🌙ㅣ18. Balapan Liar Malam Ini

119K 12.9K 90
                                    

''Terkadang apa yang sudah direncanakan bisa gagal karena suatu hal yang tidak terduga''

Pukul sepuluh malam, Rembulan masih membuka matanya lebar-lebar, melihat gorden kamar yang berkibar karena jendela terbuka menimbulkan angin berembus masuk ke dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul sepuluh malam, Rembulan masih membuka matanya lebar-lebar, melihat gorden kamar yang berkibar karena jendela terbuka menimbulkan angin berembus masuk ke dalam. Rembulan menyingkap selimut tebal yang membungkus tubuhnya, ia bangkit dan melangkah maju untuk menutup jendela dan menguncinya.

Seharusnya, sekarang ini ia sudah tidur dan sudah menikmati alam mimpinya, tapi karena pikiran-pikiran yang berkecamuk dan juga mengganggu hitungan dombanya, mata Rembulan jadi tidak bisa menutup.

Mengenai pikiran-pikirannya yang mengganggu, sebenarnya Rembulan hanya sedang berpikir keras bagaimana caranya ia meminta maaf pada Alvaro nanti. Ia juga harus memilih waktu yang tepat agar Alvaro tidak merasa terganggu atau marah lagi padanya. Rembulan tidak mau itu terjadi.

Pandangan Rembulan tertuju pada jam dinding berwarna biru yang terletak di samping lemari. Sudah pukul sepuluh lewat lima belas, apa Alvaro sudah tertidur?

Dengan tekadnya yang tinggi, Rembulan beranjak dari tempat tidurnya, ia membuka knop pintu dengan sangat pelan berharap ia tidak menimbulkan suara sekecil apapun. Kepalanya celingak-celinguk, melihat keadaan lantai dua yang nampaknya sepi. Kamar saudaranya yang saling berhadapan pun sudah tertutup rapat. Sepertinya mereka sudah beristirahat.

Alderion pernah bilang, keluarga Zanava tidak berada di luar kamar jika sudah melewati pukul sepuluh malam. Itu adalah sebuah aturan yang sudah ada sejak lama, sejak mereka kecil agar pagi nanti mereka tidak mengantuk atau kesulitan bangun.

Untuk kali ini, semoga Alderion bisa memaafkannya karena sudah keluar kamar padahal jarum pendek jam akan segera menuju ke angka sebelas. Selain itu, tampaknya ini waktu yang tepat agar ia bisa menemui Alvaro tanpa gangguan siapapun.

Rembulan baru saja hendak mengetuk pintu, tetapi pintu terbuka lebih dulu dan menampilkan postur tubuh Alvaro yang lebih tinggi dibandingnya.

Alvaro mengernyit melihat Rembulan di hadapannya, namun ia memilih mengabaikan gadis itu dan melangkah cepat menjauh, menuruni tangga dengan langkah kaki yang dibuat senyap.

Memperhatikan semua itu dalam diam karena masih terkejut, akhirnya Rembulan segera menyusul Alvaro, yang kini sudah membuka pintu rumah bagian belakang. Awalnya Rembulan tidak tahu, Alvaro akan melakukan apa, tapi ketika melihat Alvaro menggunakan pakaian serba hitam lengkap dengan jaket, ditambah meraih sebuah helm, Rembulan tahu lelaki itu hendak pergi ke luar.

"Kak, mau ke mana?" Rembulan sudah berada di samping Alvaro, langkahnya yang cepat serta tak menimbulkan suara itu membuat Alvaro tersentak.

Kening Alvaro mengerut dibalik helmnya. "None of your bussiness," jawabnya lalu naik ke atas motor.

4 Brother'z | Open POTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang