Keenam preman itu langsung berdiri, berlari menuju motor mereka dengan tertatih, hari ini mereka kalah telak dengan seorang pemuda.

Pemuda itu berjalan menghampiri Jenner yang sedang bersandar di moncong mobil sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit.

"Kau terluka?" Tanyanya.

Jenner menggeleng lalu menatap pemuda tampan itu "terimakasih"

"Bukan masalah. Aku Na Jaemin" Ucapnya sambil mengulurkan tangan.

Jenner menerima uluran tangan itu dengan senang hati "kim seokjin"

"Bagaimana kau bisa berurusan dengan mereka?" Tanya Jaemin sambil menyodorkan sebungkus tisu kepada Jenner.

Jenner hanya melihat bungkus tisu itu dengan bingung, membuat Jaemin tersenyum kecil.

"Hidungmu berdarah" Ucapnya.

"Ah.. Terimakasih" Ucap Jenner cepat lalu segera mengelap darah itu dengan tisu.

"Bagaimana kau bisa berurusan dengan mereka?" Kata Jaemin mengulang pertanyaannya.

"Aku tidak mengenal mereka, tiba tiba mereka mencegat ku dan langsung menyerang begitu saja. Kau tahu siapa mereka?"

Jaemin menghela nafasnya "orang yang tadi hampir menendang mu itu namanya ken, dia pemuda berandal dan memiliki anak buah yang lumayan banyak"

Jenner yang mendengar itu hanya bisa termangu, dia tidak tahu siapa itu ken tapi kenapa mereka menyerangnya? Apakah seokjin punya masalah dengan orang itu?

"Kau pucat jin, perlukah ku antar ke rumah sakit?" Tanya Jaemin khawatir.

"Tidak perlu, aku baik baik saja. Aku harus segera pergi"

"Baiklah, hati hati"

Jenner mengangguk, lalu masuk kedalam mobilnya dan pergi dari sana. Sedangkan Jaemin masih disana, menatap mobil seokjin hingga hilang dari pandangan dengan senyum tipisnya.

"Senang melihatmu sudah sadar jin"
-
-
-
-
Jenner memasuki rumah dengan langkah gontai, kepalanya masih sakit sedangkan wajahnya sudah dipenuhi lebam. Jujur saja benaknya masih bertanya tanya, apakah seokjin mengenal ken? Bagaimana seokjin bisa mengenal preman seperti ken itu?

"Astaga seokjin-ah, apa yang terjadi!?" Tanya Anh ahjumma panik saat melihat wajah majikannya babak belur.

"Aku tidak apa apa ahjumma" Ucap Jenner menenangkan.

"Tidak apa apa bagaimana? Ayo ahjumma obati ya"

Jenner hanya mengangguk, kepalanya benar-benar pening sekarang.

"Yaudah, sekarang kau ke kamar ya, nanti anh ahjumma kesana" Ucap anh ahjumma lalu pergi untuk mengambil kotak p3k

Jenner melangkah menuju kamarnya, tubuhnya yang serasa remuk redam itu dia rebahkan ke ranjangnya yang empuk, tanpa membersihkan tubuhnya atau mengganti pakaiannya dia langsung menutup ke dua matanya, sungguh tiada hari tanpa kesialan baginya!

Suara pintu yang terbuka tidak membuat atensi Jenner teralihkan, pemuda itu tetap saja memejamkan matanya, bahkan saat anh ahjumma melepas sepatu dan menyelimutinya,matanya masih saja tertutup. Entah terlalu lelah atau sudah tidur? Anh ahjumma juga tak tahu.

Mungkin Jenner terlalu lelah sampai tertidur, terbukti dari deru nafasnya yang teratur dan dengkuran halus yang keluar dari bibirnya. Anh ahjumma mulai membersihkan dan mengobati luka seokjin dengan hati hati, takut jika sang majikan akan bangun. Anh ahjumma yang melihat wajah babak belur seokjin hanya bisa menghela nafas pelan.

The Transmigration Of Badboy (kim seokjin) ENDМесто, где живут истории. Откройте их для себя