15. Makan Malam dan Pernyataan.

26 8 0
                                    

Hidupku berjalan baik selama beberapa hari kemudian. Belinda  sudah tiba di mansion Lockwood sejak dua hari lalu. Dia tidak banyak bicara saat datang, hanya memelukku erat serta memastikan aku baik-baik saja. Kemudian dia tidur seharian penuh akibat kelelahan. Dan sesudahnya Belinda bertingkah seakan dia juga pemilik rumah. Benar-benar melebur dengan keluarga Varsghoffh lebih cepat dari dugaan ku serta amat akrab dengan Grinda. Seakan mereka adik kakak yang terpisahkan.

Sekolah berjalan baik, begitu juga dengan masalah percintaan ku. Aku resmi mengumumkan hubunganku dengan Arkin saat makan malam hari ini. Keluarga Aukai mendapat undangan untuk bergabung, begitu juga Aaron serta Jean. Belinda tampak girang saat tahu kalau kami berkencan, dia bahkan menuangkan wine kepada Arkin sebagai bentuk persetujuan.

"Mungkin ini terdengar gila tapi aku langsung tahu kalau kalian kelak bakal bersama, setelah melihat Arkin muda mengekori Moira balita ke mana-mana di saat dia bisa mencium anak gadis tetangga" tukas Belinda asal.

Vlad tersedak, Loah terbahak, Grinda serta Lea tertawa renyah. Dan Arkin, pipinya merona namun lantas dia menjawab bibiku dengan lantang.

"Moira saat itu hitungannya juga anak gadis tetangga. Apa seharusnya kucium lebih awal?".

Belinda mendelik kaget, dan Vlad semakin tidak bisa berkata-kata. Aaron dan Jean tertawa paling kencang sekarang, sementara Arkan hanya memandangi semua orang sambil terus mengunyah sheperd pai terbaik buatan Grinda Lockwood.

Aku sendiri rasanya ingin tenggelam saja saat itu.

Akhir dari makan malam adalah obrolan ringan, meski aku tahu kalau Belinda dan Loah terlihat pembicaraan serius di teras halaman belakang sesudahnya, namun kali itu ku putuskan menahan diri dan bertanya nanti.

Lalu sebuah pernyataan mengejutkan datang dari Dhammir di akhir pertemuan kami. Aku sejak awal tahu ada yang tidak beres dengan pemuda itu, namun terjawab ketika dia bilang pada semua orang kalau.

"Aku dan Sybill berkencan".

Hening seketika.

Arkan jadi orang pertama yang memberinya selamat.

Sementara Jean bertanya tanpa segan. "Apa kota kita kehabisan gadis sehingga kamu harus menerima ajakan kencan anak itu?".

"Oh, Jean, barusan sangat kasar" celetuk Aaron. Tapi dia tergelak.

Dhammir terlihat kesal. "Memangnya kenapa? Apa karena dia hanya manusia fana biasa" nadanya meninggi satu oktaf.

Belum pernah aku melihat Dhammir begitu jengkel. Oh, astaga dia pasti benar-benar menyukainya?.

"Kamu tahu seperti apa dia. Sybill bukan tipe yang akan menerimamu apa adanya setelah dia tahu jati dirimu" sergah Jean.

"Coba lihat, sebuah penghakiman dari seseorang yang 'disebut-sebut sebagai penjaga kebijaksanaan di dunia' " Dhammir membalas. Kedua tangannya terangkat ke udara membentuk tanda kutip. Sepasang netra nya membara.

Jean sudah akan membuka mulut, siap beradu, akan tetapi Arkan segera menahannya. Menariknya mundur dan membawanya keluar rumah.

Loah dan Lea buru-buru minta maaf, sedangkan Grinda tampak berusaha menenangkan putranya.

Arkin menyenggol lenganku, membawa ku menyelinap diam-diam. Akhirnya kami berdua memutuskan berbicara di halaman depan sambil melihat perdebatan antara Jean dan Arkan.

"Baru kali ini aku melihat Dhammir begitu defensif, dan ada apa dengan Jean?" tanyaku sambil melipat kedua tangan depan dada.

"Aku tidak akan bilang, 'maklumi Jean', barusan tindakannya memang salah. Namun belakangan Jean menjadi lebih sensitif. Aku rasa terkait kedatangan bulan tengah malam yang hanya tinggal menghitung hari, atau, ia hanya merindukan keluarganya. Itu saja".

Ucapan Arkin membuatku seketika melemparkan pandangan bertanya ke arahnya.

"Benar juga, sebetulnya ke mana keluarganya?".

Arkin menghela nafas pelan, memainkan pasir di atas tanah memakai satu kaki lalu menjawab. "Di sini dan di sana. Orang tuanya ada di Magisterium, mengawasi seluruh dunia. Dalam artian sesungguhnya. Sedangkan kedua kakaknya....menjadi jantung waktu dunia".

Aku melongo. "Jantung apa?".

Arkin tidak menjawab ku lagi, sebaliknya dia menarik ku masuk ke dalam pelukannya lalu mendekap ku erat. "Nanti kalau waktunya tiba, akan ku jelaskan semuanya, tapi tidak sekarang. Masih belum" bisiknya lembut di atas puncak kepalaku.

Moira yang dulu pasti akan selalu mengejar hingga mendapatkan jawaban dari segala pertanyaannya, namun Muine sudah banyak mengubahku. Dalam artian ini bagus.

Aku mengangguk, dia sedikit memberikan celah. Sudah bersiap menundukkan kepalanya untuk mencium ku ketika Aaron datang dan dengan sengaja terbatuk keras di belakang Arkin.

Arkin refleks bergerak menjauh begitu juga denganku. Memutar bola mata, dia membalikkan badan sambil berkata. "Carilah pacar" gumamnya kesal.

Bibirku tertarik naik, tak bisa menahan tawa.

"Emm, Dude, siapa yang beberapa minggu lalu melarang ku untuk berhenti membawa teman kencan ke rumahku sendiri?" tanyanya sarkas.

"Kamu tidak pernah serius dengan mereka, sejak dulu" Arkin melipat tangan depan dada. Mendengus. "Terakhir kali aku melihatmu begitu tulus pada seseorang adalah sekitar....emm...entahlah.. mungkin aku harus bertanya pada Jean. Kalian sudah bersahabat sejak masa dinosaurus belum punah".

Aaron terkekeh. Melemparkan senyuman mautnya padaku. "Moira berhati-hatilah".

"Soal apa?".

"Jangan memandangiku terlalu lama, nanti kamu jatuh cinta padaku". Aaron mengerlingkan satu matanya ke arahku.

Tawaku meledak. Arkin segera menarik lengannya lalu pura-pura memiting tangan kanannya. Aaron memekik kesakitan yang aku ketahui sebagai sandiwara. Namun tepat saat itulah aku merasakan sesuatu.

Sebuah pandangan ditujukan ke arahku. Begitu kuat meski tidak tajam. Mengikuti insting aku mendongakkan kepala, menatap ke atas. Dan benar saja, aku memergoki Dhammir yang sedang bersandar di balkon depan lantai dua tengah menurunkan pandangannya ke bawah. Menatap lurus ke tempatku berada.

Tapi hanya sesaat. Sebab detik berikutnya Dhammir segera mengangkat wajah, bergerak cepat meninggalkan balkon.

"Moira ada apa?" tanya Arkin.

Menurunkan leher, kulihat Arkin kini mengekori gerakan ku, ikut menatap ke arah balkon, namun tentu saja dia sudah tidak menemukan keberadaan Dhammir di sana.

Firasat ku mendadak menjadi tidak enak. Menggelengkan kepala, aku mencoba tersenyum dan berkata. "Kurasa mulai sekarang aku harus memasang mantra".

"Untuk?" tanya Arkin.

"Mencegah mu mencintai ku terlalu dalam".

Arkin membisu, menatapku tidak percaya. Sementara itu koor tawa bergema dari arah depan serta belakangku. Itu keluarga kami semua ditambah Aaron dan Jean.

"Astaga Moira, tak ku sangka kamu selucu ini" Jean tertawa sambil memegangi perutnya.

Aku menundukkan kepala sambil menggigit bibir serta memainkan satu kaki di atas tanah, sejujurnya merasa malu. Sekaligus bangga. Karena suasana yang tadinya tegang sudah kembali cair. Lalu aku mendengar suara Arkin masuk ke dalam kepalaku, dia mengucapkan terima kasih atas usahaku barusan membuat semua orang gembira.

Menatap matanya lurus-lurus, aku menjawabnya sambil berkata.

'Aku juga mencintai mu'.

Lalu Nephillim tampan itu nyengir lebar seperti baru kali ini mendapatkan pernyataan cinta dari seseorang.

Tunggu dulu...jangan-jangan memang aku yang pertama??.

🌠🌠🌠🌠🌠🌠

[COMPLETED] Nefertiti Trilogy (Book #01 : Midnight Sun). Where stories live. Discover now