18. Homecoming (C).

19 7 0
                                    

Judul lagu mulmed : Flashlight by Jessie J .

🌠🌠🌠🌠

Hari Sabtu datang lebih cepat dari dugaan ku. Aku pada akhirnya mengikuti saran Belinda untuk melakukan serangkaian perawatan. Padahal ini acara ku namun dirinya dan Grinda super sibuk sejak pagi, seakan ini adalah pesta dansa sekolah mereka.

Mulai dari pergi ke salon di pagi hari. Melakukan sejumlah perawatan, dan tanpa kuduga bakal bertemu Sybill serta ibunya di sana. Aku tak menyangka prosesnya bisa memakan 6 jam sendiri. Oh astaga...aku bahkan sempat tertidur ketika para pegawai melakukan totok pada wajahku.

Aku sempat menghubungi Melisa, rupanya ibunya datang hari itu sehingga dia melakukan perawatan khusus sendiri sehingga menolak ajakan Sybill.

Kemudian sesampainya di rumah, aku menemukan Dhammir baru saja pulang dari kegiatan sesi foto dalam acara parade tengah kota.

Oh ya, aku lupa memberitahu kalian, Homecoming di Muine selalu bertepatan dengan diadakannya hari pangan. Dan tahun ini, seperti sebelum-sebelumnya, Dhammir serta beberapa teman dari tim lacrosse terpilih untuk ikut melakukan arak-arakan di sepanjang tengah kota. Dia bahkan sempat membantu stand limun milik tetangga kami yang notabene hasil penjualannya akan disumbangkan seluruhnya.

Dhammir memberiku sebungkus cake coklat pemberian fansnya yang datang ke acara hari ini. Dia sendiri juga memiliki stand foto khusus. Daniel, kawan Dhammir sekaligus teman kencan Melisa memberitahuku, betapa banyak gadis-gadis rela mengantre hanya demi bisa mengambil foto dengan si pahlawan sekolah sekaligus kapten tim mereka.

"Aku benar-benar jadi monster  coklat hari ini" tukasnya. Sambil berjalan menuju ruang keluarga.

Aku dan Daniel tertawa bersamaan.

Daniel sempat bertanya padaku soal Melisa, dia bilang kesulitan menghubunginya seharian. Dan aku menjelaskan soal 'kegiatan perempuan' gadis itu serta ibunya yang baru saja datang dari luar kota. Akhirnya dia pun memahami. Sebelum semakin sore, Daniel berpamitan karena dia sendiri harus bersiap-siap.

Tepat setengah tujuh malam,   sore bel rumah berbunyi. Dari kamarku aku sudah bisa mendengar  suara bariton-berat milik Arkin menyapa kedua bibi serta pamanku.

Ini aneh, padahal di awal aku tak terlalu menantikan acara pesta dansa ini, namun segalanya berubah di hari aku mendapatkan gaun peninggalan Mom untuk ku kenakan. Euforia seperti remaja kebanyakan mulai menulari diriku.

"Moira. Jemputanmu  sudah  datang" Belinda berteriak dari  arah ruang tamu.

Aku menjawab cepat sambil menatap pantulan diriku untuk terakhir kalinya di kaca.

'Rasanya ini sudah sempurna Moira' kataku pada diri sendiri.

Saat beranjak keluar, di saat bersamaan Dhammir juga membuka pintunya.

Kami sama-sama mematung.

Dia-tampak-memukau-seperti-kapten-Amerika.

Setelan jas biru muda mewah ditambah dengan sengaja membuat rambutnya miring ke satu sisi.

Dhammir sendiri tampak mengamati ku dengan cara sulit di deskripsikan.

"Hai" sapa ku.

Pemuda itu akhirnya baru sadar dari lamunannya. Membalas sapaan ku meski agak kaku. "Kamu cantik" tukasnya.

[COMPLETED] Nefertiti Trilogy (Book #01 : Midnight Sun). Where stories live. Discover now