02. Si Pengendara.

45 11 0
                                    

"Dia seorang penyihir!" jeritku  melalui ear bud, sementara kedua tanganku sibuk menyetir.

"Apa kamu serius?!" Suara feminim lain balas menjawab ku dari ujung sambungan. Nadanya campuran antara terkejut dan kurang yakin.

     Kedua bola mataku berputar jengah dalam rongga nya. "Apa sekarang Bibi meremehkan kemampuanku?" sedikit tersinggung. "Bibi tahu aku tidak mungkin salah dalam hal ini".

     Belinda menghembuskan  nafas  panjang. "Aneh, satu-satunya keluarga penyihir  di Muine hanya Clockwood saja. Siapa tadi namanya? gadis itu?".

      "Melisa. Abraham. "Aku sangat yakin dia menguasai  elemen api, energinya begitu kuat juga jelas dia amat terlatih".

     Semua bulu halus ku seketika meremang, ketika teringat  perkenalanku  dengan  gadis  itu  beberapa  saat  lalu.

      "Apa dia memiliki semacam tanda di pergelangan tangan  atau di manapun?".

     Aku memutar otak, kilasan  bayangan di dalam kamar  mandi kembali muncul dalam benak. Bagaimana saat aku  berkenalan dengannya, rasa kaget ketika menyadari  jati dirinya. Sampai bagian berlari  menuju parkiran, minggat dari sekolah sambil 'meminjam' mobil milik Dhammir.

      " Aku agak kesulitan mengingat, sebab dia mengenakan kaos v-
neck putih lengan panjang, dan  jeans hitam pas badan. Rasanya aku tidak bisa melihat sesuatu dibalik lengannya meski ada. Dan dia benar-benar tampak  seperti remaja normal pada  umumnya. Auranya bahkan sulit ku lihat menggunakan mata ketigaku" jawabku jujur.

     Terdengar tarikan nafas panjang bibiku dari ujung sana yang tampaknya tak puas  mendengar jawabanku. 

     "Lalu aku harus bagaimana  sekarang?" tanyaku lagi. Pelipis ku mulai berkedut nyeri. Urat syaraf ku menendang-nendang dibalik kulit hingga sakit.

     Sunyi sepersekian detik tak  ada jawaban.

      "Bibi Belinda? Halo??".

     " Tetaplah berteman  dengannya namun kamu harus memberi batasan" akhirnya  dia  bersuara. "Teruslah berhati-hati, kurasa dia pasti juga sudah tahu kalau kau seorang penyihir. Tapi belum sampai tahap memahami siapa dirimu 'sebenarnya'. Sampai aku  mendapatkan informasi lebih lanjut tentangnya, jangan biarkan dia mengetahui soal dirimu lebih mendalam. Paham kan maksudku".

      " Baiklah aku paham. Aku berjanji akan lebih berhati-hati"  jawabku.

     Suara berisik mendadak  muncul dari belakang Belinda.

     "Moira, nanti akan kuhubungi  lagi, kami harus segera rapat sekarang. Dan Moira,jangan  sembarangan memakai  kendaraan orang untuk ngebut! Jangan kabur dari sekolah  seenaknya apapun alasanmu!" serentetan larangan 
dia ucapkan dengan nada tegas.

   Sehaerusnya aku tidak terkejut karena dia bisa tahu apa yang kulakukan bahkan sebelum aku beritahu. Benar-benar seorang warlock sejati.

     Aku mengiyakan satu kali lalu dia memutuskan sambungan lebih dulu.
 
     Belinda  bekerja  untuk  Trimagisterium Wizarding  World, sebagai kepala  perlindungan hak-hak penyihir yang berlokasi di London, Inggris. Ia memiliki dua gelar sebetulnya. Satu di sekolah umum manusia, menamatkan  studi  Universitas  hukumnya  di  Oxford. Sementara satu lagi di sekolah khusus kaum berbakat seperti kami. Trimagisterium upper world.

    Kata Belinda, seluruh  keluarga  Lexxus merupakan  bagian dari kalangan elite  Magisterium. Hanya Dad yang  menolak memiliki posisi di sana  karena ingin menjalani hidup  selayaknya manusia biasa.

[COMPLETED] Nefertiti Trilogy (Book #01 : Midnight Sun). Where stories live. Discover now