𝑺𝑯𝑹𝑮 | 09

316 136 72
                                    

"𝑨𝒌𝒖 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒕𝒂𝒖 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒂𝒑𝒂, 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒂𝒌𝒖 𝒚𝒂𝒌𝒊𝒏 𝒓𝒆𝒏𝒄𝒂𝒏𝒂 𝒕𝒖𝒉𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒔𝒕𝒊 𝒍𝒖𝒂𝒓 𝒃𝒊𝒂𝒔𝒂"

𝓐𝓷𝓬𝓮𝓵𝓵 𝓛𝓸𝓸𝓿𝓪𝓷𝔂 𝓣𝓻𝓲𝓪𝓷𝓽𝓲𝓬𝓪

"𝑻𝒂𝒑𝒊 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒔𝒊𝒏𝒈𝒌𝒂𝒕 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒕𝒂𝒎𝒂𝒕"

𝓔𝓻𝓵𝓪𝓷𝓭 𝓐𝓵𝓭𝓮𝓿𝓪𝓻𝓸 𝓦𝓲𝓭𝓱𝓲𝓫𝓻𝓪𝓽𝓪

Aroma semerbak khas obat obatan menusuk indera penciuman, kini di ruangan serba putih ini terdapat seorang cowok tengah terbaring lemah diatas brankar rumah sakit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aroma semerbak khas obat obatan menusuk indera penciuman, kini di ruangan serba putih ini terdapat seorang cowok tengah terbaring lemah diatas brankar rumah sakit. Berada di salah satu ruangan VVIP membuatnya beristirahat dengan tenang tanpa ada gangguan dari pasien lain.

Ceklek

Suara pintu terbuka menampilkan sosok wanita paru baya dengan dress merah maroon nya yang membuatnya tampil seperti anak muda

"Hai sayang Mama dateng nih bawain kue cokelat kesukaan kamu" ucapnya sambil mendaratkan bokongnya di kursi samping brankar

Jihan mengusap lembut rambut putra kesayangannya itu "kamu bangun dong, nggak cape apa tidur terus, Mama kangen tau"

Sudah terhitung 3 hari semenjak kejadian naas itu Arga belum juga sadarkan diri, walaupun sebelumnya Arga sempat berada di ruangan ICU tetapi akhirnya Dokter menyatakan kondisinya sudah stabil hingga akhirnya Arga dipindahkan ke ruangan rawat inap VVIP ini.

"Shit! Mati aja Lo biar gue ngga ada saingan lagi" sumpah serapah seseorang dengan setelan serba hitam dibalik jendela ruangan Arga

Berbeda dengan Arga yang sampai saat ini masih belum siuman, Gerlan yang merupakan sama sama korban sudah sehat bugar bahkan kabarnya besok sudah diperbolehkan pulang.

Ia terduduk diatas brankar "Lan, gimana keadaan Arga sekarang?" tanyanya sambil memakan jeruk yang baru selesai ia kupas

Erland berdehem untuk menetralkan suaranya akibat terlalu lama diam "Masih sama kaya kemarin, belum siuman sama sekali" balasnya masih setia diposisinya yang bersandar di kepala sofa sambil mendongakkan kepalanya ke langit-langit ruangan

"Nanti kalo Gamma sama Rigen dateng kita ke ruangan Arga bareng bareng ya"

Hanya dibalas deheman oleh Erland, setelahnya terjadi keheningan diruangan itu

𝐒𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚 || 𝐑𝐞𝐭𝐫𝐨𝐮𝐯𝐚𝐢𝐥𝐥𝐞𝐬Where stories live. Discover now