16. •Saingan•

Start from the beginning
                                    

Jasmine yang takut hanya menunduk, Olivia hampir menamparnya, jika tangan Aleo tidak mencegahnya terlebih dahulu. Dengan rahang yang mengeras dan tatapan yang tajam, laki-laki itu menghempas tangan Olivia kasar.

"Lo apa-apaan sih, Liv!?" Bentak Aleo marah. Olivia yang dibentak, hanya bisa berkaca-kaca, ia tak mau kalah begitu saja.

"Dia ganjen! Aku nggak suka!"

"Gue kan udah pernah bilang, kita sekarang nggak ada apa-apa! Pertunangan itu udah dibatalin, Liv!" Jelas Aleo mengingatkan.

Semua orang yang mendengar itu, lantas menatap ke arah Olivia, dia seperti sorotan yang harus di viralkan. Gadis itu terdiam dengan menunduk malu.

"Kalian semua! Masuk kelas dan jangan membuat keributan!!" Teriak guru BK yang melihat semua keributan ini.

Aleo melirik Jasmine, ia memerintahkan perempuan itu agar masuk kelas dan jangan ikut campur lagi. Jasmine yang melihat itu pun mengangguk, dia mengambil kotak makan dan sendok yang tadi dilempar oleh Olivia hingga berserakan, lalu segera pergi dari sana.

Di sisi lain Vero menatap Jasmine curiga. Bagaimana perempuan itu bisa menjaga jarak dengannya, sedangkan sangat dekat dengan Aleo.

××××××

Jasmine berjalan sembari menunduk. Interaksi yang terjadi antara dirinya dan Aleo membuat heboh satu sekolah. Ya bagaimana tidak, laki-laki itu hanya diketahui orang dekat dengan Olivia, belum lagi pikiran orang-orang yang menganggapnya alim ternyata seorang perempuan kegatelan.

Berita mengenai dirinya sedikit mereda, namun berita tentang Olivia yang mulai ramai dibicarakan. Apalagi semua orang bergunjing kepada Olivia yang suka memamerkan bahwa dirinya adalah tunangan Aleo. Tanpa Aleo sadari, perkataannya tadi benar-benar menjadi boomerang sendiri bagi Olivia.

Andai mereka semua tahu tentang dirinya, pasti mulut semua orang akan bungkam. Tapi kalau dipikir-pikir, keadaannya juga yang akan bertambah buruk jika fakta sebenarnya terungkap.

Sampai kapan ia harus menutupi ini? Bukankah sebaik apapun kita menyimpan bangkai, baunya akan tercium juga?

Jasmine menggeleng, tidak, sebelum itu terjadi ia harus pergi dari sekolah ini. Ia tidak mungkin membuat nama Aleo tercemar, apalagi dirinya sendiri, walau semua ini adalah kesalahan Aleo.

"Cih, dasar cewek centil." ujar seseorang saat Jasmine melewati koridor kelas yang sedikit sepi. Jasmine menoleh dan menatap gadis yang berucap itu.

Bella yang ditatap tersenyum sinis.

"Ternyata lo suka sama Aleo juga? Lo mau bohongin dia? Lo itu hamil, dan Lo pengen dia yang tanggung jawab sama bayi lo? Najis." Cecarnya yang sama sekali tidak mengetahui fakta sebenarnya.

"Aleo nggak akan notice lo. Liat diri lo, cantik enggak, kurus, nggak perawan dan hamil anak orang lagi." Bisiknya di akhir kalimat. Jasmine hanya terdiam, dia begini juga tidak lain karena Aleo.

"Olivia memang udah selesai sama Aleo, tapi bukan berarti lo bisa deketin dia. Jauhin Aleo, maka rahasia lo aman sama gue. Ngerti lo?" Jasmine masih diam saat Bella berjalan pergi dari hadapannya.

"Wait, kenapa gue harus larang lo ya? Lagian cewek kayak lo itu bukan levelnya dia, tampang kayak Olivia yang jauh diatas lo aja dia nggak mau, apalagi lo Jas." Timpalnya sembari tersenyum sinis dan berlalu begitu saja.

Jasmine diam, mau sebanyak apapun Bella berbicara, Aleo tidak akan bisa dimiliki siapapun.

×××××

Jasmine menatap pintu coklat yang sedikit rapuh karena termakan usia itu. Dengan modal berani serta tangan yang bergetar Jasmine kembali datang ke rumah ayahnya.

Terakhir kali ayahnya mengalami serangan jantung, namun ia tidak tahu bagaimana keadaan pria paruh baya itu sekarang.

Tanpa ijin Aleo, sepulang sekolah Jasmine langsung ke rumah Roni untuk meminta maaf pada pria itu, namun Jasmine tidak mengetahui apakah Roni akan memaafkannya atau tidak.

Bemo milik Roni masih terparkir rapi dihalaman rumahnya, biasanya setiap pagi Jasmine selalu memberikan secangkir kopi ketika Roni saat akan berangkat kerja, namun beberapa hari ini hubungannya sedang tidak baik, dan Jasmine berniat untuk memperbaikinya.

Tok!
Tok!
Tok!

"Assalamualaikum, ayah." Ucapnya pelan memberikan salam.

Lama menunggu, Jasmine mengetuk kembali pintu itu, hingga muncul seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu tirinya, Zera.

"Assalamualaikum bu-"

"Mau apa lagi kamu kesini hah!?" Semprotnya tiba-tiba membuat Jasmine menutup mata, menahan perih di dadanya.

"Ak-aku cuman mau ketemu ayah, buk." Ucapnya jujur.

"Masih berani kamu lihat ayah kamu!? Kamu nggak tau ya, karena kamu, dia jadi sakit lagi! Mending sekarang kamu pergi dari sini daripada ayah kamu harus sakit lagi karena kamu! Pergi!" Usir Zera dengan wajahnya yang sudah merah padam. Wanita itu lantas menutup pintu rumah dengan bantingan yang cukup keras membuat Jasmine meluruhkan air matanya.

"Aku cu-cuman mau ketemu sa-sama ayah," Tuturnya dengan air mata yang sudah mengalir deras di pipinya.

Dia khawatir sejak Zera mengatakan bahwa ayahnya telah sakit parah. Bisakah Jasmine menjenguknya sebentar? Hanya lima menit, setelahnya Jasmine akan benar-benar pergi.

×××××

Setelah pulang dari rumah Roni, Jasmine berjalan masuk ke dalam rumahnya dengan wajah yang kusut. Hampir beberapa hari ini ia tidak melihat ayahnya, batang hidungnya pun tak bisa Jasmine lihat.

Dia rindu. Namun disisi lain, ia benci pada dirinya sendiri. Ibu tirinya benar, dia anak tidak tahu diuntung dan pembawa aib keluarga. Sebaiknya dia mati, jika ia mati, maka ayahnya tidak perlu menanggung beban aibnya.

Perempuan itu berjalan ke arah kolam renang yang berada di belakang rumah. Kolam renang itu biasanya digunakan oleh Aleo, tubuh laki-laki itu begitu tinggi jadi bisa saja Jasmine tenggelam oleh ketinggian air di dalam kolam karena ia tidak bisa berenang.

Dia berharap, jika ia mati, setidaknya ayahnya tidak pernah menanggung beban hanya untuk menutupi segala aibnya. Aleo pun tak perlu susah-susah untuk bertanggungjawab pada dirinya.

Perempuan itu berjalan terus hingga ia menjatuhkan tubuhnya kedalam kolam. Namun sebelum itu, Jasmine terdiam dia tidak ingin melakukannya, namun dorongan itu begitu besar dan kuat.

Byurr!

"Jasmine! Apa yang lo lakuin!?"

×××××

Ramein vote dan komennya, baru aku bakalan lanjut!!

Jasmine Where stories live. Discover now