𝑺𝑯𝑹𝑮 | 03

621 383 359
                                    

"𝑨𝒌𝒖 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒌𝒆𝒓𝒂𝒔 𝒎𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒍𝒆𝒑𝒂𝒔 𝒓𝒂𝒈𝒂𝒎𝒖 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒈𝒆𝒏𝒈𝒈𝒂𝒎𝒂𝒏𝒌𝒖, 𝒏𝒂𝒎𝒖𝒏 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒐𝒓𝒊 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈𝒎𝒖 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒅𝒆𝒌𝒂𝒑 𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒅𝒊 𝒋𝒊𝒘𝒂𝒌𝒖"

𝓐𝓻𝓰𝓪𝓷𝓲𝓮𝓵 𝓒𝓪𝓵𝓿𝓲𝓷𝓸 𝓡𝓪𝓳𝓮𝓷𝓭𝓻𝓪

    Rooftop dengan ruang terbuka yang berfasilitas meja dan sofa kini sudah penuhi oleh anggota inti Vandalas, suasana yang menenangkan menjadikan tempat ini persinggahan favorit bagi mereka untuk bolos jam pelajaran ataupun sekedar melepas penat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    Rooftop dengan ruang terbuka yang berfasilitas meja dan sofa kini sudah penuhi oleh anggota inti Vandalas, suasana yang menenangkan menjadikan tempat ini persinggahan favorit bagi mereka untuk bolos jam pelajaran ataupun sekedar melepas penat.

"Bos, nggak pegel apa tuh kaki dari tadi mondar mandir mulu udah kaya pengawas ujian aja" ujar cowok yang diketahui bernama Gamma

Tidak ada sahutan dari sang Bos alias Arga. Cowok itu sedang sibuk mondar mandir ke sana kemari sembari sesekali melirik benda yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Sudah lewat jam istirahat" lirihnya mendecak kesal

Kini mereka kecuali Arga sedang bersantai santai ria di atas sofa dengan ditemani beberapa bungkus rokok yang membuat mood mereka naik.

Berkali kali mereka harus menyisir rambutnya ke belakang menggunakan jemari tangannya untuk merapikan rambutnya yang berantakan akibat terombang ambing oleh hembusan angin

Namun semilir angin yang berhembus tidak cukup untuk meredam emosi Arga "Berani Lo ngga dateng, siap siap aja nerima kejutan dari gue" gumamnya dengan penuh kemurkaan

Lalu dimana Shasa sekarang, apakah dia mengurungkan niatnya untuk memenuhi permintaan Arga, entahlah bahkan dari semenjak kejadian itu sampai detik ini omongan Arga masih terngiang ngiang di pikirannya.

Di sisi lain tepatnya di dalam kelas XI MIPA 1, Shasa sedang menimbang nimbang niatnya yang akan datang ke rooftop untuk memenuhi permintaan Arga.

~Duh gimana nih gue bingung banget, dateng nggak ya. Kalo gue nggak dateng nggak bakal dibunuh juga kan, ah palingan juga mereka udah lupa. Mana sempet mereka ngurusin hal sepele seperti ini~ tutur Shasa dalam batin

"Sha, kantin yuk" ajak Prisca yang tak kunjung menerima balasan "Sha?" Ulangnya lagi tapi masih tak kunjung direspon

"SHASA!" panggilnya lagi sedikit meninggikan suaranya agar terdengar oleh Shasa

"EH, iya iya kenapa Pris?" jawab Shasa kelabakan karena terkejut

"kantin"

𝐒𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚 || 𝐑𝐞𝐭𝐫𝐨𝐮𝐯𝐚𝐢𝐥𝐥𝐞𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang