Gesa yang di sampingnya.

"Gue manggil lo pake nama lo, apa yang disukain?! Aneh!"

"Aduh cantiknya, dari tadi dong ngadep sini, gue 'kan jadi gampang liatin lo-nya."

See? Menurutnya makhluk di depannya ini aneh.

Kalimat yang dilontarkan tidak sesuai dengan apa yang seharusnya dijawab.

Yang dipikiran Airin itu, Gesa akan menjawab definisi kata suka itu dari bagian apanya, namun kenyataannya dia mengatakan dirinya cantik? Sial, tengil sekali orang di depannya ini.

Lihat, sekarang Gesa sedang menatapnya dengan senyum lebar. Lama-lama Airin bergidik ngeri.

"Lo bisa gak sih? Gak usah senyum-senyum kayak gitu," tegurnya.

"Kenapa? Tambah manis ya? Tambah ganteng? Gak usah dikasih tau, gue tau kok gue ganteng, ganteng banget malahan, cuma gue gak sombong jadi gue pura-pura aja kalo gue ini biasa aja."

Lagi-lagi Airin dibuat jengah. Gesa memang aneh.

"Sinting!" pungkasnya lalu berdiri.

Baru saja dua langkah, tangannya tercekal membuatnya berhenti.

"Lo salting ya? Gak kuat kalo berduaan sama gue? Soalnya gue gantengnya kebangetan, iya 'kan?"

Sudut Rasa (On Going)Место, где живут истории. Откройте их для себя